JAKARTA. Belakangan ini semakin banyak ahli rias wajah yang merambah bisnis rias panggung. Perkembangan usaha ini tak luput dari terus mekarnya bisnis pertunjukan.
Nah, dalam setiap pertunjukan, memerankan karakter seorang tokoh tentu dibutuhkan pendalaman. Untuk menyempurnakannya dibutuhkan dukungan make up karakter yang sesuai. Di Indonesia, tata rias karakter sudah dikenal sejak tahun 1980-an seiring dengan booming-nya dunia perfilman Tanah Air.
Kini, make up karakter semakin berkembang seiring dengan semakin maraknya peran karakter dalam industri perfilman atau pun pertunjukan lain, baik dalam maupun di luar negeri. Tidak hanya itu, perhelatan pesta kostum dan aneka perhelatan lainnya juga semakin banyak digelar.
Melihat besarnya peluang bisnis di usaha ini, Reza Pramez tertarik untuk menekuni profesi make up karakter sejak tahun 2011 lalu. " Usaha ini dua sampai tiga tahun ke depan masih akan bagus asalkan pelakunya harus kreatif," ungkap dia kepada KONTAN, Minggu (21/5).
Laki-laki berkacamata ini mengaku, tidak sulit mempelajari tata rias khusus ini. Dia hanya membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk mempelajari teknik make up dasar. Sedangkan untuk pengembangannya, di mengaku masih terus belajar sampai sekarang.
Bukan saja kemampuan merias, seorang make up karakter juga harus kaya akan ide-ide karakter yang akan diciptakan melalui goresan make up.
Terinspirasi film luar
Dia sendiri banyak terinspirasi dari tokoh-tokoh film luar negeri. Kebanyakan, karakter yang dibuat adalah tokoh setan, monster, dan orang tua. Reza mengaku membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk menyelesaikan satu riasan karakter.
Sedangkan untuk mempelajari karakter baru dibutuhkan waktu sekitar dua minggu sampai satu bulan. Khusus untuk karakter baru, biasanya dibutuhkan proses approvel dari klien. "Ini yang lama karena harus menunggu diterima dulu atau malah ditolak oleh klien," tambahnya.
Untuk bahan tata riasnya, dia mengambilnya dari dalam negeri. Tapi, untuk membuat karakter khusus, didatangkan langsung dari luar negeri.
Dalam sebulan, biasanya dia mendapatkan minimal satu orang klien. Meski begitu tarif yang dia patok cukup mahal mulai dari jutaan sampai ratusan juta rupiah. Sayangnya, dia enggan menyebut total omzet yang didapatkan dari jasanya ini.
Untuk mempromosikan usahanya, Reza juga banyak menggunakan cara konvensional atau dengan menawarkan langsung kepada calon konsumen. Dia sengaja tidak menggunakan media sosial karena banyak foto hasil karyanya diambil oleh pihak lain. "Jadi medsos hanya saya gunakan untuk showcase saja," katanya.
Sekedar informasi, sebelumnya dia adalah sinematografi dan membuka usaha periklanan di tahun 2000 dengan nama 9Milimeter.
Ke depannya, dia berharap industri make up karakter semakin berkembang. Dan, untuk bertahan dalam persaingan yang cukup ketat, dia terus mengembangkan kemampuannya dengan banyak mempelajari karakter baru, sehingga klien punya banyak pilihan saat menggunakan jasanya.
Ada banyak sumber dalam menggali ide desain, baik melalui film maupun internet.
Modal kreatif nyemplung ke tata rias panggung
PELUANG USAHA / INDUSTRI KREATIF Modal kreatif nyemplung ke tata rias panggung Selasa, 23 Mei 2017 / 17:29 WIB
JAKARTA. Belakangan ini semakin banyak ahli rias wajah yang merambah bisnis rias panggung. Perkembangan usaha ini tak luput dari terus mekarnya bisnis pertunjukan.
Nah, dalam setiap pertunjukan, memerankan karakter seorang tokoh tentu dibutuhkan pendalaman. Untuk menyempurnakannya dibutuhkan dukungan make up karakter yang sesuai. Di Indonesia, tata rias karakter sudah dikenal sejak tahun 1980-an seiring dengan booming-nya dunia perfilman Tanah Air.
BACA JUGA :
Kini, make up karakter semakin berkembang seiring dengan semakin maraknya peran karakter dalam industri perfilman atau pun pertunjukan lain, baik dalam maupun di luar negeri. Tidak hanya itu, perhelatan pesta kostum dan aneka perhelatan lainnya juga semakin banyak digelar.
Melihat besarnya peluang bisnis di usaha ini, Reza Pramez tertarik untuk menekuni profesi make up karakter sejak tahun 2011 lalu. " Usaha ini dua sampai tiga tahun ke depan masih akan bagus asalkan pelakunya harus kreatif," ungkap dia kepada KONTAN, Minggu (21/5).
Laki-laki berkacamata ini mengaku, tidak sulit mempelajari tata rias khusus ini. Dia hanya membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk mempelajari teknik make up dasar. Sedangkan untuk pengembangannya, di mengaku masih terus belajar sampai sekarang.
Bukan saja kemampuan merias, seorang make up karakter juga harus kaya akan ide-ide karakter yang akan diciptakan melalui goresan make up.
Terinspirasi film luar
Dia sendiri banyak terinspirasi dari tokoh-tokoh film luar negeri. Kebanyakan, karakter yang dibuat adalah tokoh setan, monster, dan orang tua. Reza mengaku membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk menyelesaikan satu riasan karakter.
Sedangkan untuk mempelajari karakter baru dibutuhkan waktu sekitar dua minggu sampai satu bulan. Khusus untuk karakter baru, biasanya dibutuhkan proses approvel dari klien. "Ini yang lama karena harus menunggu diterima dulu atau malah ditolak oleh klien," tambahnya.
Untuk bahan tata riasnya, dia mengambilnya dari dalam negeri. Tapi, untuk membuat karakter khusus, didatangkan langsung dari luar negeri.
Dalam sebulan, biasanya dia mendapatkan minimal satu orang klien. Meski begitu tarif yang dia patok cukup mahal mulai dari jutaan sampai ratusan juta rupiah. Sayangnya, dia enggan menyebut total omzet yang didapatkan dari jasanya ini.
Untuk mempromosikan usahanya, Reza juga banyak menggunakan cara konvensional atau dengan menawarkan langsung kepada calon konsumen. Dia sengaja tidak menggunakan media sosial karena banyak foto hasil karyanya diambil oleh pihak lain. "Jadi medsos hanya saya gunakan untuk showcase saja," katanya.
Sekedar informasi, sebelumnya dia adalah sinematografi dan membuka usaha periklanan di tahun 2000 dengan nama 9Milimeter.
Ke depannya, dia berharap industri make up karakter semakin berkembang. Dan, untuk bertahan dalam persaingan yang cukup ketat, dia terus mengembangkan kemampuannya dengan banyak mempelajari karakter baru, sehingga klien punya banyak pilihan saat menggunakan jasanya.
Ada banyak sumber dalam menggali ide desain, baik melalui film maupun internet.
Reporter Tri Sulistiowati Editor Havid Vebri
USAHA IKM
Feedback ↑ x Feedback ↓ x