Menabuh berkah dari lonjakan pesanan bedug (2) – PT ROI PUTRA JAYA PROPERTINDO

Menabuh berkah dari lonjakan pesanan bedug (2)

PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Menabuh berkah dari lonjakan pesanan bedug (2) Senin, 05 Juni 2017 / 15:54 WIB Menabuh berkah dari lonjakan pesanan bedug (2)

JAKARTA. Tak hanya ditabuh untuk mengiringi lantunan takbir jelang Idul Fitri, pada hakikatnya beduk juga dibunyikan sebagai penanda masuknya waktu sholat. Karena itu, beduk tetap dibutuhkan, meski diluar bulan Ramadan. Tak heran, pelaku bisnis ini tetap bertahan.

Seperti halnya Rahmatullah yang sudah berjualan beduk sejak tahun 2009. Tepatnya di Cirebon, Jawa Barat, Rahmat memproduksi beduk untuk ia pasarkan baik online maupun offline. "Sebenarnya kalau bikin beduk itu sudah usaha turun temurun, tapi toko saya baru ada dari 2009," tuturnya.

BACA JUGA :

Khusus bulan puasa, penjualan beduk dilakukan dengan sistem pre-order. Pasalnya, permintaan tinggi sementara proses pembuatan beduk memakan waktu yang cukup lama. "Satu bulan bisa selesai satu hingga dua beduk, itu dikerjakan dua orang," tutur Rahmat.

Rahmat membuat beduk dari beragam jenis kayu, seperti kayu jati dan mahoni. Ukuran beduknya mulai dari diameter 50 centimeter (cm), hingga 230 cm. "Kalau harga jualnya itu ditentukan ukuran dan jenis dudukan," jelas Rahmat.

Jenis dudukan beduk terdiri dari dudukan biasa dan dudukan berukir. Tentunya, dudukan dengan ukiran memiliki harga lebih mahal. Rentang harga jual beduk di toko milik Rahmat berkisar Rp 4,5 juta hingga Rp 50 juta.

Memasarkan beduk dalam jaringan, Rahmat bisa menjangkau pasar yang cukup besar. Pembeli beduknya tak hanya tersebar di wilayah Jawa Barat, tetapi juga di Jakarta, Palembang, hingga Malaysia dan Singapura. "Kalau Lebaran ini paling banyak pesanan dari Palembang dan Jakarta," jelasnya.

Begitu juga dengan Beduk Langgeng buatan Budi Nur Cahyo. Beduknya Tak hanya terkenal di dalam negeri tapi juga manca negara. Setahun terakhir, Budi menerima banyak pesanan dari reseller yang mengirimkannya ke Malaysia. Produknya juga sudah mondar-mandir di Brunei dan Jepang.

Tidak mengherankan bila dia dapat mengantongi omzet sampai ratusan juta dalam sebulan. Selain itu, nilai keuntungan bersih yang didapatkannya pun juga besar. Sayangnya, Budi enggan menyebutkan nilainya.

Menghadapi kendala dalam berbisnis merupakan hal yang lumrah. Salah satu kendala yang dihadapi adalah sulitnya mendapatkan bahan baku yang sesuai dengan standar, yaitu kulit sapi betina. "Pemasok kulit sapi betina ini sulit dan jarang," cetus Budi. Alasannya, menggunakan material itu karena hasil akhir suaranya lebih merdu dan awet.

Meski tergolong bisnis musiman, masa produksi di workshop Beduk Langgeng tidak pernah berhenti. Saat, pesanan mulai sepi, para karyawan tetap bekerja untuk membuat stok tahun depan. Laki-laki berusia 34 tahun ini mengaku bulan November dan Desember adalah masa tidak ada pesanan dari konsumen.

(Selesai)

Reporter Nisa Dwiresya Putri, Tri Sulistiowati Editor Havid Vebri

USAHA IKM

  1. NPL Bank Papua capai 20%, ini komentar OJK
  2. Analis: Beli saham IPO Integra Indocabinet
  3. Aksi Macron kritik Trump lewat video jadi viral
  4. Indonesia kecam aksi teror di London
  5. Izin efektif BUMI tak kunjung turun
  1. Amien Rais tak bantah mengalir dana ke rekeningnya
  2. Penantian pengembang di proyek reklamasi
  3. Anies sindir pemerintah sebagai 'pelayan warga'
  4. BI: Ini waktu yang tepat untuk redenominasi rupiah
  5. Uang korupsi Siti Fadilah mengalir ke Amien Rais?

Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]

Leave a Reply