PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Menyeruput segar laba bisnis teh Thailand Kamis, 13 April 2017 / 17:15 WIB
JAKARTA. Bisnis minuman tidak pernah berhenti dari inovasi baru. Kali ini sedang tren minuman teh asal Thailand atau sering disebut thai tea. Racikan minuman teh bercampur susu vanila, coklat atau pun kopi ini memiliki rasa khas yang menyegarkan. Siapa pun yang mencoba pasti akan ketagihan.
Tingginya potensi bisnis thai tea pun menarik untuk menjadi ladang bisnis. Salah satu yang mencoba mengambil peluang tersebut adalah Muchamad Dachlan Zaim di Surakarta, Jawa Tengah.
Mendirikan usaha dengan merek Racha Cha Thai Tea pada 2016, Dachlan resmi menawarkan kemitraan awal tahun ini. Adi Satrio, staf marketing Racha Cha Thai Tea menyebut, sudah ada lima mitra yang bergabung di Surakarta dan satu gerai pusat di Surakarta.
"Sementara bulan depan sudah ada 10 mitra yang akan bergabung dan sedang mencari tempat," ujar Adi.
Racha Cha Thai Tea menawarkan paket investasi senilai Rp 8 juta. Mitra mendapat gerobak, bahan baku teh, susu, kopi celup, peralatan usaha, desain gerobak, brosur, roll banner, kartu nama serta pelatihan karyawan.
Mitra juga mendapat aplikasi sistem manajemen gerobak yang ditujukan untuk pemantauan penjualan dan pasokan bahan baku dari pusat. Kemitraan ini bisa berlangsung seumur hidup selama mitra memasok bahan baku ke pusat.
Tidak ada biaya royalti yang dikutip pusat. Menurut Adi Satrio, kelebihan Racha Cha Thai Tea terletak pada bahan baku teh yang asli dari Thailand, menggunakan aplikasi yang bisa menguntungkan mitra, serta modal kemitraan yang terjangkau.
Saat ini ada tujuh varian menu Racha Cha Thai Tea, seperti original thai iced tea, thai milk iced coffee, thai iced, thai iced milo coffee, green tea o, coffee o, dan tea o. Ada pun harga jualnya mulai Rp 5.000 hingga Rp 9.000 per gelas.
Dengan harga jual tersebut, Adi mengharapkan mitra menjual 80 cup per hari. Omzet yang diperoleh capai Rp 16 juta per bulan. Laba bersih dari usaha ini sebesar 50% dari omzet per bulan. Balik modalnya sekitar dua sampai tiga bulan.
Agar target tercapai, mitra disarankan memilih lokasi di pasar, sekolah, kampus, minimarket dan food court mal. Adi menargetkan, bisa menggandeng mitra sebanyak mungkin tahun ini.
Menyeruput segar laba bisnis teh Thailand
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Menyeruput segar laba bisnis teh Thailand Kamis, 13 April 2017 / 17:15 WIB
JAKARTA. Bisnis minuman tidak pernah berhenti dari inovasi baru. Kali ini sedang tren minuman teh asal Thailand atau sering disebut thai tea. Racikan minuman teh bercampur susu vanila, coklat atau pun kopi ini memiliki rasa khas yang menyegarkan. Siapa pun yang mencoba pasti akan ketagihan.
Tingginya potensi bisnis thai tea pun menarik untuk menjadi ladang bisnis. Salah satu yang mencoba mengambil peluang tersebut adalah Muchamad Dachlan Zaim di Surakarta, Jawa Tengah.
Mendirikan usaha dengan merek Racha Cha Thai Tea pada 2016, Dachlan resmi menawarkan kemitraan awal tahun ini. Adi Satrio, staf marketing Racha Cha Thai Tea menyebut, sudah ada lima mitra yang bergabung di Surakarta dan satu gerai pusat di Surakarta.
"Sementara bulan depan sudah ada 10 mitra yang akan bergabung dan sedang mencari tempat," ujar Adi.
Racha Cha Thai Tea menawarkan paket investasi senilai Rp 8 juta. Mitra mendapat gerobak, bahan baku teh, susu, kopi celup, peralatan usaha, desain gerobak, brosur, roll banner, kartu nama serta pelatihan karyawan.
Mitra juga mendapat aplikasi sistem manajemen gerobak yang ditujukan untuk pemantauan penjualan dan pasokan bahan baku dari pusat. Kemitraan ini bisa berlangsung seumur hidup selama mitra memasok bahan baku ke pusat.
Tidak ada biaya royalti yang dikutip pusat. Menurut Adi Satrio, kelebihan Racha Cha Thai Tea terletak pada bahan baku teh yang asli dari Thailand, menggunakan aplikasi yang bisa menguntungkan mitra, serta modal kemitraan yang terjangkau.
Saat ini ada tujuh varian menu Racha Cha Thai Tea, seperti original thai iced tea, thai milk iced coffee, thai iced, thai iced milo coffee, green tea o, coffee o, dan tea o. Ada pun harga jualnya mulai Rp 5.000 hingga Rp 9.000 per gelas.
Dengan harga jual tersebut, Adi mengharapkan mitra menjual 80 cup per hari. Omzet yang diperoleh capai Rp 16 juta per bulan. Laba bersih dari usaha ini sebesar 50% dari omzet per bulan. Balik modalnya sekitar dua sampai tiga bulan.
Agar target tercapai, mitra disarankan memilih lokasi di pasar, sekolah, kampus, minimarket dan food court mal. Adi menargetkan, bisa menggandeng mitra sebanyak mungkin tahun ini.
Reporter Jane Aprilyani Editor Havid Vebri
USAHA IKM
Feedback ↑ x Feedback ↓ x