Menjajal peruntungan beternak kerbau konsumsi – PT ROI PUTRA JAYA PROPERTINDO

Menjajal peruntungan beternak kerbau konsumsi

PELUANG USAHA / AGRIBISNIS Menjajal peruntungan beternak kerbau konsumsi Sabtu, 11 November 2017 / 11:45 WIB Menjajal peruntungan beternak kerbau konsumsi

KONTAN.CO.ID – Seiring berkembangnya jaman, kerbau tak lagi digunakan tenaganya. Kini, kerbau lebih sering dikonsumsi dagingnya, baik untuk pribadi maupun untuk acara keluarga dan acara adat.

Bana Sulaiman, peternak kerbau asal Binjai, Sumatra Utara mengungkapkan, meski tak lagi digunakan untuk membajak sawah dan transportasi, permintaan kerbau untuk konsumsi makin banyak. Ia beternak kerbau sejak 15 tahun silam, turun temurun dari kedua orangtuanya.

Bana menjual kerbau mulai dari anakan hingga kerbau siap potong. Harganya pun beragam, tergantung ukuran kerbau. Selain itu, bobot kerbau juga mempengaruhi harganya. “Yang paling kecil, anakan untuk dipelihara lagi, harganya Rp 8 juta per ekor. Yang agak besar sekitar umur 5 tahun, harganya sekitar Rp 12 juta–Rp 16 juta per ekor. Yang lebih besar lagi sekitar Rp 30 juta per ekor," jelas dia.

Kerbau hidup dewasa lokal bobotnya bisa mencapai 366 kilogram (kg)–800 kg. Jika dipotong menjadi karkas, bobot bersihnya hanya 32%-44% dari bobot hidup. Biasanya kerbau dewasa jantan berumur dua tahun, bobotnya sudah mencapai 410 kg dan kerbau betina sekitar 367 kg.

Bana mengaku kerap kebanjiran pesanan saat ada acara adat dan saat Lebaran kurban. Kala banjir pesanan, ia mampu menjual 15–20 ekor kerbau tiap bulan. Namun, jika sedang sepi,ia hanya bisa menjual 5- 10 ekor kerbau per bulan.

Selama ini, pelanggan kerbau milik Bana datang dari sekitar Sumatra, seperti Padang, Pekanbaru, Medan, Tapanuli, Aceh, Palembang dan Lampung. Ia mengaku pernah ada permintaan ke Pulau Jawa, namun sampai saat ini masih terkendala oleh tingginya ongkos kirim.

Suhubdy, peternak kerbau asal Mataram juga mengatakan hal serupa. Permintaan kerbau hidup untuk daging konsumsi makin banyak akhir-akhir ini. Ia menjual kerbau hidup mulai Rp 10 juta–Rp 25 juta per ekor. “Kian banyak permintaannya karena ada beberapa daerah yang harus makan daging kerbau dan tidak bisa makan daging sapi,” tuturnya.

Harga yang dibanderol kembali lagi pada ukuran dan bobot kerbau yang dijual. Semakin besar, maka harga kian mahal. Apalagi menjelang Lebaran kurban, permintaan banyak dan harga otomatis sedikir lebih mahal dari biasa. Suhubdy bilang, saat Lebaran kurban Ia bisa menjual dua kali lipat lebih mahal dari harga biasa.

“Harganya memang lebih mahal, tapi kami sediakan kerbau khusus untuk Lebaran kurban yang kualitasnya lebih baik dibandingkan kerbau biasa,” ungkapnya. Jika sedang ramai, Suhubdy bisa menjual hingga 20 ekor kerbau per bulan. Jika sedang sepi, minimal 5 kerbau terjual per bulan. Pembelinya kebanyakan dari Bali dan Jawa.

Selanjutnya Halaman 1 2 Reporter Elisabeth Adventa Editor Johana K.

PETERNAKAN

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=mWwjkqwG2KA]

  1. Bank Mega 'dicoret' dari kategori bank sistemik
  2. Golongan listrik 4.400 VA ke bawah akan dihapus
  3. Saham MDKI berbalik, ini rekomendasi analis
  4. Fundamental baik, kejatuhan saham RIMO anomali
  5. BPJS Kesehatan evaluasi klaim bedah sesar
  1. Well Harvest ekspor 1,1 juta ton alumina
  2. Prabowo dan dua tokoh disebut dalam Paradise Paper
  3. Golongan listrik 4.400 VA ke bawah akan dihapus
  4. http://industri.kontan.co.id/news/investor-malaysia-cari-rekanan-bisnis-di-indonesia-1
  5. Nasabah Reliance menunggak Rp 464,3 miliar

Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]

Leave a Reply