PELUANG USAHA / SENTRA USAHA Ini satu sentra onderdil di Jakarta Timur (2) Selasa, 07 November 2017 / 14:05 WIB
KONTAN.CO.ID – Jalan raya di depan sentra selalu terlihat riuh oleh pengguna jalan. Keramaian ini ternyata menjadi berkah bagi para pedagang onderdil.
Pengunjung banyak berdatangan sejak siang hingga sore hari. “Biasanya ramai pembeli di atas jam 12 siang, makin siang hingga sore makin ramai. Mungkin karena banyak orang sudah selesai urusan kerjanya,” tutur Lukman, pemilik kios nomor 15 di sentra penjualan spare part motor Jalan Raya Bogor KM 27.
Lukman, pemilik kios nomor 15 di sentra penjualan suku cadang di Jl. Raya Bogor mengatakan, pembeli mulai ramai berdatangan di atas jam 12 siang. Sementara, Dedi, pemilik kios nomor 3 mengaku kebanjiran pembeli saat akhir pekan.
Dedi bilang, pembelinya kebanyakan anak-anak muda yang gemar mengotak-atik motor. Pembeli di sentra ini umumnya berasal dari sekitar Jakarta Timur, Depok dan Kabupaten Bogor.
Padatnya jalan saat siang menjelang sore, terkadang membuat para pedagang kewalahan. Saat ramai pembeli, Lukman sering kekurangan ruang untuk melayani pembeli yang ingin memasang langsung barang yang dibelinya. “Apalagi kalau antriannya lebih dari dua motor. Lahannya sempit,”ujar Lukman. Seringkali, dia meminjam lahan kios sebelah yang sedang tak ada pembeli.
Harga onderdil ini biasanya sudah termasuk biaya pemasangan. Jika pembeli ingin memasang sendiri di rumah, Lukman biasanya mengurangi harga jualnya.
Selain menyediakan jasa pemasangan langsung, pedagang juga menerima tukar tambah. Biasanya, pembeli yang menukar spare part lamanya, ingin memodifikasi motornya agar nampak baru. “Kami akan lihat kondisi barang yang akan ditukar. Kalau cuma lecet-lecet sedikit di beberapa bagian, tetap diterima,” terang Lukman.
Namun, bila kondisi barang yang akan ditukar sudah hancur atau rusak parah, kami tak bisa menerima. Bagi para pedagang, spare part yang rusak parah tidak menguntungkan, karena sudah tidak dapat direkondisi lagi. Ujung-ujungnya justru dijual ke pengepul barang bekas keliling. “Kalau yang sudah rusak ya akhirnya saya jual ke tukang loak yang biasanya lewat di depan sini," cetus Lukman.
Harga di tukang akan turun drastis, karena dihitung berdasarkan berat dan jenis bahannya. Misal untuk plastik, hanya Rp 500 per kilogram. Yang masih lumayan onderdil dari besi, seperti knalpot.
Sedangkan spare part yang masih bisa direkondisi dapat dijual lagi dengan harga yang lebih terjangkau. Biasanya, pedagang menetapkan separo harga dari harga barunya. Bahkan, adakalanya, harga spare part rekondisi hampir sama dengan yang baru. "Yang rekondisi hitungannya original, asli dari bawaan motornya. Kalau yang baru memang kualitas KW. Jadi harganya hampir sama," papar Lukman.
Ini satu sentra onderdil di Jakarta Timur (2)
PELUANG USAHA / SENTRA USAHA Ini satu sentra onderdil di Jakarta Timur (2) Selasa, 07 November 2017 / 14:05 WIB
KONTAN.CO.ID – Jalan raya di depan sentra selalu terlihat riuh oleh pengguna jalan. Keramaian ini ternyata menjadi berkah bagi para pedagang onderdil.
Pengunjung banyak berdatangan sejak siang hingga sore hari. “Biasanya ramai pembeli di atas jam 12 siang, makin siang hingga sore makin ramai. Mungkin karena banyak orang sudah selesai urusan kerjanya,” tutur Lukman, pemilik kios nomor 15 di sentra penjualan spare part motor Jalan Raya Bogor KM 27.
BACA JUGA :
Lukman, pemilik kios nomor 15 di sentra penjualan suku cadang di Jl. Raya Bogor mengatakan, pembeli mulai ramai berdatangan di atas jam 12 siang. Sementara, Dedi, pemilik kios nomor 3 mengaku kebanjiran pembeli saat akhir pekan.
Dedi bilang, pembelinya kebanyakan anak-anak muda yang gemar mengotak-atik motor. Pembeli di sentra ini umumnya berasal dari sekitar Jakarta Timur, Depok dan Kabupaten Bogor.
Padatnya jalan saat siang menjelang sore, terkadang membuat para pedagang kewalahan. Saat ramai pembeli, Lukman sering kekurangan ruang untuk melayani pembeli yang ingin memasang langsung barang yang dibelinya. “Apalagi kalau antriannya lebih dari dua motor. Lahannya sempit,”ujar Lukman. Seringkali, dia meminjam lahan kios sebelah yang sedang tak ada pembeli.
Harga onderdil ini biasanya sudah termasuk biaya pemasangan. Jika pembeli ingin memasang sendiri di rumah, Lukman biasanya mengurangi harga jualnya.
Selain menyediakan jasa pemasangan langsung, pedagang juga menerima tukar tambah. Biasanya, pembeli yang menukar spare part lamanya, ingin memodifikasi motornya agar nampak baru. “Kami akan lihat kondisi barang yang akan ditukar. Kalau cuma lecet-lecet sedikit di beberapa bagian, tetap diterima,” terang Lukman.
Namun, bila kondisi barang yang akan ditukar sudah hancur atau rusak parah, kami tak bisa menerima. Bagi para pedagang, spare part yang rusak parah tidak menguntungkan, karena sudah tidak dapat direkondisi lagi. Ujung-ujungnya justru dijual ke pengepul barang bekas keliling. “Kalau yang sudah rusak ya akhirnya saya jual ke tukang loak yang biasanya lewat di depan sini," cetus Lukman.
Harga di tukang akan turun drastis, karena dihitung berdasarkan berat dan jenis bahannya. Misal untuk plastik, hanya Rp 500 per kilogram. Yang masih lumayan onderdil dari besi, seperti knalpot.
Sedangkan spare part yang masih bisa direkondisi dapat dijual lagi dengan harga yang lebih terjangkau. Biasanya, pedagang menetapkan separo harga dari harga barunya. Bahkan, adakalanya, harga spare part rekondisi hampir sama dengan yang baru.
"Yang rekondisi hitungannya original, asli dari bawaan motornya. Kalau yang baru memang kualitas KW. Jadi harganya hampir sama," papar Lukman.
(Bersambung)
Reporter Elisabeth Adventa Editor Johana K.
SENTRA UKM
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=Z76KqbJTbOs]
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]