PELUANG USAHA / SENTRA USAHA Intip keriuhan bisnis Kampung Kaleng di Bogor (2) Sabtu, 16 Desember 2017 / 10:25 WIB
KONTAN.CO.ID – Siang itu, para perajin Kampung Kaleng Desa Pasir Mukti, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor tampak sibuk mengerjakan garapannya masing-masing. Mereka semua mengerjakannya di rumah masing-masing.
Syaefudin atau yang akrab disapa Haji Aep, salah satu perajin sedang menggarap tutup dandang super jumbo pesanan pelanggannya. Ia tampak sibuk memukul-mukul bagian kaleng berbentuk kerucut tersebut. "Ini harus dipukul-pukul terus dengan palu biar yang bagian peyok bisa mulus lagi," ujarnya sambil sibuk memainkan palu.
Para perajin biasanya mulai bekerja dari pukul 09.00 hingga menjelang petang. Jika pesanan ramai, mereka seringkali bekerja hingga subuh. Untuk perkakas kecil, seperti loyang, produksi bisa mencapai 20 unit saban hari. Sedangkan, perkakas berukuran besar, seperti oven, panci dan dandang, produksinya 2-3 unit per hari.
Haji Aep mengungkapkan pesanan akan melimpah saat menjelang Idul Fitri dan Natal. "Saya sering kewalahan. Apalagi, sebelum bulan puasa, kampung ini bisa bikin orkes musik kaleng. Subuh-subuh ramai orang kerja," tuturnya sambil tertawa.
Banjirnya pesanan menjelang Idul Fitri dan Natal lantaran banyak orang bikin kue. Selain itu, bisnis kuliner dan parsel juga sedang berada di puncak penjualan.
Tak hanya pesanan loyang dan oven yang menumpuk, pesanan produk lain seperti panci juga tak kalah laris oleh tukang bubur, bakso maupun soto.
Cipratan cuan juga menghampiri Nurman, yang mampu membuat oven dengan berbagai bentuk dan ukuran. Saat ditemui KONTAN, pria 48 tahun ini sedang sibuk merakit oven berukuran jumbo. "Biasanya yang pesan tukang roti untuk usaha juga," ujarnya.
Nurman juga kerap mendapat pesanan oven partai besar untuk pabrik kue berskala besar. Panci buatannya pun menjadi langganan tukang bakso, bubur ayam dan mie ayam.
Seperti Haji Aep, saat menjelang Idul Fitri dan Natal pesanan yang datang untuknya juga melimpah. Saking banyaknya, ia harus merekrut pekerja dua kali lipat lebih banyak dari hari biasa, yakni mencapai delapan orang. Padahal, sehari-hari, hanya tiga orang pekerja yang membantunya. "Kalau tidak dibantu, pasti pesenannya tidak selesai ini. Yang kerja saya sendiri, ya, tidak sanggup beresin semua pesanan," ungkapnya.
Selain mengandalkan momen Idul Fitri dan Natal untuk menggenjot penjualan, para perajin di Kampung Kaleng Desa Pasir Mukti, Citeureup juga dibantu oleh sebuah koperasi bernama Koperasi Rancage. Haji Aep bilang, koperasi tersebut membantu para perajin memasarkan produk dan mengkoordinir pesanan mereka.
"Koperasi ini baru ada sekitar lima tahun lalu. Jadi kalau mau pesan produk kami bisa lewat online di website koperasi. Lalu produknya diambil dari para perajin dan dikirim oleh mereka," katanya. Haji Aep menjamin harga yang ditawarkan oleh koperasi ke konsumen sama dengan harga yang ditawarkan perajin ke konsumen.
Menurut Nurman, keberadaan Koperasi Rancage tersebut sangat membantu perajin, terutama dalam memasarkan produk mereka di luar Jabodetabek. "Pesanan juga jadi meningkat. Kami dibantu jualan lewat internet kan, lumayan buat perajin seperti saya yang gaptek ini," tuturnya sambil tertawa.
Intip keriuhan bisnis Kampung Kaleng di Bogor (2)
PELUANG USAHA / SENTRA USAHA Intip keriuhan bisnis Kampung Kaleng di Bogor (2) Sabtu, 16 Desember 2017 / 10:25 WIB
KONTAN.CO.ID – Siang itu, para perajin Kampung Kaleng Desa Pasir Mukti, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor tampak sibuk mengerjakan garapannya masing-masing. Mereka semua mengerjakannya di rumah masing-masing.
Syaefudin atau yang akrab disapa Haji Aep, salah satu perajin sedang menggarap tutup dandang super jumbo pesanan pelanggannya. Ia tampak sibuk memukul-mukul bagian kaleng berbentuk kerucut tersebut. "Ini harus dipukul-pukul terus dengan palu biar yang bagian peyok bisa mulus lagi," ujarnya sambil sibuk memainkan palu.
Para perajin biasanya mulai bekerja dari pukul 09.00 hingga menjelang petang. Jika pesanan ramai, mereka seringkali bekerja hingga subuh. Untuk perkakas kecil, seperti loyang, produksi bisa mencapai 20 unit saban hari. Sedangkan, perkakas berukuran besar, seperti oven, panci dan dandang, produksinya 2-3 unit per hari.
Haji Aep mengungkapkan pesanan akan melimpah saat menjelang Idul Fitri dan Natal. "Saya sering kewalahan. Apalagi, sebelum bulan puasa, kampung ini bisa bikin orkes musik kaleng. Subuh-subuh ramai orang kerja," tuturnya sambil tertawa.
Banjirnya pesanan menjelang Idul Fitri dan Natal lantaran banyak orang bikin kue. Selain itu, bisnis kuliner dan parsel juga sedang berada di puncak penjualan.
Tak hanya pesanan loyang dan oven yang menumpuk, pesanan produk lain seperti panci juga tak kalah laris oleh tukang bubur, bakso maupun soto.
Cipratan cuan juga menghampiri Nurman, yang mampu membuat oven dengan berbagai bentuk dan ukuran. Saat ditemui KONTAN, pria 48 tahun ini sedang sibuk merakit oven berukuran jumbo. "Biasanya yang pesan tukang roti untuk usaha juga," ujarnya.
Nurman juga kerap mendapat pesanan oven partai besar untuk pabrik kue berskala besar. Panci buatannya pun menjadi langganan tukang bakso, bubur ayam dan mie ayam.
Seperti Haji Aep, saat menjelang Idul Fitri dan Natal pesanan yang datang untuknya juga melimpah. Saking banyaknya, ia harus merekrut pekerja dua kali lipat lebih banyak dari hari biasa, yakni mencapai delapan orang. Padahal, sehari-hari, hanya tiga orang pekerja yang membantunya. "Kalau tidak dibantu, pasti pesenannya tidak selesai ini. Yang kerja saya sendiri, ya, tidak sanggup beresin semua pesanan," ungkapnya.
Selain mengandalkan momen Idul Fitri dan Natal untuk menggenjot penjualan, para perajin di Kampung Kaleng Desa Pasir Mukti, Citeureup juga dibantu oleh sebuah koperasi bernama Koperasi Rancage. Haji Aep bilang, koperasi tersebut membantu para perajin memasarkan produk dan mengkoordinir pesanan mereka.
"Koperasi ini baru ada sekitar lima tahun lalu. Jadi kalau mau pesan produk kami bisa lewat online di website koperasi. Lalu produknya diambil dari para perajin dan dikirim oleh mereka," katanya. Haji Aep menjamin harga yang ditawarkan oleh koperasi ke konsumen sama dengan harga yang ditawarkan perajin ke konsumen.
Menurut Nurman, keberadaan Koperasi Rancage tersebut sangat membantu perajin, terutama dalam memasarkan produk mereka di luar Jabodetabek. "Pesanan juga jadi meningkat. Kami dibantu jualan lewat internet kan, lumayan buat perajin seperti saya yang gaptek ini," tuturnya sambil tertawa.
(Bersambung)
Reporter Elisabeth Adventa Editor Johana K.
SENTRA UKM
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=mWwjkqwG2KA]
Feedback ↑ x Feedback ↓ x
208 Comments