Ini sentra perburuan anggrek di Jakarta (1) – PT ROI PUTRA JAYA PROPERTINDO

Ini sentra perburuan anggrek di Jakarta (1)

PELUANG USAHA / SENTRA USAHA Ini sentra perburuan anggrek di Jakarta (1) Selasa, 10 Oktober 2017 / 12:05 WIB Ini sentra perburuan anggrek di Jakarta (1)

KONTAN.CO.ID – Berburu anggrek dan tanaman hias di ibukota memang susah-susah gampang. Hanya ada beberapa lokasi tertentu yang menjual tanaman hias, terutama anggrek. Salah satu lokasi penjulan anggrek dan tanaman hias yang bisa Anda temui yakni di sepanjang jalan Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Lokasi penjualan anggrek dan tanaman hias Dharmawangsa berada persis di deretan belakang The Dharmawangsa Hotel. Letaknya yang strategis membuat sentra ini dikenal, terutama oleh masyarakat yang tinggal di sekitar Kebayoran Baru.

Sekitar 25 kios berjejer rapi menawarkan berbagai tanaman hias dan perlengkapan tanaman, seperti pot, pupuk, media tanam, dan sebagainya. Ada sekitar 10 kios yang khusus menjual anggrek, ada pula beberapa kios yang khusus menjual pot dan aneka perlengkapan tanaman, serta ada kios yang menjual berbagai tanaman hias (non-anggrek).

Sobri, salah satu penjaga kios Ari Orchid mengatakan, rata-rata kios anggrek yang ada di sentra ini sudah berdiri sejak 17 tahun yang lalu. “Kios-kios di sini sudah lama ada. Kalau yang kios tanaman hias malah ada yang berdiri lebih dari 20 tahun,” tuturnya.

Kios Ari Orchid menjual dua jenis tanaman anggrek, yaitu anggrek bulan dan anggrek dendrobium. Harga jualnya, tergantung pada jenis, ukuran dan banyaknya bunga yang mekar. “Kalau anggrek bulan ada yang standar dan super. Kalau dendrobium tergantung besar kecilnya,” terangnya.

Anggrek bulan standar dibanderol Rp 85.000 per pot dan anggrek bulan super dibanderol Rp 110.000 per pot. Satu pot anggrek bulan berisi satu batang dengan bunga yang mekar lebih dari tiga bunga. Sedangkan anggrek dendrobium dibanderol Rp 35.000–Rp 45.000 per pot. Satu pot dendrobium bisa berisi dua sampai tiga batang anggrek.

Dalam sehari bisa terjual 10–30 pot anggrek bulan. Sedangkan, dendrobium sekitar 2–3 pot per hari. “Yang paling laris memang anggrek bulan karena bunganya lebih bagus,” tuturnya. Dari penjualan anggrek bulan saja, Ari Orchid bisa mengantongi omzet Rp 25 juta–Rp 50 juta saban bulan.

Pelanggan Arie Orchid datang dari berbagai kalangan, mulai dari hobbies, hotel, restoran, florist dan pembeli individual. “Tiap kios punya pelanggan sendiri,” kata Sobri.

Lain halnya dengan Sobri yang hanya menjual anggrek, Budi Suryono, pemilik kios lainnya memilih kaktus dan sukulen sebagai pengisi gerainya. “Saya di sini sudah lama sekali. Sejak anak pertama saya lahir. Sekarang anaknya kuliah,” ungkapnya.

Ia menjual aneka kaktus aneka bentuk dan ukuran. Harga kaktus dan sukulen kecil dibanderol mulai Rp 25.000–Rp 50.000 per pot, tergantung ukuran dan jenis tanaman. Di samping itu, ada pula kaktus berukuran besar yang dibanderol mulai Rp 450.000–Rp 3,5 juta per pot. Dan ada pula tanaman gantung yang dibanderol Rp 45.000–Rp 50.000 per pot.

“Kalau yang kaktus besar-besar itu biasanya yang beli kolektor, hobbies. Alhamdulilah banyak yang pesan. Yang kecil-kecil juga banyak penggemarnya,” ujar Budi. Ia mengaku dalam sehari penjualan tanamannya tidak bisa dipastikan.

Jika sedang sepi pengunjung, bisa tidak menjual apa-apa dalam sehari. Namun, jika sedang ramai pembeli, Budi bisa menjual 5 – 10 pot dalam sehari. “Pokoknya ada saja pembeli dalam sebulan, tapi ya itu, tidak bisa dipastikan. Namanya tanaman kan hobi ya, bukan kebutuhan,” tuturnya.

(Bersambung)

Reporter Elisabeth Adventa Editor Johana K.

SENTRA PENJUALAN

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=PtTeSZOBw_E]

  1. Kehebohan saat Ditjen Pajak membawa nama Yesus
  2. Pajak: Tidak ada inisial AA di transfer Stanchart
  3. Pajak: Transfer dana di Stanchart oleh 81 WNI
  4. Delisting Inovisi, miliaran dana investor nyangkut
  5. Ditjen Pajak menjawab soal pamflet Yesus
  1. Kadin minta Jokowi revisi aturan pesangon
  2. Hari ini, Menteri Siti cabut sanksi amdal Pulau G
  3. Luhut dan Siti beri lampu hijau reklamasi Pulau G
  4. Kehebohan saat Dirjen Pajak membawa nama Yesus
  5. Pengamat: Surat edaran Ditjen Pajak tak manusiawi

Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]

Leave a Reply