PELUANG USAHA / SENTRA USAHA Ini sentra perburuan anggrek di Jakarta (3) Selasa, 10 Oktober 2017 / 12:15 WIB
KONTAN.CO.ID – Meski sama-sama menjual tanaman anggrek, deretan kios penjual anggrek yang ada di sentra penjualan anggrek dan tanaman hias Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan punya sumber pasokan yang berbeda-beda. Ada yang mengambil dari kebun sendiri, ada juga pengepul tanaman hias.
Kios Ari Orchid memasok anggrek dari kebun milik sendiri. “Kami langsung ambil dari kebun anggrek di Puncak. Biasanya dipasok setiap tiga hari sekali,” kata Sobri, pengelola kios Aris Orchid.
Tak heran, harga yang Sobri tawarkan cukup miring. Ari Orchid membanderol anggrek bulan Rp 85.000 per pot untuk yang jenis standar dan Rp 110.000 per pot untuk anggrek bulan jenis super.
Hanya, saat mulai puncak kemarau atau sektiar Agustus-September, seringkali pasokan seret. Biasanya tiap tiga hari pasokan anggrek datang sebanyak 300 pot. Namun memasuki puncak musim kemarau hanya seminggu sekali, dengan jumlah 30-50 pot per kedatangan.
Pasokan bakal lancar lagi sekitar Oktober. "Sebab, jika satu kebun di puncak tidak panen, rata-rata kebun yang lain juga begitu,” papar pria berkulit sawo matang ini.
Tidak semua kios memasok dari kebun anggrek di Puncak, Bogor. Adapula kios yang memasok anggrek dari sentra anggrek di Jakarta, seperti di Ragunan dan Kebon Jeruk. Namun, tetap saja, jika pasokan dari kebun berkurang, kios lain merasakan hal yang sama. Jadi, para pedagang hanya bisa menunggu pasokan pulih.
Saat kemarau, bunga anggrek sulit mekar. "Padahal anggrek baru boleh dikirim jika minimal ada tiga bunga yang mekar. Kalau banyak yang kuncup, sampai Jakarta pasti layu dan tidak mekar, karena panas,” terangnya.
Lain cerita dengan Budi Suryono, pemilik kios tanaman hias. Ia mendapat pasokan dari Lembang, Bandung, Jawa Barat. Namun, ia juga membudidayakan sendiri beberapa tanamannya. “Kalau kurang pasokan sih belum pernah ya. Karena kalau jenis kaktus, rumput-rumputan atau bunga taman relatif mudah tumbuh dan didapatkan,” ungkapnya.
Kalau pasokan dari Lembang seret, Budi pun bisa ambil dari daerah lain. Di samping itu, varian tanamannya juga bisa diganti dengan yang lainnya. “Saya sih mudah saja, kalau stok tanaman A kosong ya bisa diganti saja dengan tanaman favorit lainnya yang sedang musim,” tuturnya.
Karena tanaman anggrek sangat sensitif dengan cuaca panas, maka deretan kios anggrek diprioritaskan untuk mendapatkan posisi yang teduh di bawah pepohonan rindang. Tak ada yang di ujung karena panas.
Di sentra ini memang terlihat kios-kos anggrek berada di lokasi teduh. Sementara kios tanaman hias terletak di lokasi yang terpapar sinar matahari. " Kalau anggrek di lokasi panas, bukan cari untung, tapi buntung,” pungkasnya.
Ini sentra perburuan anggrek di Jakarta (3)
PELUANG USAHA / SENTRA USAHA Ini sentra perburuan anggrek di Jakarta (3) Selasa, 10 Oktober 2017 / 12:15 WIB
KONTAN.CO.ID – Meski sama-sama menjual tanaman anggrek, deretan kios penjual anggrek yang ada di sentra penjualan anggrek dan tanaman hias Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan punya sumber pasokan yang berbeda-beda. Ada yang mengambil dari kebun sendiri, ada juga pengepul tanaman hias.
Kios Ari Orchid memasok anggrek dari kebun milik sendiri. “Kami langsung ambil dari kebun anggrek di Puncak. Biasanya dipasok setiap tiga hari sekali,” kata Sobri, pengelola kios Aris Orchid.
Tak heran, harga yang Sobri tawarkan cukup miring. Ari Orchid membanderol anggrek bulan Rp 85.000 per pot untuk yang jenis standar dan Rp 110.000 per pot untuk anggrek bulan jenis super.
Hanya, saat mulai puncak kemarau atau sektiar Agustus-September, seringkali pasokan seret. Biasanya tiap tiga hari pasokan anggrek datang sebanyak 300 pot. Namun memasuki puncak musim kemarau hanya seminggu sekali, dengan jumlah 30-50 pot per kedatangan.
Pasokan bakal lancar lagi sekitar Oktober. "Sebab, jika satu kebun di puncak tidak panen, rata-rata kebun yang lain juga begitu,” papar pria berkulit sawo matang ini.
Tidak semua kios memasok dari kebun anggrek di Puncak, Bogor. Adapula kios yang memasok anggrek dari sentra anggrek di Jakarta, seperti di Ragunan dan Kebon Jeruk. Namun, tetap saja, jika pasokan dari kebun berkurang, kios lain merasakan hal yang sama. Jadi, para pedagang hanya bisa menunggu pasokan pulih.
Saat kemarau, bunga anggrek sulit mekar. "Padahal anggrek baru boleh dikirim jika minimal ada tiga bunga yang mekar. Kalau banyak yang kuncup, sampai Jakarta pasti layu dan tidak mekar, karena panas,” terangnya.
Lain cerita dengan Budi Suryono, pemilik kios tanaman hias. Ia mendapat pasokan dari Lembang, Bandung, Jawa Barat. Namun, ia juga membudidayakan sendiri beberapa tanamannya. “Kalau kurang pasokan sih belum pernah ya. Karena kalau jenis kaktus, rumput-rumputan atau bunga taman relatif mudah tumbuh dan didapatkan,” ungkapnya.
Kalau pasokan dari Lembang seret, Budi pun bisa ambil dari daerah lain. Di samping itu, varian tanamannya juga bisa diganti dengan yang lainnya. “Saya sih mudah saja, kalau stok tanaman A kosong ya bisa diganti saja dengan tanaman favorit lainnya yang sedang musim,” tuturnya.
Karena tanaman anggrek sangat sensitif dengan cuaca panas, maka deretan kios anggrek diprioritaskan untuk mendapatkan posisi yang teduh di bawah pepohonan rindang. Tak ada yang di ujung karena panas.
Di sentra ini memang terlihat kios-kos anggrek berada di lokasi teduh. Sementara kios tanaman hias terletak di lokasi yang terpapar sinar matahari. " Kalau anggrek di lokasi panas, bukan cari untung, tapi buntung,” pungkasnya.
(Selesai)
Reporter Elisabeth Adventa Editor Johana K.
SENTRA PENJUALAN
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=TDRHQ2B_E0I]
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]