PELUANG USAHA / SENTRA USAHA Meminang Suvenir Pernikahan di Bandung (3) Minggu, 14 Januari 2018 / 10:25 WIB
KONTAN.CO.ID – Tidak semua deretan toko di Jalan Cibadak, Bandung menjual suvenir pernikahan. Ada sekitar 20 toko yang menjual suvenir pernikahan. Beberapa toko ada yang letaknya berdekatan, ada pula yang berjauhan dan harus melewati beberapa toko lain dulu. Sejumlah toko suvenir ada juga yang menawarkan sepaket dengan kemasan, percetakan dan undangan.
Menurut penuturan Suciyati, seorang Pedagang Kaki Lima (PKL) suvenir di Jalan Cibadak, sentra tersebut selalu ramai saat akhir pekan. Pada hari biasa, para pengunjung banyak berdatangan saat pagi. Dan pengunjung mulai berkurang saat menjelang sore.
"Biasanya pagi, sekitar jam 09.00 sudah mulai ramai jalanan ini. Nanti sekitar jam 01.00 siang ke atas sudah mulai agak sepi. Malam sekitar jam 07.00 ramai lagi karena di sini banyak kuliner," ujar Suciyati.
Ia mengatakan, pengunjung di hari biasa memang lebih sepi dibanding saat akhir pekan. Terlebih selama beberapa bulan belakangan ini, Suciyati mengaku penjualannya menurun. Penurunan penjualannya sampai 20% dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Memang, ada bulan-bulan tertentu yang ramai pernikahan. Namun kondisi itu tak dapat menopang omzet Suciyati tahun ini.
Dia merasa heran dan tak tahu penyebab penjualan suvenir lesu sepanjang tahun ini. "Biasanya sehabis Lebaran kan ramai orang nikahan, barang-barang saya banyak terjual, dan pendapatan meningkat. Nah, tahun ini juga terjual, tapi tidak sebanyak tahun lalu," ungkapnya.
Hal serupa juga dikeluhkan oleh Hendra, pemilik salah satu toko suvenir di sentra penjualan suvenir pernikahan Jalan Cibadak. Sama dengan Suciyati, Hendra mengatakan penjualan suvenir di tokonya juga mengalami penurunan hampir 20%.
Para pedagang suvenir di sentra Cibadak juga tak ada yang mengetahui penyebab pasti adanya penyusutan omzet penjualan suvenir tersebut. "Penyebabnya saya tidak tau pasti, apa mungkin karena pengaruh penurunan daya beli. Ritel saja sekarang pelan-pelan mulai habis. Dampaknya ke kami yang UKM ini," tutur Hendra.
Beruntung tokonya juga melakukan pemasaran lewat online. Sehingga, meskipun penjualan di gerai fisiknya menurun, pesanan online bisa sedikit mengangkat omzet usahanya.
Hendra menjelaskan para pedagang suvenir di sentra Cibadak biasanya kebanjiran pesanan saat bulan baik. Maksud bulan baik adalah bulan-bulan tertentu yang dianggap baik untuk melangsungkan pernikahan. "Biasanya habis Lebaran itu, bukan main banyaknya pesanan. Habis Lebaran pasti setiap minggu itu minimal ada dua acara pernikahan yang memesan suvenir di sini. Bahkan pernah ada empat pesanan pernikahan dalam seminggu," terangnya.
Meski ada 20 toko yang sama-sama menjual suvenir, Suciyati mengaku persaingan antara para pedagang berjalan secara sehat. Ia mengatakan tiap toko sudah memiliki pelanggannya masing-masing. Setiap toko juga bebas untuk menawarkan promosi kepada pelanggannya masing-masing.
Mereka juga saling berbagi stok jika tak memiliki jenis barang sesuai pesanan pelanggan. "Kalau stok sedang kosong, saya ambil dari beberapa toko di sini juga, barangkali mereka ada. Pokoknya kami saling memenuhi kebutuhan. Antar toko juga sering beli barang satu sama lain kalau stoknya kosong," tandas Suciyati.
Meminang Suvenir Pernikahan di Bandung (3)
PELUANG USAHA / SENTRA USAHA Meminang Suvenir Pernikahan di Bandung (3) Minggu, 14 Januari 2018 / 10:25 WIB
KONTAN.CO.ID – Tidak semua deretan toko di Jalan Cibadak, Bandung menjual suvenir pernikahan. Ada sekitar 20 toko yang menjual suvenir pernikahan. Beberapa toko ada yang letaknya berdekatan, ada pula yang berjauhan dan harus melewati beberapa toko lain dulu. Sejumlah toko suvenir ada juga yang menawarkan sepaket dengan kemasan, percetakan dan undangan.
Menurut penuturan Suciyati, seorang Pedagang Kaki Lima (PKL) suvenir di Jalan Cibadak, sentra tersebut selalu ramai saat akhir pekan. Pada hari biasa, para pengunjung banyak berdatangan saat pagi. Dan pengunjung mulai berkurang saat menjelang sore.
"Biasanya pagi, sekitar jam 09.00 sudah mulai ramai jalanan ini. Nanti sekitar jam 01.00 siang ke atas sudah mulai agak sepi. Malam sekitar jam 07.00 ramai lagi karena di sini banyak kuliner," ujar Suciyati.
Ia mengatakan, pengunjung di hari biasa memang lebih sepi dibanding saat akhir pekan. Terlebih selama beberapa bulan belakangan ini, Suciyati mengaku penjualannya menurun. Penurunan penjualannya sampai 20% dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Memang, ada bulan-bulan tertentu yang ramai pernikahan. Namun kondisi itu tak dapat menopang omzet Suciyati tahun ini.
Dia merasa heran dan tak tahu penyebab penjualan suvenir lesu sepanjang tahun ini. "Biasanya sehabis Lebaran kan ramai orang nikahan, barang-barang saya banyak terjual, dan pendapatan meningkat. Nah, tahun ini juga terjual, tapi tidak sebanyak tahun lalu," ungkapnya.
Hal serupa juga dikeluhkan oleh Hendra, pemilik salah satu toko suvenir di sentra penjualan suvenir pernikahan Jalan Cibadak. Sama dengan Suciyati, Hendra mengatakan penjualan suvenir di tokonya juga mengalami penurunan hampir 20%.
Para pedagang suvenir di sentra Cibadak juga tak ada yang mengetahui penyebab pasti adanya penyusutan omzet penjualan suvenir tersebut. "Penyebabnya saya tidak tau pasti, apa mungkin karena pengaruh penurunan daya beli. Ritel saja sekarang pelan-pelan mulai habis. Dampaknya ke kami yang UKM ini," tutur Hendra.
Beruntung tokonya juga melakukan pemasaran lewat online. Sehingga, meskipun penjualan di gerai fisiknya menurun, pesanan online bisa sedikit mengangkat omzet usahanya.
Hendra menjelaskan para pedagang suvenir di sentra Cibadak biasanya kebanjiran pesanan saat bulan baik. Maksud bulan baik adalah bulan-bulan tertentu yang dianggap baik untuk melangsungkan pernikahan. "Biasanya habis Lebaran itu, bukan main banyaknya pesanan. Habis Lebaran pasti setiap minggu itu minimal ada dua acara pernikahan yang memesan suvenir di sini. Bahkan pernah ada empat pesanan pernikahan dalam seminggu," terangnya.
Meski ada 20 toko yang sama-sama menjual suvenir, Suciyati mengaku persaingan antara para pedagang berjalan secara sehat. Ia mengatakan tiap toko sudah memiliki pelanggannya masing-masing. Setiap toko juga bebas untuk menawarkan promosi kepada pelanggannya masing-masing.
Mereka juga saling berbagi stok jika tak memiliki jenis barang sesuai pesanan pelanggan. "Kalau stok sedang kosong, saya ambil dari beberapa toko di sini juga, barangkali mereka ada. Pokoknya kami saling memenuhi kebutuhan. Antar toko juga sering beli barang satu sama lain kalau stoknya kosong," tandas Suciyati.
(Selesai)
Reporter Elisabeth Adventa Editor Johana K.
SENTRA PENJUALAN
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=E4Y-jxDz90M]
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]