PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Bisnis nasi liwet kekinian melesat saat puasa (2) Rabu, 07 Juni 2017 / 17:08 WIB
JAKARTA. Menu nasi liwet beralas daun pisang atau nasi liwet kekinian kini sedang banyak peminat. Selama bulan Ramadan, nasi liwet dengan alas daun pisang juga laris manis diburu konsumen.
Kebanyakan konsumen memesan nasi liwet daun pisang untuk ajang buka puasa bersama. Tingginya pesanan membuat para pebisnis katering yang menyediakan menu nasi liwet daun pisang kewalahan melayani orderan konsumen.
Seperti dialami Valentine dan sang suami, Emanuel Agung di Jakarta. Ia mengaku kewalahan memenuhi pesanan nasi liwet alas daun pisang. Terlebih banyak konsumen yang melakukan pesanan secara mendadak.
Meskipun sudah memasok bahan baku makanan, Valentine selalu meminta konsumen memesan dua hari sebelumnya. “Soalnya pagi belanja bahan baku, siang dimasak dan sore dikemas. Itu semua perlu perencanaan dari jauh hari,” ucap wanita yang akrab disapa Valen ini.
Pelaku usaha lainnya, Andayani juga menuturkan hal yang sama. Minimal konsumen sudah memesan tiga hari sebelumnya. Menurutnya, dirinya memerlukan persiapan memenuhi pesanan konsumen.
Terlebih di tengah tingginya pesanan di bulan Ramadan, tentu pesanan harus dilakukan dari jauh hari. "Ini penting karena kami perlu waktu untuk menyiapkan menu yang diinginkan konsumen," jelasnya.
Kendati bersyukur pesanan selama Ramadan melonjak, pengusaha katering juga mengeluhkan tingginya harga bahan kebutuhan pokok selama bulan Ramadan. Menurut Andayani, pengusaha katering seperti dirinya tak bisa langsung menaikkan harga jual kendati harga bahan baku naik. “Kalau pun ada kenaikan ya sedikit, hanya Rp 1.000 per porsi," jelasnya.
Selain menaikkan harga jual, terkadang ia juga mengakali lonjakan harga bahan baku dengan mengecilkan porsi setiap menu.
Berbeda dengan Andayani, Valen mengaku tidak menaikkan harga jual karena sudah membanderol harga yang pas untuk pembeli. Menurutnya, harga tersebut masih sesuai dengan anggaran pengadaan bahan baku.
Untuk pemasarannya sendiri, Valen banyak mengandalkan penjualan melalui media sosial seperti Instagram. Selain Jakarta, konsumennya juga banyak dari Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Paling jauh ada dari Bandung.
Andayani juga mengandalkan media sosial untuk pemasaran. Untuk pelanggan lama, ia tidak meminta uang muka. Bahkan, pelanggan bisa membayar saat makanan dikirim ke lokasi. Sedangkan pelanggan baru wajib membayar dimuka.
Selama Ramadan, Andayani mampu melayani paket nasi liwet kekinian untuk 40 orang per hari dan 50–80 paket nasi kotak. Kebanyakan konsumen nasi liwet kekinian adalah kantoran yang mengelar buka puasa bersama. Sedangkan nasi kotak dipesan oleh kelompok pengajian.
(Selesai)
Reporter Jane Aprilyani, Maizal Walfajri Editor Havid Vebri
Bisnis nasi liwet kekinian melesat saat puasa (2)
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Bisnis nasi liwet kekinian melesat saat puasa (2) Rabu, 07 Juni 2017 / 17:08 WIB
JAKARTA. Menu nasi liwet beralas daun pisang atau nasi liwet kekinian kini sedang banyak peminat. Selama bulan Ramadan, nasi liwet dengan alas daun pisang juga laris manis diburu konsumen.
Kebanyakan konsumen memesan nasi liwet daun pisang untuk ajang buka puasa bersama. Tingginya pesanan membuat para pebisnis katering yang menyediakan menu nasi liwet daun pisang kewalahan melayani orderan konsumen.
Seperti dialami Valentine dan sang suami, Emanuel Agung di Jakarta. Ia mengaku kewalahan memenuhi pesanan nasi liwet alas daun pisang. Terlebih banyak konsumen yang melakukan pesanan secara mendadak.
Meskipun sudah memasok bahan baku makanan, Valentine selalu meminta konsumen memesan dua hari sebelumnya. “Soalnya pagi belanja bahan baku, siang dimasak dan sore dikemas. Itu semua perlu perencanaan dari jauh hari,” ucap wanita yang akrab disapa Valen ini.
Pelaku usaha lainnya, Andayani juga menuturkan hal yang sama. Minimal konsumen sudah memesan tiga hari sebelumnya. Menurutnya, dirinya memerlukan persiapan memenuhi pesanan konsumen.
Terlebih di tengah tingginya pesanan di bulan Ramadan, tentu pesanan harus dilakukan dari jauh hari. "Ini penting karena kami perlu waktu untuk menyiapkan menu yang diinginkan konsumen," jelasnya.
Kendati bersyukur pesanan selama Ramadan melonjak, pengusaha katering juga mengeluhkan tingginya harga bahan kebutuhan pokok selama bulan Ramadan. Menurut Andayani, pengusaha katering seperti dirinya tak bisa langsung menaikkan harga jual kendati harga bahan baku naik. “Kalau pun ada kenaikan ya sedikit, hanya Rp 1.000 per porsi," jelasnya.
Selain menaikkan harga jual, terkadang ia juga mengakali lonjakan harga bahan baku dengan mengecilkan porsi setiap menu.
Berbeda dengan Andayani, Valen mengaku tidak menaikkan harga jual karena sudah membanderol harga yang pas untuk pembeli. Menurutnya, harga tersebut masih sesuai dengan anggaran pengadaan bahan baku.
Untuk pemasarannya sendiri, Valen banyak mengandalkan penjualan melalui media sosial seperti Instagram. Selain Jakarta, konsumennya juga banyak dari Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Paling jauh ada dari Bandung.
Andayani juga mengandalkan media sosial untuk pemasaran. Untuk pelanggan lama, ia tidak meminta uang muka. Bahkan, pelanggan bisa membayar saat makanan dikirim ke lokasi. Sedangkan pelanggan baru wajib membayar dimuka.
Selama Ramadan, Andayani mampu melayani paket nasi liwet kekinian untuk 40 orang per hari dan 50–80 paket nasi kotak. Kebanyakan konsumen nasi liwet kekinian adalah kantoran yang mengelar buka puasa bersama. Sedangkan nasi kotak dipesan oleh kelompok pengajian.
(Selesai)
Reporter Jane Aprilyani, Maizal Walfajri Editor Havid Vebri
USAHA IKM
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]