PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Meneguk peluang basah bisnis teh Thailand Senin, 17 April 2017 / 16:24 WIB
JAKARTA. Minuman teh sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sejak zaman dahulu. Minuman ini bisa ditemui di banyak negara dengan jenis sajian berbeda-beda. Thai tea asal Thailand adalah salah satu jenis sajian teh yang belakangan banyak digandrungi.
Salah satu pemain yang turut mempopulerkan teh Thailand ini adalah Nyot Nyot Thai Tea asal Surakarta, Jawa Tengah. Berdiri sejak tahun 2017, usaha ini resmi menawarkan kemitraan awal April tahun ini.
Lantaran baru menawarkan kemitraan, Nyot Nyot Thai Tea belum berhasil menjaring mitra usaha. Namun, untuk gerai pusat sudah ada dua di Surakarta. Untuk calon mitra, Nyot Nyot Thai Tea menawarkan paket investasi senilai Rp 10 juta.
Mitra akan mendapatkan fasilitas yang terdiri dari gerobak/booth, ice bucket, peralatan usaha, bahan baku susu, creamer, original thai tea, cokelat, green tea, seragam dan pelatihan karyawan.
Kerjasama kemitraan berlangsung seumur hidup selama mitra memasok bahan baku minuman ke pusat. Mitra tidak dikutip biaya royalti oleh pusat.
Irfan Hakim, Marketing Nyot Nyot Thai, mengatakan, yang membedakan Nyot Nyot Thai Tea yaitu kulitas bahan baku yang dijamin unggul dibandingkan pemain lain. Selain itu, harga jualnya pun terjangkau bagi semua kalangan.
Ada tiga varian rasa yang disajikan, seperti cokelat, original dan green tea. Bicara harga tergantung lokasi mitra, namun kisarannya antara Rp 11.000 sampai Rp 15.000 per gelas.
Irvan bilang, mitra yang menjalankan usaha ini ditargetkan bisa menjual minimal 70 cup per hari. Dengan begitu, omzet yang didapat sekitar Rp 33 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya pembelian bahan baku, sewa tempat, gaji pegawai dan biaya operasional lainnya, mitra bisa mendapat laba bersih 80% dari omzet per bulan. Diperkirakan balik modalnya satu sampai dua bulan.
Agar mencapai target omzet, lokasi mitra disarankan berada di dalam mal atau swalayan dengan ukuran ruangan 2 meter x 1 meter dibantu dua pegawai. "Lokasi menentukan omzet," ujar Irvan.
Irfan Hakim, Marketing Nyot Nyot Thai optimistis bisnis minuman teh khas Thailand ini bisa berkembang karena peminatnya memang banyak. Namun, demikian ia tak mau menyebutkan jumlah target mitra usaha tahun ini.
Meneguk peluang basah bisnis teh Thailand
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Meneguk peluang basah bisnis teh Thailand Senin, 17 April 2017 / 16:24 WIB
JAKARTA. Minuman teh sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sejak zaman dahulu. Minuman ini bisa ditemui di banyak negara dengan jenis sajian berbeda-beda. Thai tea asal Thailand adalah salah satu jenis sajian teh yang belakangan banyak digandrungi.
Salah satu pemain yang turut mempopulerkan teh Thailand ini adalah Nyot Nyot Thai Tea asal Surakarta, Jawa Tengah. Berdiri sejak tahun 2017, usaha ini resmi menawarkan kemitraan awal April tahun ini.
Lantaran baru menawarkan kemitraan, Nyot Nyot Thai Tea belum berhasil menjaring mitra usaha. Namun, untuk gerai pusat sudah ada dua di Surakarta. Untuk calon mitra, Nyot Nyot Thai Tea menawarkan paket investasi senilai Rp 10 juta.
Mitra akan mendapatkan fasilitas yang terdiri dari gerobak/booth, ice bucket, peralatan usaha, bahan baku susu, creamer, original thai tea, cokelat, green tea, seragam dan pelatihan karyawan.
Kerjasama kemitraan berlangsung seumur hidup selama mitra memasok bahan baku minuman ke pusat. Mitra tidak dikutip biaya royalti oleh pusat.
Irfan Hakim, Marketing Nyot Nyot Thai, mengatakan, yang membedakan Nyot Nyot Thai Tea yaitu kulitas bahan baku yang dijamin unggul dibandingkan pemain lain. Selain itu, harga jualnya pun terjangkau bagi semua kalangan.
Ada tiga varian rasa yang disajikan, seperti cokelat, original dan green tea. Bicara harga tergantung lokasi mitra, namun kisarannya antara Rp 11.000 sampai Rp 15.000 per gelas.
Irvan bilang, mitra yang menjalankan usaha ini ditargetkan bisa menjual minimal 70 cup per hari. Dengan begitu, omzet yang didapat sekitar Rp 33 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya pembelian bahan baku, sewa tempat, gaji pegawai dan biaya operasional lainnya, mitra bisa mendapat laba bersih 80% dari omzet per bulan. Diperkirakan balik modalnya satu sampai dua bulan.
Agar mencapai target omzet, lokasi mitra disarankan berada di dalam mal atau swalayan dengan ukuran ruangan 2 meter x 1 meter dibantu dua pegawai. "Lokasi menentukan omzet," ujar Irvan.
Irfan Hakim, Marketing Nyot Nyot Thai optimistis bisnis minuman teh khas Thailand ini bisa berkembang karena peminatnya memang banyak. Namun, demikian ia tak mau menyebutkan jumlah target mitra usaha tahun ini.
Reporter Jane Aprilyani Editor Havid Vebri
USAHA IKM
Feedback ↑ x Feedback ↓ x