Ayo Borong Sangkar Burung Buatan Talok, Malang (3)
PELUANG USAHA / SENTRA USAHA Ayo Borong Sangkar Burung Buatan Talok, Malang (3) Rabu, 26 April 2017 / 08:00 WIB
Sentra penghasil sangkar burung di Desa Talok, Kecamatan Turen memang cukup kesohor. Selain terkenal di kalangan masyarakat Malang, sentra ini juga banyak didatangi oleh para pemasok sangkar burung dari berbagai daerah. Selain itu, pembeli pun bisa memesan desain sangkar spesial untuk burung klangenannya.
Vanda Sistian, generasi kedua perajin sangkar di sentra ini menyebut, hampir semua pesanan yang berasal dari pemasok di Bandung membeli kandang dari kayu mahoni dan jati. "Yang paling banyak dipesan sangkar burung murai," ucapnya.
Pesanan sangkar burung murai diakui oleh Vanda kebanyakan untuk koleksi penggemar burung di Bandung. Karena setiap minggu selalu menerima pesanan, Vanda bilang proses pengiriman pun tidaklah sulit. Sebab, pembeli bisa datang dan mengirimkan mobil boks untuk mengambil pesanan. Sementara untuk pengiriman sangkar di luar Jawa seperti Ambon, Palu dan Sumatra dikirim langsung oleh Vanda.
Selama lebih dari puluhan tahun membantu usaha sang ayah, Vanda mengaku tidak banyak mengalami kendala. Dia pun mengaku cukup kewalahan jika banyak pesanan. Dalam seminggu saja, Vanda harus membeli 10 pohon kayu untuk produksi sangkar burung. Belum lagi ditambah cat warna warni.
Ketimbang menjual sendiri, Vanda memang lebih banyak menerima pesanan. Ramainya pesanan ini tak lepas dari bantuan para pemasok sangkar burung di Bandung, yang telah bekerjasama dengan gerainya sejak tahun 2000, pesanan sangkar tak pernah surut.
Agar pesanan tak beralih ke sentra lainnya di Turen, Malang, Vanda selalu memperhatikan kualitas sangkar burungnya. Selain kayu yang kuat, ia juga mempercantik rumah burung ini dengan ukiran dan warna yang memikat.
Generasi kedua yang turut membantu usaha sang ayah menjadi perajin adalah Rudi Hanto. Menurut dia, pamor Desa Talok sebagai penghasil sangkar burung cukup bersaing dengan Desa Gedog yang sudah cukup dikenal lebih dahulu sebagai sentra produksi sangkar burung di Turen, Malang. "Oleh karena itu, rata-rata perajin pun bersaing lewat desain ukiran dan kualitas kayu yang dipakai," imbuh Rudi kepada KONTAN.
Rudi mengatakan, desain yang kerap diukir pada sangkar burung biasanya bertema ukiran wayang Jawa. Tidak hanya menyediakan sangkar dengan berbagai desain ukiran, Rudi juga menjual sangkar burung mentah alias belum dicat. "Tujuannya, agar pembeli bisa berkreasi sendiri dengan sangkar burung yang dibeli. Kebanyakan yang beli sangkar burung mentah atau biasa dari Yogyakarta atau Jakarta," sebut Rudi.
Berbeda dengan perajin sangkar burung lain, salah satu kendala yang dihadapi oleh Rudi untuk mengembangkan usaha adalah keterbatasan modal. Meski telah bekerjasama dengan para pemilik toko sangkar burung, untuk memproduksi dan menggandeng perajin yang bekerja, Rudi membutuh dana yang cukup besar. Untuk mensiasatinya, dia pun mengandalkan pembiayaan dari bank terdekat. "Sebenarnya butuh koperasi untuk memperlancar usaha para perajin disini," kata Rudi.
Ayo Borong Sangkar Burung Buatan Talok, Malang (3)
PELUANG USAHA / SENTRA USAHA Ayo Borong Sangkar Burung Buatan Talok, Malang (3) Rabu, 26 April 2017 / 08:00 WIB
Sentra penghasil sangkar burung di Desa Talok, Kecamatan Turen memang cukup kesohor. Selain terkenal di kalangan masyarakat Malang, sentra ini juga banyak didatangi oleh para pemasok sangkar burung dari berbagai daerah. Selain itu, pembeli pun bisa memesan desain sangkar spesial untuk burung klangenannya.
Vanda Sistian, generasi kedua perajin sangkar di sentra ini menyebut, hampir semua pesanan yang berasal dari pemasok di Bandung membeli kandang dari kayu mahoni dan jati. "Yang paling banyak dipesan sangkar burung murai," ucapnya.
Pesanan sangkar burung murai diakui oleh Vanda kebanyakan untuk koleksi penggemar burung di Bandung. Karena setiap minggu selalu menerima pesanan, Vanda bilang proses pengiriman pun tidaklah sulit. Sebab, pembeli bisa datang dan mengirimkan mobil boks untuk mengambil pesanan. Sementara untuk pengiriman sangkar di luar Jawa seperti Ambon, Palu dan Sumatra dikirim langsung oleh Vanda.
Selama lebih dari puluhan tahun membantu usaha sang ayah, Vanda mengaku tidak banyak mengalami kendala. Dia pun mengaku cukup kewalahan jika banyak pesanan. Dalam seminggu saja, Vanda harus membeli 10 pohon kayu untuk produksi sangkar burung. Belum lagi ditambah cat warna warni.
Ketimbang menjual sendiri, Vanda memang lebih banyak menerima pesanan. Ramainya pesanan ini tak lepas dari bantuan para pemasok sangkar burung di Bandung, yang telah bekerjasama dengan gerainya sejak tahun 2000, pesanan sangkar tak pernah surut.
Agar pesanan tak beralih ke sentra lainnya di Turen, Malang, Vanda selalu memperhatikan kualitas sangkar burungnya. Selain kayu yang kuat, ia juga mempercantik rumah burung ini dengan ukiran dan warna yang memikat.
Generasi kedua yang turut membantu usaha sang ayah menjadi perajin adalah Rudi Hanto. Menurut dia, pamor Desa Talok sebagai penghasil sangkar burung cukup bersaing dengan Desa Gedog yang sudah cukup dikenal lebih dahulu sebagai sentra produksi sangkar burung di Turen, Malang. "Oleh karena itu, rata-rata perajin pun bersaing lewat desain ukiran dan kualitas kayu yang dipakai," imbuh Rudi kepada KONTAN.
Rudi mengatakan, desain yang kerap diukir pada sangkar burung biasanya bertema ukiran wayang Jawa. Tidak hanya menyediakan sangkar dengan berbagai desain ukiran, Rudi juga menjual sangkar burung mentah alias belum dicat. "Tujuannya, agar pembeli bisa berkreasi sendiri dengan sangkar burung yang dibeli. Kebanyakan yang beli sangkar burung mentah atau biasa dari Yogyakarta atau Jakarta," sebut Rudi.
Berbeda dengan perajin sangkar burung lain, salah satu kendala yang dihadapi oleh Rudi untuk mengembangkan usaha adalah keterbatasan modal. Meski telah bekerjasama dengan para pemilik toko sangkar burung, untuk memproduksi dan menggandeng perajin yang bekerja, Rudi membutuh dana yang cukup besar.
Untuk mensiasatinya, dia pun mengandalkan pembiayaan dari bank terdekat. "Sebenarnya butuh koperasi untuk memperlancar usaha para perajin disini," kata Rudi.
(Selesai)
Reporter Jane Aprilyani Editor Johana K.
USAHA IKM
Feedback ↑ x Feedback ↓ x