Booming lagi, permintaan celana cutbray tinggi (2)
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Booming lagi, permintaan celana cutbray tinggi (2) Jumat, 21 Juli 2017 / 10:05 WIB
Belakangan di media sosial, ramai muda-mudi memamerkan foto diri dalam balutan celana cutbray. Hal ini membuat model celana ala era 1970-an ini kembali populer. Ogah kehilangan momentum, kian hari makin banyak pula penjaja celana cutbray, baik lewat offline maupun online.
Menyikapi kondisi ini, masing-masing pedagang mulai pasang strategi. Seperti yang dilakukan Taufik Rustiadi asal Bandung. Taufik bilang, ia bukanlah pemain lama dalam bisnis fesyen. Sebelum berjualan cutbray, ia pernah berjualan celana jogger, chino, jaket, dan ragam produk lainnya.
Sejak 2016, Taufik mulai serius berjualan cutbray mengandalkan media dalam jaringan. Persisnya lewat Instagram Cutbray.id Taufik menjual cutbray dalam berbagai ukuran, model, dan bahan.
Menjual cutbray produksi sendiri menjadi kunci persaingan usaha Taufik. Saat ini, Taufik mengelola produksi rumahan dibantu oleh 10 orang karyawan. Dalam satu hari, Cutbray.id bisa memproduksi 75-100 produk.
Menurut Taufik, dengan produksi sendiri dia dapat mengontrol kualitas produk. Pola dan ukuran cutbray pun dibuat seideal mungkin. Lebih-lebih, konsumen dapat memilih bahan, model, dan ukuran sendiri lewat pemesanan pre-order.
Trik Taufik terbukti ampuh. Hingga kini, permintaan cutbray di lapaknya tetap ramai. Bahkan kadang waktu produksi harus molor karena banyaknya pesanan. "Seperti Lebaran, itu kami kewalahan," ujar Taufik.
Berkaca pada pengalaman sebelumnya, Taufik memperkirakan permintaan pasar terhadap cutbray masih akan tinggi hingga lima tahun kedepan. "Seperti jogger, dulu bisa bertahan lima tahun. Cutbray mungkin bisa lebih lama karena ada komunitas pecintanya juga di beberapa daerah," jelas dia.
Makin banyaknya penjual celana cutbray via online dan juga offline, rupanya ditanggapi dingin oleh Aris Widiati pemilik Galeri Celana asal Sidoarjo, Jawa Timur.
Agar konsumen tidak lari, dia getol berinovasi seperti menciptakan model cutbray baru seperti motif bordir bunga atau hewan dengan corak warna-warni. Lainnya, mengkonsep foto produk dengan menggunakan model yang cantik. "Percaya atau tidak, konsumen bisa tertarik membeli produk kami kalau modelnya cantik," jelasnya pada KONTAN, Selasa (18/7).
Perempuan yang lebih akrab disapa Ari ini banyak mendapatkan ide desain dari model-model celana cutbray yang sempat ngetren pada era tahun 70-an.
Hampir dua tahun menjual produk tersebut, dia mengatakan, kendala yang sering dihadapi adalah proses pengiriman yang kadang tidak tepat waktu. Apalagi saat high season, pihak ekspedisi atau logistik akan sering kebanjiran barang sehingga paket tidak bisa diterima konsumen sesuai jadwal. Sayangnya, sampai sekarang dia masih belum menemukan solusinya.
(Selesai)
Reporter Nisa Dwiresya Putri, Tri Sulistiowati Editor Johana K.
Booming lagi, permintaan celana cutbray tinggi (2)
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Booming lagi, permintaan celana cutbray tinggi (2) Jumat, 21 Juli 2017 / 10:05 WIB
Belakangan di media sosial, ramai muda-mudi memamerkan foto diri dalam balutan celana cutbray. Hal ini membuat model celana ala era 1970-an ini kembali populer. Ogah kehilangan momentum, kian hari makin banyak pula penjaja celana cutbray, baik lewat offline maupun online.
Menyikapi kondisi ini, masing-masing pedagang mulai pasang strategi. Seperti yang dilakukan Taufik Rustiadi asal Bandung. Taufik bilang, ia bukanlah pemain lama dalam bisnis fesyen. Sebelum berjualan cutbray, ia pernah berjualan celana jogger, chino, jaket, dan ragam produk lainnya.
Sejak 2016, Taufik mulai serius berjualan cutbray mengandalkan media dalam jaringan. Persisnya lewat Instagram Cutbray.id Taufik menjual cutbray dalam berbagai ukuran, model, dan bahan.
Menjual cutbray produksi sendiri menjadi kunci persaingan usaha Taufik. Saat ini, Taufik mengelola produksi rumahan dibantu oleh 10 orang karyawan. Dalam satu hari, Cutbray.id bisa memproduksi 75-100 produk.
Menurut Taufik, dengan produksi sendiri dia dapat mengontrol kualitas produk. Pola dan ukuran cutbray pun dibuat seideal mungkin. Lebih-lebih, konsumen dapat memilih bahan, model, dan ukuran sendiri lewat pemesanan pre-order.
Trik Taufik terbukti ampuh. Hingga kini, permintaan cutbray di lapaknya tetap ramai. Bahkan kadang waktu produksi harus molor karena banyaknya pesanan. "Seperti Lebaran, itu kami kewalahan," ujar Taufik.
Berkaca pada pengalaman sebelumnya, Taufik memperkirakan permintaan pasar terhadap cutbray masih akan tinggi hingga lima tahun kedepan. "Seperti jogger, dulu bisa bertahan lima tahun. Cutbray mungkin bisa lebih lama karena ada komunitas pecintanya juga di beberapa daerah," jelas dia.
Makin banyaknya penjual celana cutbray via online dan juga offline, rupanya ditanggapi dingin oleh Aris Widiati pemilik Galeri Celana asal Sidoarjo, Jawa Timur.
Agar konsumen tidak lari, dia getol berinovasi seperti menciptakan model cutbray baru seperti motif bordir bunga atau hewan dengan corak warna-warni. Lainnya, mengkonsep foto produk dengan menggunakan model yang cantik. "Percaya atau tidak, konsumen bisa tertarik membeli produk kami kalau modelnya cantik," jelasnya pada KONTAN, Selasa (18/7).
Perempuan yang lebih akrab disapa Ari ini banyak mendapatkan ide desain dari model-model celana cutbray yang sempat ngetren pada era tahun 70-an.
Hampir dua tahun menjual produk tersebut, dia mengatakan, kendala yang sering dihadapi adalah proses pengiriman yang kadang tidak tepat waktu. Apalagi saat high season, pihak ekspedisi atau logistik akan sering kebanjiran barang sehingga paket tidak bisa diterima konsumen sesuai jadwal. Sayangnya, sampai sekarang dia masih belum menemukan solusinya.
(Selesai)
Reporter Nisa Dwiresya Putri, Tri Sulistiowati Editor Johana K.
0
Feedback ↑ x Feedback ↓ x