PELUANG USAHA / AGRIBISNIS Akuaponik tawarkan keuntungan berlipat Selasa, 03 Oktober 2017 / 08:30 WIB
KONTAN.CO.ID – Akuaponik adalah sistem pertanian yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik. Setahun belakangan, akuaponik mulai dilirik para petani modern. Selain efisien, hasil panen akuaponik ada dua macam, yakni sayuran atau buah dan ikan.
Kecintaan pada bidang pertanian mendorong Jusuf Randi mendirikan Randi Farm. Kini, petani asal Purwokerto, Jawa Tengah ini memakai sistem akuaponik setelah sebelumnya menerapkan hidroponik. Menurutnya, sistem akuaponik lebih efisien dari sistem lainnya.
Ia mengkombinasikan kangkung organik dan lele dalam akuaponiknya. Dalam sekali panen, Randi bisa mendapatkan 240 kilogram (kg) kangkung organik dan satu ton lele. “Sayur bisa panen tiap bulan, sementara lele empat sampai lima bulan sekali,” tuturnya. Randi menjual kangkung Rp 3.000 per ikat ( 1kg=4-5 ikat) dan lele Rp 15.000 per kg.
Selain bertani, Randi Farm juga menjual instalasi mini hidroponik dan akuaponik seharga Rp 1,5 juta per set. Dalam sebulan, ia bisa menjual hingga enam set instalasi aquaponik
Pelaku usaha lainnya adalah Arief Marzocchie asal Purworejo, Jawa Tengah. Sejak 2016, ia mulai menggeluti pertanian dengan sistem akuaponik. “Dulu awalnya hidroponik, tapi terhenti karena masalah nutrisi tanaman,” tuturnya.
Akuaponik sendiri cocok diterapkan dalam sebuah pekarangan yang tidak luas seperti di rumah, kantor, kos-kosan, balkon dan lain-lain. Menurut Arief, akuaponik ini sangat hemat air, karena air dalam budidaya ikan di sirkulasi dan dialirkan ke media tanaman.
Arief menanam berbagai jenis sayuran seperti bayam hijau, bayam merah, kangkung, sawi hijau dan lainnya. “Pakai sistem akuaponik, masa panennya bisa lebih cepat dibanding dengan sistem tradisional,” katanya.
Misal, untuk tanaman kangkung, bila dengan sistem tanam tradisional mencapai 35-40 hari panen. Sedangkan dengan sistem akuaponik tanaman kangkung bisa di panen pada 25-28 hari saja.
Sama seperti Randi, Arief juga menjual instalasi aquaponik. Harga produk instalasi bervariasi mulai dari Rp 350 ribu hingga Rp 3 juta.“Karena sistem akuaponik masih baru, belum terlalu banyak peminatnya. Saya sebulan kira-kira bisa menjual 10–15 instalasi,” katanya. Maka, dalam sebulan Arief dapat meraup omzet Rp 5 juta sampai Rp 10 juta.
Meski sistem tanaman akuaponik ini masih belum dikenal masyarakat, Arief terus gencar berpromosi lewat sosial media seperti Instagram dan Facebook. Tak hanya itu, Ia juga terus menawarkan ke komunitas masyarakat seperti forum PKK dan kelompok Tani lainnya agar semakin dikenal oleh masyarakat.
Selanjutnya Halaman 12 Reporter Elisabeth Adventa, Venny Suryanto Editor Johana K.
Akuaponik tawarkan keuntungan berlipat
PELUANG USAHA / AGRIBISNIS Akuaponik tawarkan keuntungan berlipat Selasa, 03 Oktober 2017 / 08:30 WIB
KONTAN.CO.ID – Akuaponik adalah sistem pertanian yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik. Setahun belakangan, akuaponik mulai dilirik para petani modern. Selain efisien, hasil panen akuaponik ada dua macam, yakni sayuran atau buah dan ikan.
Kecintaan pada bidang pertanian mendorong Jusuf Randi mendirikan Randi Farm. Kini, petani asal Purwokerto, Jawa Tengah ini memakai sistem akuaponik setelah sebelumnya menerapkan hidroponik. Menurutnya, sistem akuaponik lebih efisien dari sistem lainnya.
Ia mengkombinasikan kangkung organik dan lele dalam akuaponiknya. Dalam sekali panen, Randi bisa mendapatkan 240 kilogram (kg) kangkung organik dan satu ton lele. “Sayur bisa panen tiap bulan, sementara lele empat sampai lima bulan sekali,” tuturnya. Randi menjual kangkung Rp 3.000 per ikat ( 1kg=4-5 ikat) dan lele Rp 15.000 per kg.
Selain bertani, Randi Farm juga menjual instalasi mini hidroponik dan akuaponik seharga Rp 1,5 juta per set. Dalam sebulan, ia bisa menjual hingga enam set instalasi aquaponik
Pelaku usaha lainnya adalah Arief Marzocchie asal Purworejo, Jawa Tengah. Sejak 2016, ia mulai menggeluti pertanian dengan sistem akuaponik. “Dulu awalnya hidroponik, tapi terhenti karena masalah nutrisi tanaman,” tuturnya.
Akuaponik sendiri cocok diterapkan dalam sebuah pekarangan yang tidak luas seperti di rumah, kantor, kos-kosan, balkon dan lain-lain. Menurut Arief, akuaponik ini sangat hemat air, karena air dalam budidaya ikan di sirkulasi dan dialirkan ke media tanaman.
Arief menanam berbagai jenis sayuran seperti bayam hijau, bayam merah, kangkung, sawi hijau dan lainnya. “Pakai sistem akuaponik, masa panennya bisa lebih cepat dibanding dengan sistem tradisional,” katanya.
Misal, untuk tanaman kangkung, bila dengan sistem tanam tradisional mencapai 35-40 hari panen. Sedangkan dengan sistem akuaponik tanaman kangkung bisa di panen pada 25-28 hari saja.
Sama seperti Randi, Arief juga menjual instalasi aquaponik. Harga produk instalasi bervariasi mulai dari Rp 350 ribu hingga Rp 3 juta.“Karena sistem akuaponik masih baru, belum terlalu banyak peminatnya. Saya sebulan kira-kira bisa menjual 10–15 instalasi,” katanya. Maka, dalam sebulan Arief dapat meraup omzet Rp 5 juta sampai Rp 10 juta.
Meski sistem tanaman akuaponik ini masih belum dikenal masyarakat, Arief terus gencar berpromosi lewat sosial media seperti Instagram dan Facebook. Tak hanya itu, Ia juga terus menawarkan ke komunitas masyarakat seperti forum PKK dan kelompok Tani lainnya agar semakin dikenal oleh masyarakat.
Selanjutnya Halaman 1 2 Reporter Elisabeth Adventa, Venny Suryanto Editor Johana K.
AGRIBISNIS
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=f7snp7QHGlE]
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]