Meminang Suvenir Pernikahan di Bandung (1) – PT ROI PUTRA JAYA PROPERTINDO

Meminang Suvenir Pernikahan di Bandung (1)

PELUANG USAHA / SENTRA USAHA Meminang Suvenir Pernikahan di Bandung (1) Minggu, 14 Januari 2018 / 10:15 WIB Meminang Suvenir Pernikahan di Bandung (1)

KONTAN.CO.ID – Saat kali terlintas dalam benak sebagian besar orang saat bertandang ke Bandung adalah sebagai daerah wisata karena hawa yang masih sejuk dan beragam tempat destinasi wisata.

Kota yang menjadi salah satu destinasi favorit warga Jakarta dan sekitarnya sewaktu libur akhir pekan atau saat libur panjang seperti saat ini, juga memiliki sentra suvenir pernikahan yang menarik untuk dikunjungi.

Apalagi bila Anda saat ini tengah mempersiapkan pernikahan atau acara tertentu yang membutuhkan suvenir. Tidak ada salahnya untuk mencari referensi pilihan di kota kembang. Sambil berpelesir dan mencari kebutuhan untuk acara perkawinan.

Lokasi pusat suvenir pernikahan tersebut terbilang dekat dengan Alun-Alun Kota Bandung. Tepatnya di Jalan Cibadak. Areal tersebut sejatinya juga dikenal sebagai kawasan pecinaan di Kota Bandung.

Lantaran masih berada di pusat kota, lokasi dari pusat suvenir perkawinan tersebut tergolong strategis. Sebab bersebelahan persis dengan Jalan Sudirman. Anda bisa menjangkau jalan tersebut dengan menggunakan angkutan umum atau kendaraan pribadi.

Kalau Anda ke Bandung menggunakan kereta, dari stasiun Bandung ke lokasi, cuma memakan waktu 15 menit. Dengan catatan, kondisi lalu-lintas lancar.

Saat memasuki Jalan Cibadak, beragam produk suvenir langsung tersaji. Mulai dari kelas pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang jalan hingga pedagang toko. "Saya di sini, mah, sudah sekitar 10 tahun. Jualannya begini saja memakai gerobak," tutur Suciyati, salah satu pedagang suvenir kepada KONTAN.

Di gerobak yang terbilang sederhana, ia menjual berbagai jenis suvenir perkawinan. Seperti gantungan kunci, alat pemotong kuku, handuk kecil, sendok dan garpu mini, kipas, pulpen, kotak tisu dan masih banyak lagi.

Suciyati menjual aneka suvenir tersebut dengan harga berkisar Rp 1.500 hingga Rp 12.000 per buah atau satuan barang. "Tergantung barangnya apa dulu," tuturnya lebih lanjut.

Misalnya, ia melego gantungan kunci seharga Rp 1.500 sampai Rp 1.800 per satuan barang. Kemudian untuk suvenir kipas berkisar Rp 2.500 sampai Rp 3.000 per buah. Ada lagi suvenir sendok dan garpu mini sekitar Rp 2.500 per buah. Adapun suvenir perkawinan yang termahal ia jual berbentuk sepasang tempat bumbu dengan harga sekitar Rp 12.000 per pasang.

Ia mengklaim, harga suvenir yang ia jajakan tersebut termasuk murah. Makanya, ia memberi persyaratan khusus bagi pembeli yang ingin membeli produk suvenir dagangannya. Yakni minimal satu lusin atau 12 unit satuan. "Saya tidak menjual eceran atau satuan. Kalau mau, ya, satu lusin ini. Kemasannya sudah dijadikan satu," tuturnya.

Lain dengan Hendra. pemilik salah satu toko suvenir di Jalan Cibadak berani menjual eceran aneka produk suvenir. "Kadang ada pembeli yang hanya butuh lima buah suvenir karena kurang. Kadang ada yang beli cuma satu untuk ganti barang yang hilang. Kami melayani semua," paparnya.

Produk suvenir yang dijajakan Hendra terbilang lebih lengkap dan beragam ketimbang barang dagangan di lapak kaki lima. Produk suvenir tersebut ada yang berharga Rp 1.000 per buah hingga yang termahal mencapai Rp 21.000 per unit.

Tak hanya menjual aneka suvenir, Hendra juga menjual aneka bentuk tas buah tangan (goodie bag), mika kemasan dan kemasan suvenir lainnya. "Harga goodie bag yang termurah Rp 4.000 per buah. Sedangkan mika bisa lebih murah lagi tapi pembelian harus grosir," tukasnya.

Rupanya, Hendra termasuk pemain lawas di sentra tersebut. Ia sudah berdagang di sentra tersebut sudah lebih dari 20 tahun.

Ia melanjutkan usaha dari orang tuanya yang sudah berjualan semenjak sentra ini berdiri sejak 25 tahun yang lalu. "Di sini memang dari dulu jual suvenir, undangan, percetakan juga. Namun semakin ke sini, penjual suvenir semakin banyak serta beragam," tuturnya.

Deretan toko dan PKL yang menjual aneka suvenir di Jalan Cibadak beroperasi sejak pagi, mulai pukul 08.00 sampai sore, sekitar pukul 16.00-17.00 sore hari. Nah, kala malam hari datang, area Jalan Cibadak tersebut langsung berubah total. Bukan lagi sebagai sentra suvenir perkawinan tapi jadi pusat kuliner.

(Bersambung)

Reporter Elisabeth Adventa Editor Johana K.

SENTRA PENJUALAN

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=PtTeSZOBw_E]

  1. Ini sanksi gunakan bitcoin sebagai alat pembayaran di Indonesia
  2. Dari mana DKI akan bayar ganti rugi pengembang reklamasi?
  3. IHSG disetir data domestik
  4. Dirut Forza Land Freddy Setiawan, mantan atlet yang gemar investasi
  5. Ekonomi pulih, kredit usaha tancap gas
  1. Ahok gugat cerai Veronica Tan?
  2. Mata uang Garuda bisa terus terbang
  3. Ini harga terbaru 40 merek rokok pasca cukai naik
  4. Kronologi rekayasa tabrak tiang listrik Setnov
  5. Aksi stand up Joshua Suherman jadi sorotan

Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]

Leave a Reply