PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Bisnis nasi liwet kekinian melesat saat puasa (1) Selasa, 06 Juni 2017 / 17:11 WIB
JAKARTA. Suasana Ramadan kian terasa memasuki minggu ke dua bulan puasa ini. Banyak kegiatan digelar, baik ibadah maupun berbuka bersama (bukber). Bukber pun menjadi ajang yang dinanti-nanti sebagian orang, baik yang menjalankan ibadah puasa maupun yang tidak.
Peluang inilah yang coba ditangkap pelaku bisnis katering, dengan menawarkan menu berbuka dengan beragam konsep. Kini, nasi liwet dengan alas daun pisang jadi tren yang diburu konsumen. Bahkan, menu ini lebih laris dibanding menu makanan asing lain.
Salah satu yang menyajikan menu ini adalah Valentine dan Emanuel Agung di Tebet, Jakarta Selatan. Telah menjalankan bisnis katering sejak empat tahun lalu, Valentine menjajakan menu nasi liwet karena ramai permintaan. “Liwetan lagi ramai karena banyak pelanggan yang undang anak yatim dan menu tradisional ini juga kekinian,” ujarnya.
Selain itu, nasi liwet jadi pilihan buka puasa karena saat mengkonsumsi menu nasi akan terlihat akrab. Dengan menu ini, omzet Valentine pun naik 200%.
Dia menyajikan sejumlah menu nasi liwet. Salah satunya, berisi nasi liwet teri pete, ayam goreng, sambal goreng ati, ampela, tahu dan tempe goreng, bakwan jagung, pete rebus, lalapan, kerupuk dan daun pisang.
Harganya mulai Rp 800.000 per 10 porsi dan Rp 1,15 juta per 15 porsi. Omzet yang diperoleh Valentine sejak awal puasa hingga kini capai Rp 40 juta.
Pengusaha katering lain yang membidik budaya buka bersama masyarakat adalah Andayani. Dia ikut meraup untung momentum bulan Ramadan ini.
Andayani menawarkan menu berbeda selama puasa. Bila hari-hari biasa pemilik Katering Indah ini dia banyak menyiapkan paket katering sehat, selama Ramadan dia menyajikan nasi liwet kekinian. “Kami menawarkan paket khusus selama bulan Ramadan yang tidak dijual ketika hari-hari biasa. Yakni, paket nasi kotak dan nasi liwet kekinian,” jelasnya. Nasi liwet kekinian adalah nasi beralas daun pisang.
Isi nasi kotak atau nasi liwet kekinian adalah nasi gurih atau nasi biasa, urap, tahu, tempe, kentang, telor balado, dan ayam goreng. Nasi liwet dipatok Rp 120.000 per empat orang, sedangkan nasi kotak dibanderol Rp 25.000–Rp 40.000 tergantung permintaan pelanggan.
Menurut Andayani, nasi liwet punya keunikan. Bila dibandingkan dengan menu Timur Tengah, selain harganya lebih murah, nasi liwet bisa dikonsumsi semua kalangan. "Apalagi dengan nasi liwet kekinian, bisa duduk lesehan dan makan bersama tanpa menggunakan piring tapi pakai daun pisang. Ini lebih khas nusantara dan kebersamaannya lebih terasa,” jelas Andayani.
Omzet usaha wanita berusia 44 tahun ini pun melonjak hingga 40% dibandingkan hari biasa. Rata-rata omzet yang diperoleh per hari sekitar Rp 3,5 juta pada bulan puasa dan hari biasa Rp 2,5 juta per hari.
(Bersambung)
Reporter Jane Aprilyani, Maizal Walfajri Editor Havid Vebri
Bisnis nasi liwet kekinian melesat saat puasa (1)
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Bisnis nasi liwet kekinian melesat saat puasa (1) Selasa, 06 Juni 2017 / 17:11 WIB
JAKARTA. Suasana Ramadan kian terasa memasuki minggu ke dua bulan puasa ini. Banyak kegiatan digelar, baik ibadah maupun berbuka bersama (bukber). Bukber pun menjadi ajang yang dinanti-nanti sebagian orang, baik yang menjalankan ibadah puasa maupun yang tidak.
Peluang inilah yang coba ditangkap pelaku bisnis katering, dengan menawarkan menu berbuka dengan beragam konsep. Kini, nasi liwet dengan alas daun pisang jadi tren yang diburu konsumen. Bahkan, menu ini lebih laris dibanding menu makanan asing lain.
Salah satu yang menyajikan menu ini adalah Valentine dan Emanuel Agung di Tebet, Jakarta Selatan. Telah menjalankan bisnis katering sejak empat tahun lalu, Valentine menjajakan menu nasi liwet karena ramai permintaan. “Liwetan lagi ramai karena banyak pelanggan yang undang anak yatim dan menu tradisional ini juga kekinian,” ujarnya.
Selain itu, nasi liwet jadi pilihan buka puasa karena saat mengkonsumsi menu nasi akan terlihat akrab. Dengan menu ini, omzet Valentine pun naik 200%.
Dia menyajikan sejumlah menu nasi liwet. Salah satunya, berisi nasi liwet teri pete, ayam goreng, sambal goreng ati, ampela, tahu dan tempe goreng, bakwan jagung, pete rebus, lalapan, kerupuk dan daun pisang.
Harganya mulai Rp 800.000 per 10 porsi dan Rp 1,15 juta per 15 porsi. Omzet yang diperoleh Valentine sejak awal puasa hingga kini capai Rp 40 juta.
Pengusaha katering lain yang membidik budaya buka bersama masyarakat adalah Andayani. Dia ikut meraup untung momentum bulan Ramadan ini.
Andayani menawarkan menu berbeda selama puasa. Bila hari-hari biasa pemilik Katering Indah ini dia banyak menyiapkan paket katering sehat, selama Ramadan dia menyajikan nasi liwet kekinian. “Kami menawarkan paket khusus selama bulan Ramadan yang tidak dijual ketika hari-hari biasa. Yakni, paket nasi kotak dan nasi liwet kekinian,” jelasnya. Nasi liwet kekinian adalah nasi beralas daun pisang.
Isi nasi kotak atau nasi liwet kekinian adalah nasi gurih atau nasi biasa, urap, tahu, tempe, kentang, telor balado, dan ayam goreng. Nasi liwet dipatok Rp 120.000 per empat orang, sedangkan nasi kotak dibanderol Rp 25.000–Rp 40.000 tergantung permintaan pelanggan.
Menurut Andayani, nasi liwet punya keunikan. Bila dibandingkan dengan menu Timur Tengah, selain harganya lebih murah, nasi liwet bisa dikonsumsi semua kalangan. "Apalagi dengan nasi liwet kekinian, bisa duduk lesehan dan makan bersama tanpa menggunakan piring tapi pakai daun pisang. Ini lebih khas nusantara dan kebersamaannya lebih terasa,” jelas Andayani.
Omzet usaha wanita berusia 44 tahun ini pun melonjak hingga 40% dibandingkan hari biasa. Rata-rata omzet yang diperoleh per hari sekitar Rp 3,5 juta pada bulan puasa dan hari biasa Rp 2,5 juta per hari.
(Bersambung)
Reporter Jane Aprilyani, Maizal Walfajri Editor Havid Vebri
USAHA IKM
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]