JAKARTA. Manisnya rasa pisang dan kandungan vitamin serta karakternya yang mengenyangkan, membuat buah ini banyak digemari. Apalagi, pisang bisa diolah menjadi beragam makanan.
Ditangan Ruben Kumpu Penantu, pisang disulap menjadi sajian manis bertabur keju di bagian atas. Laki-laki asal Jakarta ini menyebutnya Pisang Nagih.
Bisnis kuliner ini baru dibuka setahun lalu di Yogyakarta. Mendapat respon positif, selang dua bulan dia membuka tawaran kerjasama. Alhasil, sampai sekarang sudah ada empat mitra di Yogyakarta.
Tak ingin sama dengan pelaku usaha lainnya, Ruben mengandalkan resep pribadi untuk menghasilkan rasa manis yang berbeda dengan olahan pisang lainnya. Harganya sekitar Rp 10.000 sampai Rp 13.000 per porsi.
Pisang Nagih menawarkan kemitraan dengan nilai investasi Rp 10 juta. Fasilitas yang didapatkan mitra satu unit booth, perlengkapan memasak, bahan baku, branding, pelatihan, dan perlengkapan tambahan lainnya.
Berbeda dengan kerjasama lainnya, Ruben mengaku tidak mengharuskan mitra untuk membeli bahan baku dari pusat. Alasannya, agar mitra tidak repot. "Nanti akan saya kasih cara dan resepnya," tambahnya.
Berdasarkan perhitungannya, dalam waktu tiga bulan mitra sudah bisa balik modal, asalkan omzet penjualannya dapat mencapai Rp 300.000 per hari. Setelah dikurangi biaya bahan baku dan operasional, porsi keuntungan bersih yang didapatkan mitra masih sekitar 50% dari omzet.
Untuk meraih target omzet yang cukup tinggi tersebut, dia banyak membuat promosi produk melalui media sosial seperti Instragram dan juga Facebook. Lainnya, dia juga memberikan konsultasi usaha terutama pemilihan lokasi berjualan yang tepat untuk mitra.
Bila tidak ada halangan, Ruben bakal membuka satu gerai mitra baru yang berada di Jakarta. Sayangnya, dia belum mau menjelaskan kapan tepatnya pembukaan gerai tersebut.
Tahun ini, Ruben juga menargetkan bakal membuka satu gerai pribadi di Jakarta, yang menjual menu pisang, mendoan, dan es nagih. Saat ini masih dalam tahap pencarian lokasi.
Menggigit manis bisnis Pisang Nagih
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Menggigit manis bisnis Pisang Nagih Rabu, 05 Juli 2017 / 17:16 WIB
JAKARTA. Manisnya rasa pisang dan kandungan vitamin serta karakternya yang mengenyangkan, membuat buah ini banyak digemari. Apalagi, pisang bisa diolah menjadi beragam makanan.
Ditangan Ruben Kumpu Penantu, pisang disulap menjadi sajian manis bertabur keju di bagian atas. Laki-laki asal Jakarta ini menyebutnya Pisang Nagih.
Bisnis kuliner ini baru dibuka setahun lalu di Yogyakarta. Mendapat respon positif, selang dua bulan dia membuka tawaran kerjasama. Alhasil, sampai sekarang sudah ada empat mitra di Yogyakarta.
Tak ingin sama dengan pelaku usaha lainnya, Ruben mengandalkan resep pribadi untuk menghasilkan rasa manis yang berbeda dengan olahan pisang lainnya. Harganya sekitar Rp 10.000 sampai Rp 13.000 per porsi.
Pisang Nagih menawarkan kemitraan dengan nilai investasi Rp 10 juta. Fasilitas yang didapatkan mitra satu unit booth, perlengkapan memasak, bahan baku, branding, pelatihan, dan perlengkapan tambahan lainnya.
Berbeda dengan kerjasama lainnya, Ruben mengaku tidak mengharuskan mitra untuk membeli bahan baku dari pusat. Alasannya, agar mitra tidak repot. "Nanti akan saya kasih cara dan resepnya," tambahnya.
Berdasarkan perhitungannya, dalam waktu tiga bulan mitra sudah bisa balik modal, asalkan omzet penjualannya dapat mencapai Rp 300.000 per hari. Setelah dikurangi biaya bahan baku dan operasional, porsi keuntungan bersih yang didapatkan mitra masih sekitar 50% dari omzet.
Untuk meraih target omzet yang cukup tinggi tersebut, dia banyak membuat promosi produk melalui media sosial seperti Instragram dan juga Facebook. Lainnya, dia juga memberikan konsultasi usaha terutama pemilihan lokasi berjualan yang tepat untuk mitra.
Bila tidak ada halangan, Ruben bakal membuka satu gerai mitra baru yang berada di Jakarta. Sayangnya, dia belum mau menjelaskan kapan tepatnya pembukaan gerai tersebut.
Tahun ini, Ruben juga menargetkan bakal membuka satu gerai pribadi di Jakarta, yang menjual menu pisang, mendoan, dan es nagih. Saat ini masih dalam tahap pencarian lokasi.
Reporter Tri Sulistiowati Editor Havid Vebri
USAHA IKM
Feedback ↑ x Feedback ↓ x