PELUANG USAHA / AGRIBISNIS Ayam brahma yang bongsor kian diburu (2) Rabu, 26 April 2017 / 16:00 WIB
JAKARTA. Meski bukan ayam asli Indonesia, budidaya ayam brahma cukup populer di negeri ini. Maklum, bisnis budidaya ayam brahma minim resiko.
Menurut Cipto Nugroho, pembudidaya ayam brahma di Yogyakarta, di Prambanan, Jogjakarta, lahan untuk budidaya harus bertanah. Sebab, ayam brahma suka melakukan umbaran alias menggaruk-garuk tanah. Ia menggunakan kandang berukuran 1×2 m2 dengan lapisan pasir di bawahnya. Setiap kandang berisi satu ayam jantan dan tiga ayam betina.
Kandang yang terbuka juga bisa menghindarkan ayam dari stres. Cipto bilang, pengiriman jarak jauh dan kandang yang tertutup bisa memicu stres pada ayam brahma. Kondisi ini mengakibatkan mereka ganti bulu.
Untuk menghindari stres pula, Cipto berpesan untuk memperhatikan pakan ayam voer dengan kombinasi jagung giling dan beras merah. "Pemenuhan nutrisi ayam sangat penting untuk membentuk postur yang baik dan berat yang maksimal," bebernya.
Dengan nutrisi yang tepat, ayam bisa bertelur 25-40 butir. Telur bisa ditetaskan dalam 25 hari. "Penetasan menggunakan mesin penetas. Setelah bulu kering, anak ayam baru dipindah ke boks yang dilengkapi lampu penghangat," terang Cipto.
Disamping itu, Cipto mengingatkan untuk selalu memperhatikan kebersihan kandang. "Usahakan lokasi kandang bersuhu dingin supaya bulu kaki ayam lebat," jelas dia.
Cara beternak ayam brahma tak jauh beda dari ayam pada biasanya. Hal ini diungkapkan okeh peternak ayam asal Muntilan, Nunung Setiawan. "Perawatannya relatif mudah, hampir sama dengan beternak ayam lainnya," jelasnya.
Hal utama yang disiapkan untuk beternak ayam brahma adalah anak ayam. Menurut Nunung, untuk membeli anak ayam brahma, peternak setidaknya perlu modal Rp 1,5 juta. Selain itu, perlu pula menyiapkan peralatan lain seperti boks dan lampu.
Pasalnya. anak ayam butuh suhu hangat. "Di awal itu harus dikasih lampu 24 jam," jelas Nunung. Setelah berumur 2-3 bulan, barulah ayam brahma bisa dilepas ke tanah.
Soal pakan, Nunung memberi ayam brahma asupan konsentrat untuk ayam ayam pedaging. Sesekali, tambahnya, peternak juga bisa memberikan variasi makanan lain. seperti beras merah, kacang hijau, atau buah-buahan.
Namun yang terpenting, ketika ayam brahma yang mulai beranjak dewasa perlu ruang yang lebih luas. Artinya, peternak harus menyiapkan kandang yang besar. "Idealnya makin luas makin bagus, tetapi dalam satu kandang tidak dicampur dengan ayam lain," tutur Nunung.
Jika ayam brahma dicampur dengan jenis lainnya, Nunung bilang ayam ini akan rentan terkena penyakit. Berdasarkan pengalamannya, hal ini menjadi suatu kendala bagi Nunung. "Kalau ayam sakit itu kita rugi," tuturnya. Karena itu, Nunung menyarankan agar kandang tetap dijaga steril.
(Selesai)
Reporter Jane Aprilyani, Nisa Dwiresya Putri Editor Havid Vebri
Ayam brahma yang bongsor kian diburu (2)
PELUANG USAHA / AGRIBISNIS Ayam brahma yang bongsor kian diburu (2) Rabu, 26 April 2017 / 16:00 WIB
JAKARTA. Meski bukan ayam asli Indonesia, budidaya ayam brahma cukup populer di negeri ini. Maklum, bisnis budidaya ayam brahma minim resiko.
Menurut Cipto Nugroho, pembudidaya ayam brahma di Yogyakarta, di Prambanan, Jogjakarta, lahan untuk budidaya harus bertanah. Sebab, ayam brahma suka melakukan umbaran alias menggaruk-garuk tanah. Ia menggunakan kandang berukuran 1×2 m2 dengan lapisan pasir di bawahnya. Setiap kandang berisi satu ayam jantan dan tiga ayam betina.
BACA JUGA :
Kandang yang terbuka juga bisa menghindarkan ayam dari stres. Cipto bilang, pengiriman jarak jauh dan kandang yang tertutup bisa memicu stres pada ayam brahma. Kondisi ini mengakibatkan mereka ganti bulu.
Untuk menghindari stres pula, Cipto berpesan untuk memperhatikan pakan ayam voer dengan kombinasi jagung giling dan beras merah. "Pemenuhan nutrisi ayam sangat penting untuk membentuk postur yang baik dan berat yang maksimal," bebernya.
Dengan nutrisi yang tepat, ayam bisa bertelur 25-40 butir. Telur bisa ditetaskan dalam 25 hari. "Penetasan menggunakan mesin penetas. Setelah bulu kering, anak ayam baru dipindah ke boks yang dilengkapi lampu penghangat," terang Cipto.
Disamping itu, Cipto mengingatkan untuk selalu memperhatikan kebersihan kandang. "Usahakan lokasi kandang bersuhu dingin supaya bulu kaki ayam lebat," jelas dia.
Cara beternak ayam brahma tak jauh beda dari ayam pada biasanya. Hal ini diungkapkan okeh peternak ayam asal Muntilan, Nunung Setiawan. "Perawatannya relatif mudah, hampir sama dengan beternak ayam lainnya," jelasnya.
Hal utama yang disiapkan untuk beternak ayam brahma adalah anak ayam. Menurut Nunung, untuk membeli anak ayam brahma, peternak setidaknya perlu modal Rp 1,5 juta. Selain itu, perlu pula menyiapkan peralatan lain seperti boks dan lampu.
Pasalnya. anak ayam butuh suhu hangat. "Di awal itu harus dikasih lampu 24 jam," jelas Nunung. Setelah berumur 2-3 bulan, barulah ayam brahma bisa dilepas ke tanah.
Soal pakan, Nunung memberi ayam brahma asupan konsentrat untuk ayam ayam pedaging. Sesekali, tambahnya, peternak juga bisa memberikan variasi makanan lain. seperti beras merah, kacang hijau, atau buah-buahan.
Namun yang terpenting, ketika ayam brahma yang mulai beranjak dewasa perlu ruang yang lebih luas. Artinya, peternak harus menyiapkan kandang yang besar. "Idealnya makin luas makin bagus, tetapi dalam satu kandang tidak dicampur dengan ayam lain," tutur Nunung.
Jika ayam brahma dicampur dengan jenis lainnya, Nunung bilang ayam ini akan rentan terkena penyakit. Berdasarkan pengalamannya, hal ini menjadi suatu kendala bagi Nunung. "Kalau ayam sakit itu kita rugi," tuturnya. Karena itu, Nunung menyarankan agar kandang tetap dijaga steril.
(Selesai)
Reporter Jane Aprilyani, Nisa Dwiresya Putri Editor Havid Vebri
USAHA IKM
Feedback ↑ x Feedback ↓ x