PELUANG USAHA / AGRIBISNIS Berbulu lebat dan anggun, ayam Cochin diminati Minggu, 12 November 2017 / 10:15 WIB
KONTAN.CO.ID – Ayam Cochin mulai digemari. Unggas asal China ini memiliki karakter yang unik, yakni memiliki bulu panjang hingga menutupi bagian belakang ayam, sehingga terkesan bentuknya bulat. Tak hanya itu, tumbuhnya bulu di kaki juga menjadi salah satu ciri khasnya.
Selain panjang dan lebat, perpaduan tiga warna bulunya pun sangat cantik. Penampilan fisik inilah yang mendorong popularitas ayam Cochin di kalangan pehobi ayam hias.
Saiful Aziz, pemilik Syae Farm asal Sleman, Yogyakarta mengatakan penggemar ayam cochin cukup banyak. Dalam sebulan dia bisa menjual hingga 80 ekor. Kebanyakan konsumennya berasal dari Makassar, Jakarta, Bali, Pekanbaru, Lampung dan lainnya.
Harga seekor anakan ayam Cochin berumur sebulan berkisar Rp 450.000 hingga Rp 600.000. Sedangkan, ayam dewasa dijual Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta per pasang.
Untuk memenuhi permintaan yang datang Saiful menggandeng seorang petani dalam beternak ayam. "Ini untuk memudahkan sistem kontrol saja," katanya.
Saat ini, Saiful memiliki 30 ekor ayam Cochin yang dikembangbiakkan di kandang ukuran 800 m2. Dia membudidayakan ayam dari Negeri Tirai Bambu ini sejak tahun 2011 dan mulai berjualan tahun 2014.
Peternak ayam Cochin lainnya adalah Candra Prastha. Sama seperti Saiful, Candra juga melihat penggemar ayam jenis ini makin banyak. Bahkan, penjualan ayamnya tergolong tinggi, lantaran masih langka. "Potensi penjualannya cukup tinggi karena ayam ini unik dan populasinya masih terbatas," jelas Candra.
Apalagi, ayam Cochin dapat juga dipelihara di lingkup perkotaan. Candra sendiri memeliharanya di Yogyakarta di kandang seluas 200 m2. Baru tiga tahun dia menekuni pembudidayaan cochin.
Awalnya, Candra menggandeng petani plasma untuk beternak ayam Cochin ini. Ia memiliki 20 ekor koleksi induk ayam Cochin dengan model warna merah, hitam, putih dan warna barred/jali yang masih populer.
Ke-20 induk itu terdiri dari 10 ekor ayam betina dan 10 ekor ayam jantan. Dalam satu periode bertelur, ayam betina bisa menelurkan sekitar delapan-10 butir telur.
Harga ayam Cochin cukup tinggi. Candra membanderol harga indukan ayam Cochin mulai dari Rp 5 juta sampai Rp 7 juta per ekor. Untuk anakan Cochin atau bantam Cochin mulai dari Rp 300.000 sampai Rp 1 juta, tergantung postur tubuh dan warna ayam. "Omzet sebulan ya bisa mencapai Rp 7 juta-Rp 10 jutaan," tuturnya.
Tak hanya di Kota Gudeg, konsumen Candra juga datang dari berbagai pelosok negeri. Antara lain dari Jakarta, Lampung, Kalimantan, Lombok, Makassar hingga Papua.
Selanjutnya Halaman 12 Reporter Tri Sulistiowati, Venny Suryanto Editor Johana K.
Berbulu lebat dan anggun, ayam Cochin diminati
PELUANG USAHA / AGRIBISNIS Berbulu lebat dan anggun, ayam Cochin diminati Minggu, 12 November 2017 / 10:15 WIB
KONTAN.CO.ID – Ayam Cochin mulai digemari. Unggas asal China ini memiliki karakter yang unik, yakni memiliki bulu panjang hingga menutupi bagian belakang ayam, sehingga terkesan bentuknya bulat. Tak hanya itu, tumbuhnya bulu di kaki juga menjadi salah satu ciri khasnya.
Selain panjang dan lebat, perpaduan tiga warna bulunya pun sangat cantik. Penampilan fisik inilah yang mendorong popularitas ayam Cochin di kalangan pehobi ayam hias.
Saiful Aziz, pemilik Syae Farm asal Sleman, Yogyakarta mengatakan penggemar ayam cochin cukup banyak. Dalam sebulan dia bisa menjual hingga 80 ekor. Kebanyakan konsumennya berasal dari Makassar, Jakarta, Bali, Pekanbaru, Lampung dan lainnya.
Harga seekor anakan ayam Cochin berumur sebulan berkisar Rp 450.000 hingga Rp 600.000. Sedangkan, ayam dewasa dijual Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta per pasang.
Untuk memenuhi permintaan yang datang Saiful menggandeng seorang petani dalam beternak ayam. "Ini untuk memudahkan sistem kontrol saja," katanya.
Saat ini, Saiful memiliki 30 ekor ayam Cochin yang dikembangbiakkan di kandang ukuran 800 m2. Dia membudidayakan ayam dari Negeri Tirai Bambu ini sejak tahun 2011 dan mulai berjualan tahun 2014.
Peternak ayam Cochin lainnya adalah Candra Prastha. Sama seperti Saiful, Candra juga melihat penggemar ayam jenis ini makin banyak. Bahkan, penjualan ayamnya tergolong tinggi, lantaran masih langka. "Potensi penjualannya cukup tinggi karena ayam ini unik dan populasinya masih terbatas," jelas Candra.
Apalagi, ayam Cochin dapat juga dipelihara di lingkup perkotaan. Candra sendiri memeliharanya di Yogyakarta di kandang seluas 200 m2. Baru tiga tahun dia menekuni pembudidayaan cochin.
Awalnya, Candra menggandeng petani plasma untuk beternak ayam Cochin ini. Ia memiliki 20 ekor koleksi induk ayam Cochin dengan model warna merah, hitam, putih dan warna barred/jali yang masih populer.
Ke-20 induk itu terdiri dari 10 ekor ayam betina dan 10 ekor ayam jantan. Dalam satu periode bertelur, ayam betina bisa menelurkan sekitar delapan-10 butir telur.
Harga ayam Cochin cukup tinggi. Candra membanderol harga indukan ayam Cochin mulai dari Rp 5 juta sampai Rp 7 juta per ekor. Untuk anakan Cochin atau bantam Cochin mulai dari Rp 300.000 sampai Rp 1 juta, tergantung postur tubuh dan warna ayam. "Omzet sebulan ya bisa mencapai Rp 7 juta-Rp 10 jutaan," tuturnya.
Tak hanya di Kota Gudeg, konsumen Candra juga datang dari berbagai pelosok negeri. Antara lain dari Jakarta, Lampung, Kalimantan, Lombok, Makassar hingga Papua.
Selanjutnya Halaman 1 2 Reporter Tri Sulistiowati, Venny Suryanto Editor Johana K.
PETERNAKAN
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=8Joof_3Cqtg]
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]