Meski bukan kuliner asli Indonesia, mie ayam sudah menjadi makanan rakyat. Makanan berkuah nan mengenyangkan ini dapat ditemui di banyak daerah di Indonesia.
Menangkap peluang legit dari bisnis mie ayam, Hendra Cahya mendirikan Mie Ayam PHD pada tahun 2015. PHD yang melekat sebagai merek mie ayam ini adalah singkatan dari Pak Haji Dayat. Keunikan nama inilah yang menjadi daya pikat gerai.
Pertengahan 2016 lalu, Hendra mulai menawarkan kemitraan senilai Rp 10 juta. Paket ini sudah mencakup peralatan lengkap penyajian mie ayam, gerobak bermerek Mie Ayam PHD, bahan baku 30 porsi, serta training dua karyawan.
Training untuk membuat mie ayam ala Mie Ayam PHD dilakukan selama satu minggu. Hendra bilang, training ini dilakukan di gerai mitra dan di gerai pusat. “Jadi setelah dijelaskan, mereka juga kami dampingin untuk praktek langsungnya,” tutur Hendra.
Mie Ayam PHD menjual mie ayam dengan harga Rp 12.000 per porsi. Hendra bilang, harga ini stabil di semua gerai mitra. Mitra diperkenankan menjual menu tambahan seperti minuman ataupun camilan. “Untuk harga menu yang lainnya diserahkan mitra,” ujarnya.
Targetnya mitra dapat menjual mie ayam ini sebanyak 50-60 porsi setiap harinya. Setiap bulannya mitra perlu keluarkan cost untuk bahan baku serta biaya operasional. Hendra bilang, pihaknya juga akan memungut biaya royalti. “Tapi jumlahnya belum bisa kami share sekarang,” tuturnya.
Dengan laba bersih mencapai 30% setiap bulannya, estimasinya mitra dapat balik modal dalam waktu delapan bulan. Masa kontrak kerjasama antara mitra dan gerai pusat berlangsung selama lima tahun. Setelah itu, ada perbaruan kontrak tanpa pungutan biaya.
Selain sistem kemitraan dengan paket lengkap, Mie Ayam PHD juga membuka kemitraan dengan sistem jual putus. “Nanti kami bisa jual hanya bumbu mie ayam saja,” tutur Hendra. Mitra dengan sistem ini pun boleh menggunakan merek sendiri.
Menyediakan menu makanan yang merakyat, Hendra bilang Mie Ayam PHD cocok didirikan di kawasan perumahan. Karena itu, ia menyarankan mitra memilih lokasi yang dekat dengan pusat kegiatan rutin, seperti perumahan, sekolah, perkantoran, maupun rumah sakit.
Tahun ini Hendra ingin menggaet 10 -15 mitra baru. Ia memang ingin fokus menguatkan sistem kemitraan Mie Ayam PHD. “Kami untuk saat ini masih tersebar di daerah Jabodetabek,” tutupnya.
Melahap hangat cuan mie ayam PHD
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Melahap hangat cuan mie ayam PHD Sabtu, 06 Mei 2017 / 12:10 WIB
Meski bukan kuliner asli Indonesia, mie ayam sudah menjadi makanan rakyat. Makanan berkuah nan mengenyangkan ini dapat ditemui di banyak daerah di Indonesia.
Menangkap peluang legit dari bisnis mie ayam, Hendra Cahya mendirikan Mie Ayam PHD pada tahun 2015. PHD yang melekat sebagai merek mie ayam ini adalah singkatan dari Pak Haji Dayat. Keunikan nama inilah yang menjadi daya pikat gerai.
Pertengahan 2016 lalu, Hendra mulai menawarkan kemitraan senilai Rp 10 juta. Paket ini sudah mencakup peralatan lengkap penyajian mie ayam, gerobak bermerek Mie Ayam PHD, bahan baku 30 porsi, serta training dua karyawan.
Training untuk membuat mie ayam ala Mie Ayam PHD dilakukan selama satu minggu. Hendra bilang, training ini dilakukan di gerai mitra dan di gerai pusat. “Jadi setelah dijelaskan, mereka juga kami dampingin untuk praktek langsungnya,” tutur Hendra.
Mie Ayam PHD menjual mie ayam dengan harga Rp 12.000 per porsi. Hendra bilang, harga ini stabil di semua gerai mitra. Mitra diperkenankan menjual menu tambahan seperti minuman ataupun camilan. “Untuk harga menu yang lainnya diserahkan mitra,” ujarnya.
Targetnya mitra dapat menjual mie ayam ini sebanyak 50-60 porsi setiap harinya. Setiap bulannya mitra perlu keluarkan cost untuk bahan baku serta biaya operasional. Hendra bilang, pihaknya juga akan memungut biaya royalti. “Tapi jumlahnya belum bisa kami share sekarang,” tuturnya.
Dengan laba bersih mencapai 30% setiap bulannya, estimasinya mitra dapat balik modal dalam waktu delapan bulan. Masa kontrak kerjasama antara mitra dan gerai pusat berlangsung selama lima tahun. Setelah itu, ada perbaruan kontrak tanpa pungutan biaya.
Selain sistem kemitraan dengan paket lengkap, Mie Ayam PHD juga membuka kemitraan dengan sistem jual putus. “Nanti kami bisa jual hanya bumbu mie ayam saja,” tutur Hendra. Mitra dengan sistem ini pun boleh menggunakan merek sendiri.
Menyediakan menu makanan yang merakyat, Hendra bilang Mie Ayam PHD cocok didirikan di kawasan perumahan. Karena itu, ia menyarankan mitra memilih lokasi yang dekat dengan pusat kegiatan rutin, seperti perumahan, sekolah, perkantoran, maupun rumah sakit.
Tahun ini Hendra ingin menggaet 10 -15 mitra baru. Ia memang ingin fokus menguatkan sistem kemitraan Mie Ayam PHD. “Kami untuk saat ini masih tersebar di daerah Jabodetabek,” tutupnya.
Reporter Nisa Dwiresya Putri Editor Johana K.
USAHA IKM
Feedback ↑ x Feedback ↓ x