PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Riuh rendah ritel pengusung konsep syariah (2) Selasa, 04 Juli 2017 / 16:56 WIB
JAKARTA. Bisnis ritel berkonsep syariah kini mulai menjadi tren. Bisnis ritel syariah ini dikunjungi konsumen yang cenderung menjaga ketat syarat kehalalan roduk yang mereka beli dan dikonsumsi.
Selain menjamin kehalalan produk yang dijual, minimarket syariah ini juga tidak menjual produk-produk yang dianggap membawa banyak mudarat, seperti rokok, minuman keras dan juga alat kontrasepsi.
Lilies Noorlismanie, pemilik Oke Oce Mart di bawah bendera PT Muslim 212 Maslahat menilai, usaha ritel syariah mulai menjadi tren meski belum mencapai puncaknya. Ke depan, akan semakin banyak konsumen yang memilih berbelanja di toko-toko syariah.
Selain minat konsumen belanja di ritel syariah, sejumlah calon investor menawarkan kerja sama membuka ritel syariah di daerah-daerah. Misalnya mendirikan gerai di Dumai Riau, Nusa Tenggara, Jambi dan lainnya. Sayangnya, dia sampai sekarang belum bisa memenuhi permintaan tersebut karena keterbatasan manajemen.
Asal tahu saja, untuk memenuhi kebutuhan produk di tokonya, Lilies banyak menjalin kerjasama dengan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di sekitar rumahnya. Produknya pun bervariasi, seperti aneka keripik, susu, sampai dengan kolang-kaling.
Kendati sudah menjalankan usaha syariah, rupanya masih ada saja konsumen yang meragukan tingkat kehalalan produknya. "Karena produk kami lebih murah jadi orang belum percaya, padahal produk kami benar-benar punya muslim," klaimnya pada KONTAN, Kamis (15/6).
Ke depan, dia berharap dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada semua pelanggannya. Salah satunya dengan mematok harga jual yang lebih murah dibandingkan lainnya.
Dengan harga yang relatif murah, ia berharap konsumen tertarik memborong barang dalam partai besar. Selain harga, dia juga mengklaim menjaga kualitas dan kehalalan produknya.
Pemain lainnya PT Hydro Perdana Retailindo, juga mengusung ritel syariah dengan merek Sodaqo. Business Development Director Hydro Perdana Retailindo, Yuri A. Tamin mengakui, bisnis ritel syariah cukup menjanjikan. Terlebih persaingan bisnis tidak begitu ketat, khususnya di Jabodetabek. Pasalnya, pemain ritel syariah di Jabodetabek masih sedikit.
Namun demikian, kunci bisnis ini tak sekadar pada label syariah. Pengelolaan yang profesional tetap memegang peran penting kesuksesan bisnis ritel.
Sejauh ini ada sejumlah kendala yang dihadapi. Salah satunya pemilihan lokasi. Umumnya, lokasi strategis sudah dikuasai ritel konvensional yang memang market leader di bisnis ini.
Menurut Yuri, dari segi segmentasi, Sodaqo tidak banyak berbeda dengan ritel konvensional. Usaha ini hanya memberikan alternatif pilihan kepada konsumen. Yudi menambahkan, bisnis Sodaqo cukup stabil dan tidak terpengaruh dengan tren syariah yang sekarang sedang berkembang.
(Selesai)
Reporter Nisa Dwiresya Putri, Tri Sulistiowati Editor Havid Vebri
Riuh rendah ritel pengusung konsep syariah (2)
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Riuh rendah ritel pengusung konsep syariah (2) Selasa, 04 Juli 2017 / 16:56 WIB
JAKARTA. Bisnis ritel berkonsep syariah kini mulai menjadi tren. Bisnis ritel syariah ini dikunjungi konsumen yang cenderung menjaga ketat syarat kehalalan roduk yang mereka beli dan dikonsumsi.
Selain menjamin kehalalan produk yang dijual, minimarket syariah ini juga tidak menjual produk-produk yang dianggap membawa banyak mudarat, seperti rokok, minuman keras dan juga alat kontrasepsi.
BACA JUGA :
Lilies Noorlismanie, pemilik Oke Oce Mart di bawah bendera PT Muslim 212 Maslahat menilai, usaha ritel syariah mulai menjadi tren meski belum mencapai puncaknya. Ke depan, akan semakin banyak konsumen yang memilih berbelanja di toko-toko syariah.
Selain minat konsumen belanja di ritel syariah, sejumlah calon investor menawarkan kerja sama membuka ritel syariah di daerah-daerah. Misalnya mendirikan gerai di Dumai Riau, Nusa Tenggara, Jambi dan lainnya. Sayangnya, dia sampai sekarang belum bisa memenuhi permintaan tersebut karena keterbatasan manajemen.
Asal tahu saja, untuk memenuhi kebutuhan produk di tokonya, Lilies banyak menjalin kerjasama dengan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di sekitar rumahnya. Produknya pun bervariasi, seperti aneka keripik, susu, sampai dengan kolang-kaling.
Kendati sudah menjalankan usaha syariah, rupanya masih ada saja konsumen yang meragukan tingkat kehalalan produknya. "Karena produk kami lebih murah jadi orang belum percaya, padahal produk kami benar-benar punya muslim," klaimnya pada KONTAN, Kamis (15/6).
Ke depan, dia berharap dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada semua pelanggannya. Salah satunya dengan mematok harga jual yang lebih murah dibandingkan lainnya.
Dengan harga yang relatif murah, ia berharap konsumen tertarik memborong barang dalam partai besar. Selain harga, dia juga mengklaim menjaga kualitas dan kehalalan produknya.
Pemain lainnya PT Hydro Perdana Retailindo, juga mengusung ritel syariah dengan merek Sodaqo. Business Development Director Hydro Perdana Retailindo, Yuri A. Tamin mengakui, bisnis ritel syariah cukup menjanjikan. Terlebih persaingan bisnis tidak begitu ketat, khususnya di Jabodetabek. Pasalnya, pemain ritel syariah di Jabodetabek masih sedikit.
Namun demikian, kunci bisnis ini tak sekadar pada label syariah. Pengelolaan yang profesional tetap memegang peran penting kesuksesan bisnis ritel.
Sejauh ini ada sejumlah kendala yang dihadapi. Salah satunya pemilihan lokasi. Umumnya, lokasi strategis sudah dikuasai ritel konvensional yang memang market leader di bisnis ini.
Menurut Yuri, dari segi segmentasi, Sodaqo tidak banyak berbeda dengan ritel konvensional. Usaha ini hanya memberikan alternatif pilihan kepada konsumen. Yudi menambahkan, bisnis Sodaqo cukup stabil dan tidak terpengaruh dengan tren syariah yang sekarang sedang berkembang.
(Selesai)
Reporter Nisa Dwiresya Putri, Tri Sulistiowati Editor Havid Vebri
USAHA IKM
Feedback ↑ x Feedback ↓ x