KONTAN.CO.ID – Sebagai bagian dari fesyen, aksesoris juga mengenal tren. Model dan gayanya pun terus berkembang. Tidak hanya desain yang kian unik dan cantik, namun juga bahan baku yang digunakan. Resin serta kayu, kini menjadi bahan baku yang sedang banyak digunakan oleh para artisan.
Kedua bahan ini dikreasikan menjadi sebuah bentuk aksesoris nan menawan. Mulai dari liontin kalung, anting-anting dan cincin yang cantik. Desi Nofiandari Arifin, pemilik Mahabu Indonesia mengatakan, aksesoris ini telah lebih dulu tenar di Jepang, Turki dan negara-negara di Timur Tengah lainnya. Barulah, sekitar pertengahan tahun 2017. kalung kayu resin ini mulai meramaikan pasar aksesoris dalam negeri. "Puncak tren kalung ini akan terjadi tahun depan karena saat ini pasar masih dalam tahap pengenalan," katanya pada KONTAN, Senin (11/12). Di dalam negeri, para artisan banyak menggunakan media sosial seperti Instagram dan Facebook untuk media pengenalan. Konsumennya pun masih didominasi para remaja hingga orang dewasa dengan rentang usia 20-35 tahun. Perempuan yang akrab disapa Desi ini baru memulai usahanya pada Maret 2017 di Nusa Dua, Bali. Dalam sebulan total produksinya mencapai 200 pieces. "Seluruhnya selalu terjual habis bahkan untuk bulan ini (Desember) penjualan meningkat sekitar 50%," tambahnya. Desi menjual aksesoris ini mulai dari Rp 65.000 sampai Rp 210.000 per pieces. Kekuatan media sosial yang dapat diakses siapa saja, membuat jangkauan pasarnya cukup luas. Perempuan berambut panjang ini kerap mengirimkan produknya ke Kalimantan, Sumatra, dan Jawa. Artisan lainnya yang menjajal peruntungan bisnis ini adalah Bagus Setyawan. Ia mulai menjual aksesoris dengan merek Cleanmixs ini mulai April 2017. Laki-laki berkumis ini mengatakan, aksesoris dari bahan kayu dan resin bakal terus digemari karena kian banyak orang mengenakan aksesoris untuk menyempurnakan penampilannya. Untuk saat ini saja, dia kerap kehabisan stok sehingga memasang sistem pre order (PO). Dalam sebulan, total produksinya sekitar 150 unit. Lainnya, dia juga menerima pesanan khusus alias custom model dari pelanggan. "Khusus pesanan, proses pembuatannya sekitar lima hingga enam hari karena kami ingin menyajikan produk yang semirip mungkin dengan keinginan konsumen," jelasnya. Bagus menjual produknya mulai Rp 80.000-Rp 100.000 per pieces. Sayangnya, dia enggan menjelaskan porsi keuntungan bersih yang dikantonginya. Untuk mempromosikan dan menjaring konsumen produk aksesorinya, Bagus memakai media sosial. Kini, jangkauan konsumennya tidak hanya disekitar Pulau Jawa tapi sudah sampai ke Bali dan Kalimantan. n Selanjutnya Halaman 123 Reporter Tri Sulistiowati Editor Johana K.
Memoles untung aksesoris kayu resin
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Memoles untung aksesoris kayu resin Kamis, 21 Desember 2017 / 12:05 WIB
KONTAN.CO.ID – Sebagai bagian dari fesyen, aksesoris juga mengenal tren. Model dan gayanya pun terus berkembang. Tidak hanya desain yang kian unik dan cantik, namun juga bahan baku yang digunakan. Resin serta kayu, kini menjadi bahan baku yang sedang banyak digunakan oleh para artisan.
Kedua bahan ini dikreasikan menjadi sebuah bentuk aksesoris nan menawan. Mulai dari liontin kalung, anting-anting dan cincin yang cantik. Desi Nofiandari Arifin, pemilik Mahabu Indonesia mengatakan, aksesoris ini telah lebih dulu tenar di Jepang, Turki dan negara-negara di Timur Tengah lainnya. Barulah, sekitar pertengahan tahun 2017. kalung kayu resin ini mulai meramaikan pasar aksesoris dalam negeri. "Puncak tren kalung ini akan terjadi tahun depan karena saat ini pasar masih dalam tahap pengenalan," katanya pada KONTAN, Senin (11/12). Di dalam negeri, para artisan banyak menggunakan media sosial seperti Instagram dan Facebook untuk media pengenalan. Konsumennya pun masih didominasi para remaja hingga orang dewasa dengan rentang usia 20-35 tahun. Perempuan yang akrab disapa Desi ini baru memulai usahanya pada Maret 2017 di Nusa Dua, Bali. Dalam sebulan total produksinya mencapai 200 pieces. "Seluruhnya selalu terjual habis bahkan untuk bulan ini (Desember) penjualan meningkat sekitar 50%," tambahnya. Desi menjual aksesoris ini mulai dari Rp 65.000 sampai Rp 210.000 per pieces. Kekuatan media sosial yang dapat diakses siapa saja, membuat jangkauan pasarnya cukup luas. Perempuan berambut panjang ini kerap mengirimkan produknya ke Kalimantan, Sumatra, dan Jawa. Artisan lainnya yang menjajal peruntungan bisnis ini adalah Bagus Setyawan. Ia mulai menjual aksesoris dengan merek Cleanmixs ini mulai April 2017. Laki-laki berkumis ini mengatakan, aksesoris dari bahan kayu dan resin bakal terus digemari karena kian banyak orang mengenakan aksesoris untuk menyempurnakan penampilannya. Untuk saat ini saja, dia kerap kehabisan stok sehingga memasang sistem pre order (PO). Dalam sebulan, total produksinya sekitar 150 unit. Lainnya, dia juga menerima pesanan khusus alias custom model dari pelanggan. "Khusus pesanan, proses pembuatannya sekitar lima hingga enam hari karena kami ingin menyajikan produk yang semirip mungkin dengan keinginan konsumen," jelasnya. Bagus menjual produknya mulai Rp 80.000-Rp 100.000 per pieces. Sayangnya, dia enggan menjelaskan porsi keuntungan bersih yang dikantonginya. Untuk mempromosikan dan menjaring konsumen produk aksesorinya, Bagus memakai media sosial. Kini, jangkauan konsumennya tidak hanya disekitar Pulau Jawa tapi sudah sampai ke Bali dan Kalimantan. n
Selanjutnya Halaman 1 2 3 Reporter Tri Sulistiowati Editor Johana K.
BISNIS FESYEN
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=E4Y-jxDz90M]
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]