JAKARTA. Menjelang Lebaran, produsen mukena tak pernah sepi pesanan. Bahkan, tidak hanya beberapa bulan sebelum Ramadan, salah satu perlengkapan saat beribadah ini kaum hawa ini selalu menjadi buruan. Sayangnya, banyak produsen sering kewalahan lantaran permintaan mukena membanjir.
Seperti Hedrik Susanto, pemilik usaha Mukena Hasfita di Pasuruan, Jawa Timur. Telah mendirikan usaha sejak empat tahun lalu, hampir setiap Ramadan, dia kewalahan melayani pesanan mukena.
Padahal, satu hingga dua bulan sebelum Ramadan, Hendrik sudah meningkatkan kapasitas produksinya. Ia memberdayakan ibu-ibu rumah tangga untuk produksi mukena. "Ada sekitar 13 orang yang kami beri mesin untuk membuat mukena. Bahan baku juga dari saya," ujarnya.
Meski begitu, ada saja kendala yang menghambat produksi. Ambil contoh, keterlambatan dalam pembuatan renda pada mukena ataupun pengiriman kain dari pemasok.
Oleh karena itu, kini dia mengambil strategi, produksi mukena untuk Ramadan harus selesai dua bulan sebelum puasa. "Untuk stok Ramadan, ia menyiapkan 50 helai mukena per warna dan tiap model ada 20 warna," pungkas Hedrik.
Disamping itu, saat bulan-bulan biasa, Hedrik juga menerapkan sistem pre-order sesuai permintaan konsumen. Hal ini cocok bagi konsumen yang membeli mukena untuk oleh-oleh haji dan umroh dan harus menyesuaikan warna dan jumlahnya.
Tiap tahun, Hedrik selalu merancang model dan warna baru produk mukenanya. Selain menjual langsung, ia kini mulai aktif memasarkan mukena lewat website, marketplace dan media sosial.
Agar persiapan jelang Ramadan berjalan lancar, salah satu pendiri mukena bernama Tatuis, yaitu Diansyah Sukmana, memanfaatkan pinjaman dari bank. Dana pinjaman tersebut Diansyah pakai untuk modal meningkatkan produksi.
Maklum, saat hari-hari biasa, setiap ada katalog baru, produksi Tatuis mencapai 10.000 potong mukena. Katalog meluncur tiap dua bulan sekali. Menjelang Ramadan, Tatuis mengerek produksinya 30%-40% dari hari biasanya. "Pinjaman dari bank sangat membantu saat produksi mulai naik," kata Diansyah.
Dalam memproduksi mukena, Tatuis dibantu oleh penjahit yang tergabung dalam kelompok maklon penjahit. Tatuis memiliki tiga maklon yang telah dibina sejak awal untuk hanya memproduksi mukena bagi Tatuis.
Tatuis yang sudah berdiri sejak 2010 telah lama menerapkan strategi pengerjaan penambahan produksi mukena sebelum empat bulan Lebaran tiba. Menurut Diansyah, high season Lebaran tahun ini jatuh pada bulan April, Mei dan Juni, maka Diansyah telah menggenjot produksi mukena sejak Desember.
(Selesai)
Reporter Danielisa Putriadita, Jane Aprilyani Editor Havid Vebri
Berkah Ramadan, omzet mukena merekah (2)
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Berkah Ramadan, omzet mukena merekah (2) Kamis, 01 Juni 2017 / 14:17 WIB
JAKARTA. Menjelang Lebaran, produsen mukena tak pernah sepi pesanan. Bahkan, tidak hanya beberapa bulan sebelum Ramadan, salah satu perlengkapan saat beribadah ini kaum hawa ini selalu menjadi buruan. Sayangnya, banyak produsen sering kewalahan lantaran permintaan mukena membanjir.
Seperti Hedrik Susanto, pemilik usaha Mukena Hasfita di Pasuruan, Jawa Timur. Telah mendirikan usaha sejak empat tahun lalu, hampir setiap Ramadan, dia kewalahan melayani pesanan mukena.
Padahal, satu hingga dua bulan sebelum Ramadan, Hendrik sudah meningkatkan kapasitas produksinya. Ia memberdayakan ibu-ibu rumah tangga untuk produksi mukena. "Ada sekitar 13 orang yang kami beri mesin untuk membuat mukena. Bahan baku juga dari saya," ujarnya.
Meski begitu, ada saja kendala yang menghambat produksi. Ambil contoh, keterlambatan dalam pembuatan renda pada mukena ataupun pengiriman kain dari pemasok.
Oleh karena itu, kini dia mengambil strategi, produksi mukena untuk Ramadan harus selesai dua bulan sebelum puasa. "Untuk stok Ramadan, ia menyiapkan 50 helai mukena per warna dan tiap model ada 20 warna," pungkas Hedrik.
Disamping itu, saat bulan-bulan biasa, Hedrik juga menerapkan sistem pre-order sesuai permintaan konsumen. Hal ini cocok bagi konsumen yang membeli mukena untuk oleh-oleh haji dan umroh dan harus menyesuaikan warna dan jumlahnya.
Tiap tahun, Hedrik selalu merancang model dan warna baru produk mukenanya. Selain menjual langsung, ia kini mulai aktif memasarkan mukena lewat website, marketplace dan media sosial.
Agar persiapan jelang Ramadan berjalan lancar, salah satu pendiri mukena bernama Tatuis, yaitu Diansyah Sukmana, memanfaatkan pinjaman dari bank. Dana pinjaman tersebut Diansyah pakai untuk modal meningkatkan produksi.
Maklum, saat hari-hari biasa, setiap ada katalog baru, produksi Tatuis mencapai 10.000 potong mukena. Katalog meluncur tiap dua bulan sekali. Menjelang Ramadan, Tatuis mengerek produksinya 30%-40% dari hari biasanya. "Pinjaman dari bank sangat membantu saat produksi mulai naik," kata Diansyah.
Dalam memproduksi mukena, Tatuis dibantu oleh penjahit yang tergabung dalam kelompok maklon penjahit. Tatuis memiliki tiga maklon yang telah dibina sejak awal untuk hanya memproduksi mukena bagi Tatuis.
Tatuis yang sudah berdiri sejak 2010 telah lama menerapkan strategi pengerjaan penambahan produksi mukena sebelum empat bulan Lebaran tiba. Menurut Diansyah, high season Lebaran tahun ini jatuh pada bulan April, Mei dan Juni, maka Diansyah telah menggenjot produksi mukena sejak Desember.
(Selesai)
Reporter Danielisa Putriadita, Jane Aprilyani Editor Havid Vebri
USAHA IKM
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]