JAKARTA. Legitnya crepes nyatanya masih terasa di lidah masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan melesatnya perkembangan usaha kemitraan kuliner crepes.
Beberapa pelaku usaha yang diwawancarai KONTAN mengaku terus menambah gerainya. Kondisi ini juga diiringi dengan peningkatan penjualan camilan yang lebih dulu populer di Eropa ini.
Berikut KONTAN mengulas beberapa usaha kemitraan crepes yang terus berkembang, baik jumlah gerai maupun bisnisnya.
Crepes Signature
Salah satu pemain bisnis crepes adalah Candra Dauna Utama dibawah naungan PT Sentra Boga Nusantara yang berpusat di Sukoharjo, Jawa Tengah. Usaha camilan yang berasal dari Malaysia ini mengalami perkembangan kemitraan yang cukup pesat.
Usaha yang didirikan Candra pada April 2014 ini resmi menawarkan kemitraan September 2014. Saat diulas KONTAN pada Januari 2016, Crepes Signature sudah memiliki 44 gerai yang tersebar di Sumatra, Sulawesi, Jawa dan Lombok. Saat ini, Candra sudah menggandeng 57 mitra. Mitra terbaru ada di Lubuk Linggau, Tangerang, Purwokerto, Semarang, Yogyakarta dan lainnya.
Bertambahnya jumlah mitra tak lepas dari paket investasi yang ditawarkan. Menurut Candra, nilai investasi masih sama yaitu Rp 200 juta. Modal tersebut sudah termasuk biaya lisensi selama lima tahun, bahan baku awal, branding, dan perlengkapan lainnya.
Namun, modal tersebut belum termasuk renovasi tempat usaha dan biaya pengadaan peralatan, Jika ditotal, nilai investasi bisa mencapai Rp 250 juta sampai Rp 300 juta. “Sengaja tidak menambah paket investasi, biar mitra tertarik gabung,” ujarnya.
Seperti merek usahanya, Crepes Signature menyajikan beberapa camilan crepes dengan berbagai topping. Ada 42 menu crepes yang ditawarkan diantaranya crepes chocolate, cheese, banana, chocolate peanut, crepes ice cream, dan kiwi, green tea. Yang terbaru, menu crepes yang disukai seperti toblerone , kitkat greentea , silverqueen dan black oreo.
Selain crepes, gerai Crepes Signature juga menyiapkan minuman bubble. Ada 40 varian varian minuman bubble yang ditawarkan.
Mengikuti kenaikan harga bahan baku, harga jual crepes pun meningkat. Kalau sebelumnya crepes dibanderol sekitar Rp 10.000 hingga Rp 25.000 per menu, kini gerai mitra bisa menjual crepes seharga Rp Rp 12.000 sampai Rp 37.000 per menu.
Candra mengaku kendala usaha dan kemitraan umumnya adalah soal daya beli masyarakat sebagai imbas dari kondisi perekonomian tanah air yang tak menentu. Sehingga, wajar jika sejumlah lini usaha terkena dampaknya, yakni omzet yang turun naik.
Selain itu, kendala muncul dari lokasi. Tak mudah menemukan lokasi yang strategis, sehingga kadang mitra kesulitan mendapat lokasi untuk membuka gerai atau lokasi yang bisa mendatangkan banyak pengunjung.
Namun, Candra terus menggencarkan tawaran kemitraan dan penjualan crepes melalui iklan dan sosial media Crepes Signature. “Tahun 2017 tidak ada target jumlah mitra, yang penting berjalan saja,” imbuhnya.
Jogja Leker
Usaha asal Yogyakarta ini sudah beroperasi sejak pertengahan 2010 dan mulai menawarkan peluang kemitraan sejak awal 2013 lalu. Sebelumnya, KONTAN sempat mengulasnya setahun lalu, saat itu jumlah mitranya sudah ada 450.
Hanya berselang satu tahun, kini jumlah gerai mitra naik dua kali lipat menjadi 900 gerai. Penyebarannya sudah mencapai seluruh Indonesia. Happy Nasrullah, Manager Marketing Jogja Leker (Joker) mengaku, penetrasi pasar paling besar ada di Malang, Jawa Timur. Alasannya, daya beli disana cukup besar.
Sampai dengan akhir tahun, dia menargetkan bisa mengoperasikan 2.000 gerai mitra. "Untuk mencapai target, kami terus membenahi produk dan juga desain booth supaya terlihat lebih modern," katanya pada KONTAN, Jumat (16/6).
Tidak ingin tertinggal, Joker terus memberikan variasi topping baru seiring tren yang berkembang. Ambil contoh, ovomaltin dan nutella. Untuk harganya sendiri masih dibandrol tetap sekitar Rp 3.000 sampai Rp 8.500 per porsi. Perlu dicatat, harga produk ini dapat disesuaikan dengan lokasi berjualan masing-masing.
Pesatnya perkembangan Joker juga didukung oleh banyaknya pilihan paket investasi. Joker menyediakan paket kemitraan mulai dari Rp 4,5 juta, paket Rp 5 juta, paket Rp 6,5 juta, paket Rp 7,5 juta, paket Rp 9 juta, paket Rp 9,5 juta, paket Rp 13,5 juta, paket Rp 17 juta, dan paket Rp 37,5 juta. Perbedaan paket terletak pada ukuran booth, kelengkapan peralatan usaha dan bahan baku awal yang didapat mitra.
Untuk paket Rp 37,5 juta, waktu balik modal yang dibutuhkan mitra sekitar enam bulan, dengan catatan omzet penjualan bisa perhari mencapai Rp 150.000. Setelah dikurangi biaya bahan baku dan operasional, porsi keuntungan bersih mitra masih sekitar 30%-40% dari omzet.
Mitra pun wajib membeli bahan baku utama yaitu adonan leker atau crepes dan juga kemasan dari pusat. Sedangkan, taburan atau topping bisa dibeli dari luar.
Villa Crepes
Dirintis oleh Laksono Wayu sejak 2006, Villa Crepes menawarkan peluang kemitraan sejak 2011. Tahun ini, Laksono sudah punya sembilan gerai, tiga diantaranya merupakan punya mitra.
Meski bertambah, Laksono menyatakan, salah satu mitranya sempat menutup gerainya. Habisnya masa kontrak dan jumlah pengunjung di Solo Paragon yang tidak maksimal, menjadi alasan penutupan salah satu mitra Laksono.
Bila 2015 tawaran kemitraan Villa Crepes sebesar Rp 40 juta dan Rp 60 juta, kini Laksono menawarkan skema kemitraan baru, yakni Rp 140 juta untuk semua fasilitas, termasuk perlengkapan, alat masak, termasuk interior.
Mitra dapat mengelola gerainya sendiri atau bekerjasama. Jika mitra mengelolanya sendiri, kemitraan berlangsung selama enam tahun dan dikenakan royalti fee sebesar 3,5% dari omzet.
Bagi mitra yang ingin gerainya dikelola oleh pusat maka tidak ada royalti fee, namun diberlakukan bagi hasil. Keuntungan akan dibagi 60% untuk mitra, dan 40% untuk pengelola atau pusat.
Laksono menyebut, sistem kerjasama ini dinamakan Sirkah. Sistem ini berlangsung selama 10 tahun. Jika mitra puas dengan besarnya laba, kemitraan bisa diperpanjang.
Agar bisnis crepes tetap hangat, Laksono pun terus mengembangkan menu. Bila dulu ada menu Hot Crepes, Cold Crepes, Savoury Crepes, Special Crepes, kini Laksono menawarkan Ranger Crepes yang memiliki kulit crepes yang berwarna warni. Ranger Crapes dapat dinikmati dengan keadaan kering maupun dipadukan dengan ice cream.
Bila dahulu setiap crepes dibanderol Rp 8.500 hingga Rp 23.000, dengan inovasi baru saat ini Villa Crepes dipatok seharga Rp 10.500 hingga Rp 30.000. Laksono yakin mitranya dapat meraup omzet Rp 60-Rp 70 juta per bulan.
Laksono menyatakan, tantangan yang ia hadapi adalah persoalan branding. Ia mantap, produknya sudah dikenal di Yogyakarta dan Solo. "Tantangan kami terkait perkenalan brand kalau di luar Yogyakarta dan Solo. Sebab disini mitra kami sudah sangat terkenal. Untuk itu kami menguatkan promo lewat media sosial Facebook dan Instagram Villacrepesyk", ujar Laksono kepada KONTAN.
Reporter Jane Aprilyani, Maizal Walfajri, Nisa Dwiresya Putri, Tri Sulistiowati Editor Havid Vebri
Wangi cuan crepes masih menguar
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Wangi cuan crepes masih menguar Minggu, 18 Juni 2017 / 17:02 WIB
JAKARTA. Legitnya crepes nyatanya masih terasa di lidah masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan melesatnya perkembangan usaha kemitraan kuliner crepes.
Beberapa pelaku usaha yang diwawancarai KONTAN mengaku terus menambah gerainya. Kondisi ini juga diiringi dengan peningkatan penjualan camilan yang lebih dulu populer di Eropa ini.
Berikut KONTAN mengulas beberapa usaha kemitraan crepes yang terus berkembang, baik jumlah gerai maupun bisnisnya.
Crepes Signature
Salah satu pemain bisnis crepes adalah Candra Dauna Utama dibawah naungan PT Sentra Boga Nusantara yang berpusat di Sukoharjo, Jawa Tengah. Usaha camilan yang berasal dari Malaysia ini mengalami perkembangan kemitraan yang cukup pesat.
Usaha yang didirikan Candra pada April 2014 ini resmi menawarkan kemitraan September 2014. Saat diulas KONTAN pada Januari 2016, Crepes Signature sudah memiliki 44 gerai yang tersebar di Sumatra, Sulawesi, Jawa dan Lombok. Saat ini, Candra sudah menggandeng 57 mitra. Mitra terbaru ada di Lubuk Linggau, Tangerang, Purwokerto, Semarang, Yogyakarta dan lainnya.
Bertambahnya jumlah mitra tak lepas dari paket investasi yang ditawarkan. Menurut Candra, nilai investasi masih sama yaitu Rp 200 juta. Modal tersebut sudah termasuk biaya lisensi selama lima tahun, bahan baku awal, branding, dan perlengkapan lainnya.
Namun, modal tersebut belum termasuk renovasi tempat usaha dan biaya pengadaan peralatan, Jika ditotal, nilai investasi bisa mencapai Rp 250 juta sampai Rp 300 juta. “Sengaja tidak menambah paket investasi, biar mitra tertarik gabung,” ujarnya.
Seperti merek usahanya, Crepes Signature menyajikan beberapa camilan crepes dengan berbagai topping. Ada 42 menu crepes yang ditawarkan diantaranya crepes chocolate, cheese, banana, chocolate peanut, crepes ice cream, dan kiwi, green tea. Yang terbaru, menu crepes yang disukai seperti toblerone , kitkat greentea , silverqueen dan black oreo.
Selain crepes, gerai Crepes Signature juga menyiapkan minuman bubble. Ada 40 varian varian minuman bubble yang ditawarkan.
Mengikuti kenaikan harga bahan baku, harga jual crepes pun meningkat. Kalau sebelumnya crepes dibanderol sekitar Rp 10.000 hingga Rp 25.000 per menu, kini gerai mitra bisa menjual crepes seharga Rp Rp 12.000 sampai Rp 37.000 per menu.
Candra mengaku kendala usaha dan kemitraan umumnya adalah soal daya beli masyarakat sebagai imbas dari kondisi perekonomian tanah air yang tak menentu. Sehingga, wajar jika sejumlah lini usaha terkena dampaknya, yakni omzet yang turun naik.
Selain itu, kendala muncul dari lokasi. Tak mudah menemukan lokasi yang strategis, sehingga kadang mitra kesulitan mendapat lokasi untuk membuka gerai atau lokasi yang bisa mendatangkan banyak pengunjung.
Namun, Candra terus menggencarkan tawaran kemitraan dan penjualan crepes melalui iklan dan sosial media Crepes Signature. “Tahun 2017 tidak ada target jumlah mitra, yang penting berjalan saja,” imbuhnya.
Jogja Leker
Usaha asal Yogyakarta ini sudah beroperasi sejak pertengahan 2010 dan mulai menawarkan peluang kemitraan sejak awal 2013 lalu. Sebelumnya, KONTAN sempat mengulasnya setahun lalu, saat itu jumlah mitranya sudah ada 450.
Hanya berselang satu tahun, kini jumlah gerai mitra naik dua kali lipat menjadi 900 gerai. Penyebarannya sudah mencapai seluruh Indonesia. Happy Nasrullah, Manager Marketing Jogja Leker (Joker) mengaku, penetrasi pasar paling besar ada di Malang, Jawa Timur. Alasannya, daya beli disana cukup besar.
Sampai dengan akhir tahun, dia menargetkan bisa mengoperasikan 2.000 gerai mitra. "Untuk mencapai target, kami terus membenahi produk dan juga desain booth supaya terlihat lebih modern," katanya pada KONTAN, Jumat (16/6).
Tidak ingin tertinggal, Joker terus memberikan variasi topping baru seiring tren yang berkembang. Ambil contoh, ovomaltin dan nutella. Untuk harganya sendiri masih dibandrol tetap sekitar Rp 3.000 sampai Rp 8.500 per porsi. Perlu dicatat, harga produk ini dapat disesuaikan dengan lokasi berjualan masing-masing.
Pesatnya perkembangan Joker juga didukung oleh banyaknya pilihan paket investasi. Joker menyediakan paket kemitraan mulai dari Rp 4,5 juta, paket Rp 5 juta, paket Rp 6,5 juta, paket Rp 7,5 juta, paket Rp 9 juta, paket Rp 9,5 juta, paket Rp 13,5 juta, paket Rp 17 juta, dan paket Rp 37,5 juta. Perbedaan paket terletak pada ukuran booth, kelengkapan peralatan usaha dan bahan baku awal yang didapat mitra.
Untuk paket Rp 37,5 juta, waktu balik modal yang dibutuhkan mitra sekitar enam bulan, dengan catatan omzet penjualan bisa perhari mencapai Rp 150.000. Setelah dikurangi biaya bahan baku dan operasional, porsi keuntungan bersih mitra masih sekitar 30%-40% dari omzet.
Mitra pun wajib membeli bahan baku utama yaitu adonan leker atau crepes dan juga kemasan dari pusat. Sedangkan, taburan atau topping bisa dibeli dari luar.
Villa Crepes
Dirintis oleh Laksono Wayu sejak 2006, Villa Crepes menawarkan peluang kemitraan sejak 2011. Tahun ini, Laksono sudah punya sembilan gerai, tiga diantaranya merupakan punya mitra.
Meski bertambah, Laksono menyatakan, salah satu mitranya sempat menutup gerainya. Habisnya masa kontrak dan jumlah pengunjung di Solo Paragon yang tidak maksimal, menjadi alasan penutupan salah satu mitra Laksono.
Bila 2015 tawaran kemitraan Villa Crepes sebesar Rp 40 juta dan Rp 60 juta, kini Laksono menawarkan skema kemitraan baru, yakni Rp 140 juta untuk semua fasilitas, termasuk perlengkapan, alat masak, termasuk interior.
Mitra dapat mengelola gerainya sendiri atau bekerjasama. Jika mitra mengelolanya sendiri, kemitraan berlangsung selama enam tahun dan dikenakan royalti fee sebesar 3,5% dari omzet.
Bagi mitra yang ingin gerainya dikelola oleh pusat maka tidak ada royalti fee, namun diberlakukan bagi hasil. Keuntungan akan dibagi 60% untuk mitra, dan 40% untuk pengelola atau pusat.
Laksono menyebut, sistem kerjasama ini dinamakan Sirkah. Sistem ini berlangsung selama 10 tahun. Jika mitra puas dengan besarnya laba, kemitraan bisa diperpanjang.
Agar bisnis crepes tetap hangat, Laksono pun terus mengembangkan menu. Bila dulu ada menu Hot Crepes, Cold Crepes, Savoury Crepes, Special Crepes, kini Laksono menawarkan Ranger Crepes yang memiliki kulit crepes yang berwarna warni. Ranger Crapes dapat dinikmati dengan keadaan kering maupun dipadukan dengan ice cream.
Bila dahulu setiap crepes dibanderol Rp 8.500 hingga Rp 23.000, dengan inovasi baru saat ini Villa Crepes dipatok seharga Rp 10.500 hingga Rp 30.000. Laksono yakin mitranya dapat meraup omzet Rp 60-Rp 70 juta per bulan.
Laksono menyatakan, tantangan yang ia hadapi adalah persoalan branding. Ia mantap, produknya sudah dikenal di Yogyakarta dan Solo. "Tantangan kami terkait perkenalan brand kalau di luar Yogyakarta dan Solo. Sebab disini mitra kami sudah sangat terkenal. Untuk itu kami menguatkan promo lewat media sosial Facebook dan Instagram Villacrepesyk", ujar Laksono kepada KONTAN.
Reporter Jane Aprilyani, Maizal Walfajri, Nisa Dwiresya Putri, Tri Sulistiowati Editor Havid Vebri
USAHA IKM
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]