KONTAN.CO.ID – Produk ramah lingkungan kian ramai bermunculan seiring santernya kampanye go green. Seperti sepeda Kayuh yang dibesut oleh tiga bersaudara, Gambar TB Ardhika, Didi Diarsa dan Maulidan Isbar. Mereka membuat sepeda dari kayu karet. Kayuh meluncur sejak 2014 lalu.
Tiga tahun berlalu, Kayuh sudah terjual hingga 200 unit. Selain warga lokal, pembelinya adalah kalangan ekspatriat yang tinggal di Jakarta. Terbuat dari kayu karet berumur 15 tahun, Kayuh bisa mengangkut beban hingga 130 kilogram (kg).
Ada empat varian sepeda Kayuh. Yakni, Kayuh Manivello, Bali Monocoque, Bali Fullframe dan Bali Elektric. Harganya dibanderol mulai dari Rp 3,5 juta sampai Rp 10 juta per unit.
Untuk menjamin pasokan bahan baku, Gambar menjalin kerjasama dengan seorang pensuplai asal Sukabumi, Jawa Barat. "Biasanya, dari supplier kayu karet ini sudah berbentuk lembaran triplek," kata Agam, sapaan Gambar.
Dalam sehari, produksi Kayuh bisa mencapai 10 unit. Untuk produksi, ada tiga karyawan yang membantu Agam. Selain itu, dia juga memberdayakan anak-anak jalanan seperti pengamen dan preman dalam proses pembuatan sepeda kayu ini.
"Kami ingin mentransfer ilmu juga kepada mereka, hasilnya mereka bisa nekuk kayu dan merangkai sepeda," tambahnya.
Meski begitu, persoalan karyawan masih menjadi kendala dalam usaha ini. Mereka merasa jumlah karyawan yang ada masih kurang untuk memenuhi produksi.
Selain itu, jumlah peralatan produksi juga masih terbatas. Hingga kini, Kayuh hanya mempunyai dua cetakan kayu untuk produksi. Alhasil, untuk melanjutkan setiap tahap produksi, harus ada jeda waktu hingga tiga jam.
Untuk memperkenalkan produknya, anak ketiga dari lima bersaudara ini menggunakan berbagai jaringan. Antara lain, media sosial dan website. Agam dan kedua saudaranya juga rajin mengikuti pameran, supaya bisa menjangkau pasar lebih dekat. Sebab, di ajang pameran, konsumen bisa mencoba sepeda kayu langsung.
Dengan berbagai upaya promosi ini, Agam berharap bisa menjaring konsumen dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, sebagai target jangka panjang, dia berharap akan datangnya investor, supaya bisa menambah peralatan sehingga dapat menggenjot produksi dan juga memenuhi standar internasional.
Kayuh juga terus berinovasi supaya bisa menembus target pasar mancanegara. Agam menilai produknya bakal mudah diterima pasar mancanegara lantaran sifatnya yang ramah lingkungan serta unik. Buktinya, banyak buyer yang tertarik saat pameran. Hanya, Agam belum bisa memenuhi permintaan karena keterbatasan produksi.
Mengayuh untung dari sepeda limbah kayu
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA, INDUSTRI KREATIF Mengayuh untung dari sepeda limbah kayu Sabtu, 11 November 2017 / 09:45 WIB
KONTAN.CO.ID – Produk ramah lingkungan kian ramai bermunculan seiring santernya kampanye go green. Seperti sepeda Kayuh yang dibesut oleh tiga bersaudara, Gambar TB Ardhika, Didi Diarsa dan Maulidan Isbar. Mereka membuat sepeda dari kayu karet. Kayuh meluncur sejak 2014 lalu.
Tiga tahun berlalu, Kayuh sudah terjual hingga 200 unit. Selain warga lokal, pembelinya adalah kalangan ekspatriat yang tinggal di Jakarta. Terbuat dari kayu karet berumur 15 tahun, Kayuh bisa mengangkut beban hingga 130 kilogram (kg).
Ada empat varian sepeda Kayuh. Yakni, Kayuh Manivello, Bali Monocoque, Bali Fullframe dan Bali Elektric. Harganya dibanderol mulai dari Rp 3,5 juta sampai Rp 10 juta per unit.
Untuk menjamin pasokan bahan baku, Gambar menjalin kerjasama dengan seorang pensuplai asal Sukabumi, Jawa Barat. "Biasanya, dari supplier kayu karet ini sudah berbentuk lembaran triplek," kata Agam, sapaan Gambar.
Dalam sehari, produksi Kayuh bisa mencapai 10 unit. Untuk produksi, ada tiga karyawan yang membantu Agam. Selain itu, dia juga memberdayakan anak-anak jalanan seperti pengamen dan preman dalam proses pembuatan sepeda kayu ini.
"Kami ingin mentransfer ilmu juga kepada mereka, hasilnya mereka bisa nekuk kayu dan merangkai sepeda," tambahnya.
Meski begitu, persoalan karyawan masih menjadi kendala dalam usaha ini. Mereka merasa jumlah karyawan yang ada masih kurang untuk memenuhi produksi.
Selain itu, jumlah peralatan produksi juga masih terbatas. Hingga kini, Kayuh hanya mempunyai dua cetakan kayu untuk produksi. Alhasil, untuk melanjutkan setiap tahap produksi, harus ada jeda waktu hingga tiga jam.
Untuk memperkenalkan produknya, anak ketiga dari lima bersaudara ini menggunakan berbagai jaringan. Antara lain, media sosial dan website. Agam dan kedua saudaranya juga rajin mengikuti pameran, supaya bisa menjangkau pasar lebih dekat. Sebab, di ajang pameran, konsumen bisa mencoba sepeda kayu langsung.
Dengan berbagai upaya promosi ini, Agam berharap bisa menjaring konsumen dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, sebagai target jangka panjang, dia berharap akan datangnya investor, supaya bisa menambah peralatan sehingga dapat menggenjot produksi dan juga memenuhi standar internasional.
Kayuh juga terus berinovasi supaya bisa menembus target pasar mancanegara. Agam menilai produknya bakal mudah diterima pasar mancanegara lantaran sifatnya yang ramah lingkungan serta unik. Buktinya, banyak buyer yang tertarik saat pameran. Hanya, Agam belum bisa memenuhi permintaan karena keterbatasan produksi.
Reporter Tri Sulistiowati Editor Johana K.
0
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=Z76KqbJTbOs]
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]