Belanja olahan bandeng di Tambakrejo, Semarang (1)
PELUANG USAHA / SENTRA USAHA Belanja olahan bandeng di Tambakrejo, Semarang (1) Kamis, 27 April 2017 / 21:24 WIB
Kota Semarang memang lekat dengan kuliner yang lezat. Tak hanya warga lokal, beragam sajian khas di ibukota Provinsi Jawa Tengah ini juga disukai oleh para pelancong. Salah satunya, olahan bandeng.
Sejak lama, olahan bandeng ini menjadi pilihan oleh-oleh setelah berkunjung ke Semarang. Mencari olahan bandeng di Semarang tidak susah. Selain banyak dijajakan di toko oleh-oleh, Anda juga bisa berburu olahan bandeng langsung ke tempat produksinya yang disebut Kampung Sentra Bandeng di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Semarang.
Kampung ini menjadi sentra pengolahan bandeng terbesar di Kota Semarang. Terbentuknya sentra ini berawal dari sebuah kelompok usaha bernama Mina Makmur. Kelompok usaha ini diinisiasi oleh ibu-ibu rumah tangga.
Seiring berjalannya waktu, kini para anggota kelompok Mina Makmur telah membuka usaha bandeng sendiri-sendiri. Dari situlah kampung ini dikenal sebagai Kampung Sentra Bandeng. Saat ini, terdapat sekitar 10 usaha rumahan pengolahan bandeng di Kampung Sentra Bandeng.
Nasoka, salah satu produsen olahan bandeng di kampung ini mengatakan, warga di Kelurahan Tambakrejo sudah lama menjadi pengusaha bandeng olahan sebelum kelurahan ini populer sebagai Kampung Sentra Bandeng. Nasoka sendiri sudah menjajakan bandeng olahan sejak 18 tahun yang lalu. “Terkenal menjadi sentra bandeng baru lima tahunan terakhir, “ kata Nasoka.
Fatkhan, pengusaha bandeng lainnya membenarkan kalau daerah tempat tinggalnya ini sudah lama memproduksi bandeng olahan. Fatkhan sendiri memulai usahanya sejak 10 tahun lalu.
Fatkhan dulunya juga anggota Kelompok Mina Makmur yang kini membuka usaha pengolahan bandeng sendiri. Dalam melakukan produksi, Fatkhan dibantu oleh dua tetangganya.
Para pengusaha bandeng presto di Kampung Sentra Bandeng ini memasarkan hasil produksinya dengan cara dititipkan ke toko oleh-oleh dan dijual langsung di kios masing-masing.
Fatkhan menuturkan, sebagian produksi bandengnya dijual di toko oleh-oleh di sepanjang daerah Krapyak, Semarang dan sebagian lagi dijual di kiosnya.
Namun, tidak semua pengusaha bandeng di sentra ini menjajakan bandengnya ke toko oleh-oleh. Seperti Nasoka, ia hanya menjajakan bandeng di kiosnya yang juga difungsikan untuk menjual bahan sembako. “Saya hanya memasarkan bandeng di toko saya saja karena sudah ada langganannya sendiri,” kata Nasoka.
Rata-rata pengusaha bandeng di Kampung Sentra Bandeng ini mengolah bandeng menjadi otak-otak, pepes dan bandeng presto. Dari ketiga olahan tersebut, yang paling bayak peminatnya adalah bandeng presto. “Yang paling laku memang bandeng presto, kalau otak-otak saya hanya buat kalau ada pesanan,” ungkap Nasoka.
Sementara Fatkhan selalu menyediakan stok otak-otak. Bahkan, di kiosnya Fatkhan juga menambah produk lain berupa tahu bakso. “Biar usaha semakin berkembang, tidak seperti ini saja,” kata Fatkhan. Setiap hari ada saja pengunjung yang mampir ke sentra ini, terutama saat liburan. Sementara puncaknya terjadi saat Lebaran.
Belanja olahan bandeng di Tambakrejo, Semarang (1)
PELUANG USAHA / SENTRA USAHA Belanja olahan bandeng di Tambakrejo, Semarang (1) Kamis, 27 April 2017 / 21:24 WIB
Kota Semarang memang lekat dengan kuliner yang lezat. Tak hanya warga lokal, beragam sajian khas di ibukota Provinsi Jawa Tengah ini juga disukai oleh para pelancong. Salah satunya, olahan bandeng.
Sejak lama, olahan bandeng ini menjadi pilihan oleh-oleh setelah berkunjung ke Semarang. Mencari olahan bandeng di Semarang tidak susah. Selain banyak dijajakan di toko oleh-oleh, Anda juga bisa berburu olahan bandeng langsung ke tempat produksinya yang disebut Kampung Sentra Bandeng di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Semarang.
Kampung ini menjadi sentra pengolahan bandeng terbesar di Kota Semarang. Terbentuknya sentra ini berawal dari sebuah kelompok usaha bernama Mina Makmur. Kelompok usaha ini diinisiasi oleh ibu-ibu rumah tangga.
Seiring berjalannya waktu, kini para anggota kelompok Mina Makmur telah membuka usaha bandeng sendiri-sendiri. Dari situlah kampung ini dikenal sebagai Kampung Sentra Bandeng. Saat ini, terdapat sekitar 10 usaha rumahan pengolahan bandeng di Kampung Sentra Bandeng.
Nasoka, salah satu produsen olahan bandeng di kampung ini mengatakan, warga di Kelurahan Tambakrejo sudah lama menjadi pengusaha bandeng olahan sebelum kelurahan ini populer sebagai Kampung Sentra Bandeng. Nasoka sendiri sudah menjajakan bandeng olahan sejak 18 tahun yang lalu. “Terkenal menjadi sentra bandeng baru lima tahunan terakhir, “ kata Nasoka.
Fatkhan, pengusaha bandeng lainnya membenarkan kalau daerah tempat tinggalnya ini sudah lama memproduksi bandeng olahan. Fatkhan sendiri memulai usahanya sejak 10 tahun lalu.
Fatkhan dulunya juga anggota Kelompok Mina Makmur yang kini membuka usaha pengolahan bandeng sendiri. Dalam melakukan produksi, Fatkhan dibantu oleh dua tetangganya.
Para pengusaha bandeng presto di Kampung Sentra Bandeng ini memasarkan hasil produksinya dengan cara dititipkan ke toko oleh-oleh dan dijual langsung di kios masing-masing.
Fatkhan menuturkan, sebagian produksi bandengnya dijual di toko oleh-oleh di sepanjang daerah Krapyak, Semarang dan sebagian lagi dijual di kiosnya.
Namun, tidak semua pengusaha bandeng di sentra ini menjajakan bandengnya ke toko oleh-oleh. Seperti Nasoka, ia hanya menjajakan bandeng di kiosnya yang juga difungsikan untuk menjual bahan sembako. “Saya hanya memasarkan bandeng di toko saya saja karena sudah ada langganannya sendiri,” kata Nasoka.
Rata-rata pengusaha bandeng di Kampung Sentra Bandeng ini mengolah bandeng menjadi otak-otak, pepes dan bandeng presto. Dari ketiga olahan tersebut, yang paling bayak peminatnya adalah bandeng presto.
“Yang paling laku memang bandeng presto, kalau otak-otak saya hanya buat kalau ada pesanan,” ungkap Nasoka.
Sementara Fatkhan selalu menyediakan stok otak-otak. Bahkan, di kiosnya Fatkhan juga menambah produk lain berupa tahu bakso. “Biar usaha semakin berkembang, tidak seperti ini saja,” kata Fatkhan.
Setiap hari ada saja pengunjung yang mampir ke sentra ini, terutama saat liburan. Sementara puncaknya terjadi saat Lebaran.
(Bersambung)
Reporter Danielisa Putriadita Editor Johana K.
USAHA IKM
Feedback ↑ x Feedback ↓ x