JAKARTA. Bisnis kuliner memang tidak ada matinya. Tidak hanya makanan berat, camilan pun juga menjadi komoditas yang seksi untuk diperdagangkan.
Salah satunya adalah takoyaki. Camilan khas Jepang ini termasuk yang populer di Indonesia dari sekian banyak kudapan khas Jepang.
Tak heran, kalau banyak orang tertarik terjun ke bisnis ini. Salah satu pemainnya adalah Ashuri yang mengusung brand Takoyaki Aldriz.Berdiri tahun 2016, Takoyaki Aldriz langsung menawarkan kemitraan usaha.
Saat ini, sudah ada 50 mitra yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk dapat bermitra dengan Takoyaki Aldriz, tersedia beberapa paket kemitraan.
Paket terendah senilai Rp 2,5 juta. Paket lainnya bernilai investasi Rp 2,7 juta dan Rp 4 juta. "Bedanya ada di bentuk booth dan kelengkapan menu," ujar Ashuri.
Setiap paket investasi yang ditawarkan telah mencakup fasilitas lengkap, seperti booth, kompor gas, cetakan takoyaki, bahan baku, training, serta peralatan pelengkap lainnya. "Pokoknya mitra sudah siap berjualan," ujar Ashuri.
Mitra juga mendapat bahan baku yang terdiri dari tepung, saos, keju, serta katsuobushi. Untuk paket kemitraan Rp 4 juta, ada penambahan menu sosis dan bakso. Kuantitas bahan baku pun berbeda di tiap paket. Untuk paket
Rp 2,5 juta dan Rp 2,7 juta mendapat 2 kilogram (kg) tepung, sedangkan paket Rp 4 juta mendapat 4 kg tepung.
Saat pertama kali membuka gerai, mitra akan di-training selama satu hari. Pelatihan ini berlangsung di lokasi mitra. "Sambil mengantarkan peralatan saja, langsung kita training di tempat," ujar Ashuri.
Setiap gerai Takoyaki Aldriz menjual takoyaki dengan harga miring. Rata-rata, satu butir takoyaki dijual dengan harga Rp 1.000. Mitra diharapkan bisa menjual 75-100 butir takoyaki setiap hari. Targetnya mitra dapat balik modal dalam waktu 1-2 bulan. "Laba bersih mitra bisa sampai 10%-30% dari omzet bulanan," ujar Ashuri.
Sistem kemitraan yang dijalankan Ashuri tidak mengikat mitra. Artinya, tidak ada kontrak kerjasama. Mitra bebas menggunakan merek sendiri. Tak ada pungutan lain untuk mitra. "Kami sediakan bahan baku, tapi kalau mitra punya pasokan lain kami tidak mengikat," ujar Ashuri.
Agar dapat balik modal dalam waktu yang ditargetkan, Ashuri menyarankan mitra untuk membuka gerai di lokasi yang dekat dengan pusat-pusat keramaian. Kebanyakan mitra Takoyaki Aldriz kini memang berlokasi di pinggir jalan. Sebagian juga berpindah-pindah dengan model gerobak.
"Yang sudah-sudah mitra kami bisa meraup omzet Rp 2,7 juta-Rp 4 juta per bulan," ujar Ashuri.
Menurutnya, besaran omzet itu sangat bergantung dengan lokasi mitra. "Lokasi sangat menentukan omzet," jelasnya.
Ashuri mengaku tidak muluk-muluk memasang target. Tahun ini ia hanya berharap bisa menambah 30 gerai Takoyaki Aldriz di seluruh daerah.
Hangat tawaran kemitraan takoyaki
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Hangat tawaran kemitraan takoyaki Kamis, 01 Juni 2017 / 14:11 WIB
JAKARTA. Bisnis kuliner memang tidak ada matinya. Tidak hanya makanan berat, camilan pun juga menjadi komoditas yang seksi untuk diperdagangkan.
Salah satunya adalah takoyaki. Camilan khas Jepang ini termasuk yang populer di Indonesia dari sekian banyak kudapan khas Jepang.
Tak heran, kalau banyak orang tertarik terjun ke bisnis ini. Salah satu pemainnya adalah Ashuri yang mengusung brand Takoyaki Aldriz.Berdiri tahun 2016, Takoyaki Aldriz langsung menawarkan kemitraan usaha.
Saat ini, sudah ada 50 mitra yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk dapat bermitra dengan Takoyaki Aldriz, tersedia beberapa paket kemitraan.
Paket terendah senilai Rp 2,5 juta. Paket lainnya bernilai investasi Rp 2,7 juta dan Rp 4 juta. "Bedanya ada di bentuk booth dan kelengkapan menu," ujar Ashuri.
Setiap paket investasi yang ditawarkan telah mencakup fasilitas lengkap, seperti booth, kompor gas, cetakan takoyaki, bahan baku, training, serta peralatan pelengkap lainnya. "Pokoknya mitra sudah siap berjualan," ujar Ashuri.
Mitra juga mendapat bahan baku yang terdiri dari tepung, saos, keju, serta katsuobushi. Untuk paket kemitraan Rp 4 juta, ada penambahan menu sosis dan bakso. Kuantitas bahan baku pun berbeda di tiap paket. Untuk paket
Rp 2,5 juta dan Rp 2,7 juta mendapat 2 kilogram (kg) tepung, sedangkan paket Rp 4 juta mendapat 4 kg tepung.
Saat pertama kali membuka gerai, mitra akan di-training selama satu hari. Pelatihan ini berlangsung di lokasi mitra. "Sambil mengantarkan peralatan saja, langsung kita training di tempat," ujar Ashuri.
Setiap gerai Takoyaki Aldriz menjual takoyaki dengan harga miring. Rata-rata, satu butir takoyaki dijual dengan harga Rp 1.000. Mitra diharapkan bisa menjual 75-100 butir takoyaki setiap hari. Targetnya mitra dapat balik modal dalam waktu 1-2 bulan. "Laba bersih mitra bisa sampai 10%-30% dari omzet bulanan," ujar Ashuri.
Sistem kemitraan yang dijalankan Ashuri tidak mengikat mitra. Artinya, tidak ada kontrak kerjasama. Mitra bebas menggunakan merek sendiri. Tak ada pungutan lain untuk mitra. "Kami sediakan bahan baku, tapi kalau mitra punya pasokan lain kami tidak mengikat," ujar Ashuri.
Agar dapat balik modal dalam waktu yang ditargetkan, Ashuri menyarankan mitra untuk membuka gerai di lokasi yang dekat dengan pusat-pusat keramaian. Kebanyakan mitra Takoyaki Aldriz kini memang berlokasi di pinggir jalan. Sebagian juga berpindah-pindah dengan model gerobak.
"Yang sudah-sudah mitra kami bisa meraup omzet Rp 2,7 juta-Rp 4 juta per bulan," ujar Ashuri.
Menurutnya, besaran omzet itu sangat bergantung dengan lokasi mitra. "Lokasi sangat menentukan omzet," jelasnya.
Ashuri mengaku tidak muluk-muluk memasang target. Tahun ini ia hanya berharap bisa menambah 30 gerai Takoyaki Aldriz di seluruh daerah.
Reporter Nisa Dwiresya Putri Editor Havid Vebri
USAHA IKM
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]