PELUANG USAHA / START UP Bisnis pesawat tanpa awak mewabah Selasa, 26 September 2017 / 09:30 WIB
KONTAN.CO.ID – Keberadaan perangkat nir awak alias drone memang sangat membantu. Tak cuma bagi perusahaan media, tapi juga bagi penyedia jasa pemetaan daerah untuk mendukung kebutuhan survei udara. Salah satunya adalah Aerogeosurvey.
Ryan Fadhilah Hadi, Chief Operating and Marketing sekaligus Co Founder Aerogeosurvey menceritakan alasannya membuka perusahaan ini, karena melihat besarnya kebutuhan survei bagi perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan . "Dulu mengenal peta dari satelit atau melalui darat, drone muncul untuk mengisi gap yang tidak bisa dipenuhi teknologi lainnya," katanya pada KONTAN, Kamis (31/8).
Ia menawarkan jasa dengan memanfaatkan teknologi drone seperti untuk pemetaan, foto geografi udara yang banyak dipakai perkebunan kelapa sawit untuk meningkatkan produktivitas. Yakni menentukan jumlah tanaman kelapa sawit berdasarkan hasil pemetaan atau foto udara tersebut.
Biasanya, perusahaan kelapa sawit memakai beberapa cara. Seperti menerjunkan tim lapangan, memakai citra satelit, atau memakai pesawat untuk bisa survei foto udara. Nah, itu semua butuh dana yang tidak sedikit.
Ia mengklaim bila memakai drone, pekerjaan pemetaan kebun sawit bisa lebih mudah, cepat dan ekonomis. Sayang, Ryan tidak merinci tingkat efisiensi tersebut.
Masih ada lagi layanan dari Aerogeosurvey yakni jasa inspeksi dan pengawasan udara. Ini semacam jasa keamanan lewat drone dengan kemampuan kamera zoom yang bisa mengawasi aset milik perusahaan.
Ryan mematok tarif jasa drone tersebut antara Rp 15.000 sampai Rp 60.000 per hektare. Ia mengklaim, para pelanggan memakai jasa perusahaan ini untuk jangka waktu lumayan lama antara satu sampai lima bulan.
Terhitung sejak awal 2016 yang lalu hingga sekarang, Aerogeosurvey sudah bisa menyelesaikan sebanyak 50 proyek dari para klien. Tak cuma perusahaan kelapa sawit, ada juga migas, konstruksi serta instansi bidang penanganan bencana. Sayang, Ryan tidak memerinci total pendapatan yang dikantongi perusahaan hingga kini.
Perusahaan penyedia jasa survei ini baru beroperasi 2015 dan merupakan gabungan dari Drone Van Java (PT Indonesia Technologies Venture) dengan divisi survei AeroTerrascan (PT Aero Terra Indonesia).
Tak heran bila drone yang digunakan produksi AeroTerrascan. Selain drone tersebut diklaim cocok dengan kondisi geografis Indonesia.
Selanjutnya Halaman 123 Reporter Tri Sulistiowati Editor Johana K.
Bisnis pesawat tanpa awak mewabah
PELUANG USAHA / START UP Bisnis pesawat tanpa awak mewabah Selasa, 26 September 2017 / 09:30 WIB
KONTAN.CO.ID – Keberadaan perangkat nir awak alias drone memang sangat membantu. Tak cuma bagi perusahaan media, tapi juga bagi penyedia jasa pemetaan daerah untuk mendukung kebutuhan survei udara. Salah satunya adalah Aerogeosurvey.
Ryan Fadhilah Hadi, Chief Operating and Marketing sekaligus Co Founder Aerogeosurvey menceritakan alasannya membuka perusahaan ini, karena melihat besarnya kebutuhan survei bagi perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan . "Dulu mengenal peta dari satelit atau melalui darat, drone muncul untuk mengisi gap yang tidak bisa dipenuhi teknologi lainnya," katanya pada KONTAN, Kamis (31/8).
Ia menawarkan jasa dengan memanfaatkan teknologi drone seperti untuk pemetaan, foto geografi udara yang banyak dipakai perkebunan kelapa sawit untuk meningkatkan produktivitas. Yakni menentukan jumlah tanaman kelapa sawit berdasarkan hasil pemetaan atau foto udara tersebut.
Biasanya, perusahaan kelapa sawit memakai beberapa cara. Seperti menerjunkan tim lapangan, memakai citra satelit, atau memakai pesawat untuk bisa survei foto udara. Nah, itu semua butuh dana yang tidak sedikit.
Ia mengklaim bila memakai drone, pekerjaan pemetaan kebun sawit bisa lebih mudah, cepat dan ekonomis. Sayang, Ryan tidak merinci tingkat efisiensi tersebut.
Masih ada lagi layanan dari Aerogeosurvey yakni jasa inspeksi dan pengawasan udara. Ini semacam jasa keamanan lewat drone dengan kemampuan kamera zoom yang bisa mengawasi aset milik perusahaan.
Ryan mematok tarif jasa drone tersebut antara Rp 15.000 sampai Rp 60.000 per hektare. Ia mengklaim, para pelanggan memakai jasa perusahaan ini untuk jangka waktu lumayan lama antara satu sampai lima bulan.
Terhitung sejak awal 2016 yang lalu hingga sekarang, Aerogeosurvey sudah bisa menyelesaikan sebanyak 50 proyek dari para klien. Tak cuma perusahaan kelapa sawit, ada juga migas, konstruksi serta instansi bidang penanganan bencana. Sayang, Ryan tidak memerinci total pendapatan yang dikantongi perusahaan hingga kini.
Perusahaan penyedia jasa survei ini baru beroperasi 2015 dan merupakan gabungan dari Drone Van Java (PT Indonesia Technologies Venture) dengan divisi survei AeroTerrascan (PT Aero Terra Indonesia).
Tak heran bila drone yang digunakan produksi AeroTerrascan. Selain drone tersebut diklaim cocok dengan kondisi geografis Indonesia.
Selanjutnya Halaman 1 2 3 Reporter Tri Sulistiowati Editor Johana K.
0
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=Z76KqbJTbOs]
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]