PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Menangkap laba busana olah raga muslimah (2) Kamis, 04 Mei 2017 / 15:13 WIB
JAKARTA. Baju olah raga untuk muslimah kini bukan lagi barang mewah lantaran langka. Pasalnya, semakin banyak pemain bisnis fesyen dalam negeri yang menjajakan pakaian olahraga khusus kaum hijabers ini. Oleh karena itu, butuh suatu pembeda, sebagai strategi untuk tetap mencuri hati konsumen.
Seperti yang dilakukan oleh Nutty Nurhayati pemilik bisnis baju olah raga muslim bermerek Polite. Nutty bilang, ia selalu berusaha memuaskan pelanggan dengan terus meningkatkan kualitas produk Polite. Selain itu, ia juga selalu memberikan desain yang eksklusif.“Kami juga harus terus berinovasi, mengeluarkna desain dan pola yang baru,” ujar Nutty.
Beberapa inovasinya yakni membesut koleksi lengkap paga berbagai varian produk. Setelah dikenal dengan koleksi baju renang, Nutty mulai menjual baju olah raga untuk umum, serta membuat produk kasual. “Selain kostum untuk olah raganya, kami juga bikin baju yang cocok dibawa untuk sebelum dan sesudah olah raga,” ujar Nutty.
Saat olah raga renang misalnya, konsumen dapat menggunakan Polite Swim untuk berenang, dan membawa produk Polite Life yang lebih kasual tapi simpel sebagai baju ganti. Nutty juga menyediakan produk pelengkap seperti tas dan kaos kaki renang.
Pelaku usaha lainnya yakni Wibisana Danuningrat yang akrab disapa Dimas. Ia juga sepakat dengan strategi yang diterapkan Nutty. Dimas yang merintis usaha Muzlima Sportswear sejak 2014 ini selalu menjaga kualitas dan melakukan inovasi. “Cari warna yang sesuai tren dan selalu ikutin desain desain yang bakal muncul di tiap tahunnya,” ujar Dimas.
Selain menerapkan strategi tertentu, dua pemain dalam bisnis baju olah raga muslim ini juga merasakan tantangan yang tak jauh berbeda. Nutty bilang, baju olah raga untuk muslimah memiliki desain yang berbeda dengan baju olah raga biasa. Selain itu, bahan yang digunakan pun harus nyaman dan tak ketat.
Karena itu, menurutnya, tak semua orang bisa membuat pola dan menjahit baju olah raga muslimah. “Resiko gagal produksinya tinggi untuk baju renang muslim, bahan yang digunakan juga sensitif. Jadi vendornya memang harus yang kelas butik,” tutur Nutty.
Senada dengan Nutty, Dimas juga menemui tantangan saat memilih bahan yang pas serta penjahit yang mumpuni. Beberapa contoh bahan yang digunakan dimas antara lain poly spandex dan katun. “Beberapa juga pakai bahan impor untuk limited edition. Kadang bahannya ini susah” jelas Dimas.
Dalam hal pemasaran, baik Nutty maupun Dimas tak banyak temukan kendala. Nutty mengaku masih sulit penuhi demand dengan penjualan via website dan Instagram. Sementara itu Dimas turut memperluas pasar lewat kerjasama dengan beberapa online marketplace.
Menangkap laba busana olah raga muslimah (2)
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Menangkap laba busana olah raga muslimah (2) Kamis, 04 Mei 2017 / 15:13 WIB
JAKARTA. Baju olah raga untuk muslimah kini bukan lagi barang mewah lantaran langka. Pasalnya, semakin banyak pemain bisnis fesyen dalam negeri yang menjajakan pakaian olahraga khusus kaum hijabers ini. Oleh karena itu, butuh suatu pembeda, sebagai strategi untuk tetap mencuri hati konsumen.
Seperti yang dilakukan oleh Nutty Nurhayati pemilik bisnis baju olah raga muslim bermerek Polite. Nutty bilang, ia selalu berusaha memuaskan pelanggan dengan terus meningkatkan kualitas produk Polite. Selain itu, ia juga selalu memberikan desain yang eksklusif.“Kami juga harus terus berinovasi, mengeluarkna desain dan pola yang baru,” ujar Nutty.
BACA JUGA :
Beberapa inovasinya yakni membesut koleksi lengkap paga berbagai varian produk. Setelah dikenal dengan koleksi baju renang, Nutty mulai menjual baju olah raga untuk umum, serta membuat produk kasual. “Selain kostum untuk olah raganya, kami juga bikin baju yang cocok dibawa untuk sebelum dan sesudah olah raga,” ujar Nutty.
Saat olah raga renang misalnya, konsumen dapat menggunakan Polite Swim untuk berenang, dan membawa produk Polite Life yang lebih kasual tapi simpel sebagai baju ganti. Nutty juga menyediakan produk pelengkap seperti tas dan kaos kaki renang.
Pelaku usaha lainnya yakni Wibisana Danuningrat yang akrab disapa Dimas. Ia juga sepakat dengan strategi yang diterapkan Nutty. Dimas yang merintis usaha Muzlima Sportswear sejak 2014 ini selalu menjaga kualitas dan melakukan inovasi. “Cari warna yang sesuai tren dan selalu ikutin desain desain yang bakal muncul di tiap tahunnya,” ujar Dimas.
Selain menerapkan strategi tertentu, dua pemain dalam bisnis baju olah raga muslim ini juga merasakan tantangan yang tak jauh berbeda. Nutty bilang, baju olah raga untuk muslimah memiliki desain yang berbeda dengan baju olah raga biasa. Selain itu, bahan yang digunakan pun harus nyaman dan tak ketat.
Karena itu, menurutnya, tak semua orang bisa membuat pola dan menjahit baju olah raga muslimah. “Resiko gagal produksinya tinggi untuk baju renang muslim, bahan yang digunakan juga sensitif. Jadi vendornya memang harus yang kelas butik,” tutur Nutty.
Senada dengan Nutty, Dimas juga menemui tantangan saat memilih bahan yang pas serta penjahit yang mumpuni. Beberapa contoh bahan yang digunakan dimas antara lain poly spandex dan katun. “Beberapa juga pakai bahan impor untuk limited edition. Kadang bahannya ini susah” jelas Dimas.
Dalam hal pemasaran, baik Nutty maupun Dimas tak banyak temukan kendala. Nutty mengaku masih sulit penuhi demand dengan penjualan via website dan Instagram. Sementara itu Dimas turut memperluas pasar lewat kerjasama dengan beberapa online marketplace.
(Selesai)
Reporter Nisa Dwiresya Putri Editor Havid Vebri
USAHA IKM
Feedback ↑ x Feedback ↓ x