PELUANG USAHA / SENTRA USAHA Kerajinan patung warisan nenek moyang (1) Sabtu, 15 Juli 2017 / 07:05 WIB
Garuda wisnu kencana sudah melegenda di Bali. Mayoritas penduduk asli Bali percaya bahwa makhluk mitologi ini bisa membawa hal-hal yang baik untuk mereka. Tak heran, patung garuda wisnu kencana banyak dipajang di berbagai tempat di Bali.
Di Bali sendiri terdapat pusat produksi patung garuda wisnu kencana. Tepatnya di Pakudui, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Sejak puluhan tahun lalu, banjar ini dikenal sebagai pusat pengrajin patung garuda.
Berlokasi di Kabupaten Gianyar, Pakudui dapat dijangkau dengan menempuh jarak sekitar 9 kilometer dari pusat Gianyar. Jika bertolak dari Pasar Ubud, lokasi para penjual patung garuda dapat dicapai dengan berkendara melewati Jalan Raya Andong dan Jalan Raya Tegallalang.
Beberapa waktu lalu, KONTAN berkesempatan mendatangi pusat penjualan dan produksi patung garuda di Pakudui. Memasuki kawasan Tegallalang, segarnya suasana pedesaan mulai terasa. Sedikit berbukit dan berlembah, KONTAN disuguhi pemandangan sawah dan sengkedan.
Setelah berkendara hampir 40 menit dari Pasar Ubud, akhirnya KONTAN sampai di lokasi dimana toko patung garuda berada. Tepatnya, di sepanjang Jalan Pakudui, berjejer kios-kios yang menawarkan patung garuda berbahan dasar kayu. Selain di kios, rumah-rumah yang ada di sekitar jalan tersebut juga digunakan untuk membuat patung.
“Ini usaha turun temurun dari bapak saya, dia juga diturunkan dari kakek,” tutur Wayan Bagya, salah satu pengrajin patung di Pakudui. Tak sulit bagi Wayan belajar mematung karena kegiatan ini sudah lekat dengannya sedari kecil. Setiap hari, Wayan dibantu adik dan ayahnya melakukan produksi patung di rumahnya. Patung-patung tersebut kemudian dipasarkan melalui kiosnya yang buka dari jam 7 pagi hingga jam 4 sore.
Ada beragam jenis patung garuda yang ditawarkan di kios milik Wayan. Jenis ini bergantung bahan kayu, detail, serta warna dari masing-masing patung garuda. Patung-patung ini dijual dengan rentang harga mulai Rp 600.000-Rp 35 juta.
Harga ini hampir merata di kios-kios patung garuda di kawasan tersebut. Seperti halnya Made Wida, yang telah berjualan patung di Pakudui sejak 1995. Di kiosnya, Made menjual patung dengan rentang harga ratusan ribu rupiah hingga Rp 25 juta.
“Disini harganya terbilang murah dibandingkan di galeri, patung besar ini di galeri bisa ratusan juta” tutur Made. Selain menjual kepada konsumen perorangan, para pengrajin patung juga menerima order dari hotel, perkantoran, dan para pemilik galeri. Terbilang barang kebutuhan khusus, patung garuda lebih laris saat Hari Raya Galungan.
Kerajinan patung warisan nenek moyang (1)
PELUANG USAHA / SENTRA USAHA Kerajinan patung warisan nenek moyang (1) Sabtu, 15 Juli 2017 / 07:05 WIB
Garuda wisnu kencana sudah melegenda di Bali. Mayoritas penduduk asli Bali percaya bahwa makhluk mitologi ini bisa membawa hal-hal yang baik untuk mereka. Tak heran, patung garuda wisnu kencana banyak dipajang di berbagai tempat di Bali.
Di Bali sendiri terdapat pusat produksi patung garuda wisnu kencana. Tepatnya di Pakudui, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Sejak puluhan tahun lalu, banjar ini dikenal sebagai pusat pengrajin patung garuda.
Berlokasi di Kabupaten Gianyar, Pakudui dapat dijangkau dengan menempuh jarak sekitar 9 kilometer dari pusat Gianyar. Jika bertolak dari Pasar Ubud, lokasi para penjual patung garuda dapat dicapai dengan berkendara melewati Jalan Raya Andong dan Jalan Raya Tegallalang.
Beberapa waktu lalu, KONTAN berkesempatan mendatangi pusat penjualan dan produksi patung garuda di Pakudui. Memasuki kawasan Tegallalang, segarnya suasana pedesaan mulai terasa. Sedikit berbukit dan berlembah, KONTAN disuguhi pemandangan sawah dan sengkedan.
Setelah berkendara hampir 40 menit dari Pasar Ubud, akhirnya KONTAN sampai di lokasi dimana toko patung garuda berada. Tepatnya, di sepanjang Jalan Pakudui, berjejer kios-kios yang menawarkan patung garuda berbahan dasar kayu. Selain di kios, rumah-rumah yang ada di sekitar jalan tersebut juga digunakan untuk membuat patung.
“Ini usaha turun temurun dari bapak saya, dia juga diturunkan dari kakek,” tutur Wayan Bagya, salah satu pengrajin patung di Pakudui. Tak sulit bagi Wayan belajar mematung karena kegiatan ini sudah lekat dengannya sedari kecil. Setiap hari, Wayan dibantu adik dan ayahnya melakukan produksi patung di rumahnya. Patung-patung tersebut kemudian dipasarkan melalui kiosnya yang buka dari jam 7 pagi hingga jam 4 sore.
Ada beragam jenis patung garuda yang ditawarkan di kios milik Wayan. Jenis ini bergantung bahan kayu, detail, serta warna dari masing-masing patung garuda. Patung-patung ini dijual dengan rentang harga mulai Rp 600.000-Rp 35 juta.
Harga ini hampir merata di kios-kios patung garuda di kawasan tersebut. Seperti halnya Made Wida, yang telah berjualan patung di Pakudui sejak 1995. Di kiosnya, Made menjual patung dengan rentang harga ratusan ribu rupiah hingga Rp 25 juta.
“Disini harganya terbilang murah dibandingkan di galeri, patung besar ini di galeri bisa ratusan juta” tutur Made. Selain menjual kepada konsumen perorangan, para pengrajin patung juga menerima order dari hotel, perkantoran, dan para pemilik galeri. Terbilang barang kebutuhan khusus, patung garuda lebih laris saat Hari Raya Galungan.
(Bersambung)
Reporter Nisa Dwiresya Putri
0
Feedback ↑ x Feedback ↓ x