Mencicipi manis klepon ala Pasuruan (2) – PT ROI PUTRA JAYA PROPERTINDO

Mencicipi manis klepon ala Pasuruan (2)

PELUANG USAHA / SENTRA USAHA Mencicipi manis klepon ala Pasuruan (2) Rabu, 19 Juli 2017 / 08:05 WIB Mencicipi manis klepon ala Pasuruan (2)

Kalau liburan di Jawa Timur, melintasi Gempol-Pasuruan, Anda akan melihat melihat jajaran warung penjual klepon. Camilan tradisional yang berbentuk bola-bola kecil berisi gula merah cair ini dijual oleh sekitar 10-15 pedagang. Para pedagang pun membuat klepon setiap hari.

Meski bukan makanan utama, jajanan khas Indonesia ini banyak diminati para pengendara yang melintas. Bahkan, ada juga yang hanya datang untuk sekedar mencicipi kudapan berbahan ketan ini. Saat KONTAN menyambangi sentra ini tampak beberapa pengendara mobil dan motor banyak yang mampir, membeli klepon untuk oleh-oleh.

Siti Maulidiah, salah satu pedagang mengaku, tidak pernah sepi pengunjung. Dalam sehari, dia bisa melayani 20 pembeli. "Paling banyak membeli klepon dan bakpia mami," kata Siti.

Bicara soal produksi klepon, Siti bilang, hampir tak ada kendala. Ia dibantu lima karyawan, dalam sehari bisa menghasilkan 20-50 kg klepon.

Bahan baku dibeli dari Pasar Gempol. Yakni 10 kelapa, 50 kilo tepung ketan, dan gula merah. "Tak sulit dapat bahan baku klepon karena tersedia di pasar dan warung," ucapnya.

Klepon sendiri dibuat dari tepung beras ketan yang dibentuk bulatan kecil yang diisi gula merah. Setelah dibentuk bulat menggunakan tangan, adonan klepon direbus dalam air mendidih selama lima menit. Lalu, dikukus dan klepon disajikan dengan parutan kelapa di atasnya.

Penjualan klepon selalu meningkat pada hari raya Lebaran atau akhir tahun. Saat laris pembeli itu, setiap hari, produksi produksi bisa capai 100-110 kilo klepon per hari. Lokasi sentra yang berada di pinggir jalan juga jadi faktor ramainya penjualan klepon laris pada musim liburan. Siti bilang, lonjakan penjualan mencapai dua kali lipat.

Tetap saja, permintaan klepon paling tinggi, dibanding camilan lain yang juga dijual, seperti lupis dan cenil. "Yang rasa original banyak dibeli," ujar Siti. Produksinya pun harus lembur untuk memenuhi permintaan. Jika pada hari-hari biasa, karyawan selesai melayani pembeli hingga pukul 18.00, saat Lebaran atau akhir tahun, karyawan rela pulang pada pukul 22.00.

Pedagang klepon lain, Ahmad Sukron juga mengatakan hal yang sama. Penjualan selalu naik tajam saat Lebaran dan akhir tahun. Dibantu tiga karyawan, Sukron bisa membuat 50-70 kilo klepon per hari saat ramai pembeli. "Kalau bulan Februari atau Maret penjualan tak terlalu ramai, kalau Lebaran laris manis terus," ungkap Sukron.

Bicara soal bahan baku, Sukron sudah menggaet pemasok kelapa. Sehingga dia cukup menghubungi mereka untuk mengirim 5-10 kelapa. Sementara tepung beras ketan dan gula merah dipasok dari warung terdekat. Biaya yang dikeluarkan untuk memasok bahan baku dalam sehari berkisar Rp 250.000 per hari.

Sukron menyebut permintaan klepon original dan klepon buah, seperti melon dan stroberi paling laris. Meski permintaan klepon selalu laris saat Lebaran atau akhir tahun, Sukron tak pernah mengerek harga.

(Bersambung)

Reporter Jane Aprilyani Editor Johana K.

0

  1. Saksi: Aqua melarang saya jual Le Minerale
  2. Benny Tjokro perbesar saham di RIMO
  3. Beralih ke properti, RIMO akhirnya untung
  4. Setnov: Uang Rp 574 miliar bawanya pakai apa?
  5. Peringatan dari pelemahan ekspor-impor Juni
  1. Rupiah ungguli dollar AS
  2. Pajak: Setiap hari harus ada WP yang disendera
  3. Jokowi: Ekonomi Indonesia membaik
  4. Saksi: Aqua melarang saya jual Le Minerale
  5. Gembar-gembor gijzeling tak efektif genjot pajak

Feedback ↑ x Feedback ↓ x

Leave a Reply