KONTAN.CO.ID – Bisnis camilan Jepang terus bermunculan. Ini pertanda bahwa makanan ala Negeri Sakura itu telah mendapat tempat di pasar kuliner Indonesia.
Salah satu pemain yang tergiur berbisnis camilan Jepang adalah Shila Prasetio. Sudah menjalani bisnis sejak 2010, Shila baru menawarkan waralaba pada 2015.
Saat ini Tokio Street sudah membuka 30 gerai mitra, yang tersebar kota-kota besar seperti, Jakarta, Bogor, Bandung. Medan, Palembang, Bali, Manado, Makasar, Semarang dan Balikpapan. Sementara, gerai utamanya ada di Kelapa Gading, Jakarta.
Ada sembilan menu makanan yang ditawarkan Tokio Street. Menu-menu itu antara lain, Tokoyaki, Tamagoyaki, Fishball, Grilled Bockwurst,Chiken Karage, Fried Enogi Crispy, Hataka Gyoza dan Chiken Karaage Wrap. Banderol harganya Rp 20.000-Rp 32.000.
Linna Laurent, Manager Tokio Street mengungkapkan, kelebihan gerainya terletak pada rasa camilan yang gurih serta pemakaian bahan baku yang segar. Harganya pun dia anggap terjangkau. "Dan, tak ada royalty fee selama lima tahun," cetus dia.
Tokio Street menawarkan dua paket kemitraan. Pertama, Paket Gold dengan harga Rp 120 juta. Fasilitas yang diperoleh mitra antara lain booth ukuran 2×2 m2, kompor, lemari pendingin, bahan baku, 500 boks Takoyaki, dua set seragam, menu makanan, dll.
Kedua, Paket Platinum. Fasilitas yang didapatkan booth ukuran 2×3 m2, kompor, lemari pendingin, bahan baku, 1000 box Tokoyaki, dua set seragam, menu makanan dan peralatan masak lainnya.
Menurut Laurent, setiap harinya, gerai Tokio Street bisa mendatangkan omzet berkisar Rp 1 juta untuk Paket Gold dan Paket Platinum omzetnya berkisar Rp 2 juta.
Untuk menyamakan standar produk, mitra harus membeli bahan baku secara berkala dan juga kemasan (boks) dan juga saus. Inovasi menu menjadi kunci utama Tokio Street untuk berkembang.
Linna mengatakan, Tokio Street menargetkan bisa membuka 50 outlet lagi pada tahun ini. Selain itu, dia berharap bisa menjangkau lebih banyak lagi lokasi, terutama di luar kota-kota besar.
Pengamat usaha dari Proverb Consulting, Erwin Halim, berpendapat, apa yang disajikan oleh Tokio Street sudah banyak dijumpai di gerai-gerai camilan Jepang lainnya. Mitra harus cermat memperhatikan rasa dan kualitasnya.
Selain itu, ia menilai target balik modal terlalu cepat. Calon mitra pun harus melihat kembali janji yang diberikan oleh pusat. Tokio Street Ruko Danau Sunter Mas Jl. Sunter Jaya I Blok B No 51 Sunter, Jakarta Utara HP. 081905668080
Menakar gurih laba camilan ala Jepang
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Menakar gurih laba camilan ala Jepang Selasa, 24 Oktober 2017 / 11:35 WIB
KONTAN.CO.ID – Bisnis camilan Jepang terus bermunculan. Ini pertanda bahwa makanan ala Negeri Sakura itu telah mendapat tempat di pasar kuliner Indonesia.
Salah satu pemain yang tergiur berbisnis camilan Jepang adalah Shila Prasetio. Sudah menjalani bisnis sejak 2010, Shila baru menawarkan waralaba pada 2015.
Saat ini Tokio Street sudah membuka 30 gerai mitra, yang tersebar kota-kota besar seperti, Jakarta, Bogor, Bandung. Medan, Palembang, Bali, Manado, Makasar, Semarang dan Balikpapan. Sementara, gerai utamanya ada di Kelapa Gading, Jakarta.
Ada sembilan menu makanan yang ditawarkan Tokio Street. Menu-menu itu antara lain, Tokoyaki, Tamagoyaki, Fishball, Grilled Bockwurst,Chiken Karage, Fried Enogi Crispy, Hataka Gyoza dan Chiken Karaage Wrap. Banderol harganya Rp 20.000-Rp 32.000.
Linna Laurent, Manager Tokio Street mengungkapkan, kelebihan gerainya terletak pada rasa camilan yang gurih serta pemakaian bahan baku yang segar. Harganya pun dia anggap terjangkau. "Dan, tak ada royalty fee selama lima tahun," cetus dia.
Tokio Street menawarkan dua paket kemitraan. Pertama, Paket Gold dengan harga Rp 120 juta. Fasilitas yang diperoleh mitra antara lain booth ukuran 2×2 m2, kompor, lemari pendingin, bahan baku, 500 boks Takoyaki, dua set seragam, menu makanan, dll.
Kedua, Paket Platinum. Fasilitas yang didapatkan booth ukuran 2×3 m2, kompor, lemari pendingin, bahan baku, 1000 box Tokoyaki, dua set seragam, menu makanan dan peralatan masak lainnya.
Menurut Laurent, setiap harinya, gerai Tokio Street bisa mendatangkan omzet berkisar Rp 1 juta untuk Paket Gold dan Paket Platinum omzetnya berkisar Rp 2 juta.
Untuk menyamakan standar produk, mitra harus membeli bahan baku secara berkala dan juga kemasan (boks) dan juga saus. Inovasi menu menjadi kunci utama Tokio Street untuk berkembang.
Linna mengatakan, Tokio Street menargetkan bisa membuka 50 outlet lagi pada tahun ini. Selain itu, dia berharap bisa menjangkau lebih banyak lagi lokasi, terutama di luar kota-kota besar.
Pengamat usaha dari Proverb Consulting, Erwin Halim, berpendapat, apa yang disajikan oleh Tokio Street sudah banyak dijumpai di gerai-gerai camilan Jepang lainnya. Mitra harus cermat memperhatikan rasa dan kualitasnya.
Selain itu, ia menilai target balik modal terlalu cepat. Calon mitra pun harus melihat kembali janji yang diberikan oleh pusat.
Tokio Street
Ruko Danau Sunter Mas
Jl. Sunter Jaya I Blok B No 51
Sunter, Jakarta Utara
HP. 081905668080
Reporter Mia Chiara Editor Johana K.
WARALABA
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=NlBJJUu7JsQ]
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]