KONTAN.CO.ID – Olahan ayam yang dihaluskan, lalu dicampur dengan tepung dan dicelup ke telur kocok sebelum digoreng atau yang sering disebut dengan sempol, kembali naik daun. Para penjualnya tampak menjamur di sepanjang jalan atau lingkungan sekolahan. Asal tahu saja, makanan ini cukup populer di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Tidak sedikit pemiliknya kini menawarkan kemitraan. Salah satunya, Amalia Novrianti Budarjo yang membesut Sempol Ayam Bunda.
Usaha ini dirintis tahun lalu ini, sudah mempunyai dua cabang. Lokasinya ada di sekitar Probolinggo, Jawa Timur. Sementara mitra baru ada satu.
Amalia mengatakan, camilan sempol ini sangat populer di sekitar Probolinggo dan makin banyak pemain baru bermunculan. Meski begitu, dia mengklaim produknya berbeda dari lainnya, karena menggunakan bahan yang berkualitas yaitu dada ayam serta bebas menggunakan pengawet.
Varian menunya ada tiga yaitu sempol bakar, hot fire dan original. Bila tidak ada halangan, perempuan yang lebih akrab disapa Bunda Lia ini bakal meluncurkan satu menu baru yaitu sempol kuah tom yam. Dia membanderol harga sempolnya Rp 2.500 per tusuk dan Rp 15.000 per pack (isi 6 tusuk).
Sempol Ayam Bunda menawarkan tiga paket kemitraan. Pertama, Paket A dengan modal awal Rp 3 juta. Mitra hanya mendapatkan produk sempol dalam keadaan beku.
Kedua, Paket B dengan nilai investasi Rp 6 juta. Fasilitas yang didapatkan mitra adalah satu unit mini booth, perlengkapan memasak, satu unit panggangan, produk sempol, branding, pelatihan dan perlengkapan tambahan lainnya.
Dan ketiga, paket C sebesar Rp 8 juta. Mitra adalah satu unit booth, perlengkapan memasak, satu unit panggangan, kompor, produk sempol, pelatihan, branding dan perlengkapan lainnya.
Untuk mejaga rasa dan kualitas produk, Bunda Lia mewajibkan semua mitra mengambil sempol dari pusat.
Berdasarkan perhitungannya, mitra bisa balik modal dalam dua bulan. Namun, tiap hari, mitra harus bisa mengantongi omzet sekitar Rp 500.000. Porsi keuntungan bersih yang didapatkan mitra masih sekitar 40% dari omzet.
Sepanjang tahun ini, Bunda Lia berharap bisa mendapatkan lima mitra baru. Untuk promosi, dia banyak menggunakan media internet melalui Facebook.
Selain itu, agar tidak ditinggalkan pelanggan, setiap akhir pekan dia banyak membuat promosi menarik seperti potongan harga atau bonus menu sempol lainnya.
Mengigit gurih laba sempol ayam
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Mengigit gurih laba sempol ayam Kamis, 07 September 2017 / 21:42 WIB
KONTAN.CO.ID – Olahan ayam yang dihaluskan, lalu dicampur dengan tepung dan dicelup ke telur kocok sebelum digoreng atau yang sering disebut dengan sempol, kembali naik daun. Para penjualnya tampak menjamur di sepanjang jalan atau lingkungan sekolahan. Asal tahu saja, makanan ini cukup populer di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Tidak sedikit pemiliknya kini menawarkan kemitraan. Salah satunya, Amalia Novrianti Budarjo yang membesut Sempol Ayam Bunda.
Usaha ini dirintis tahun lalu ini, sudah mempunyai dua cabang. Lokasinya ada di sekitar Probolinggo, Jawa Timur. Sementara mitra baru ada satu.
Amalia mengatakan, camilan sempol ini sangat populer di sekitar Probolinggo dan makin banyak pemain baru bermunculan. Meski begitu, dia mengklaim produknya berbeda dari lainnya, karena menggunakan bahan yang berkualitas yaitu dada ayam serta bebas menggunakan pengawet.
Varian menunya ada tiga yaitu sempol bakar, hot fire dan original. Bila tidak ada halangan, perempuan yang lebih akrab disapa Bunda Lia ini bakal meluncurkan satu menu baru yaitu sempol kuah tom yam. Dia membanderol harga sempolnya Rp 2.500 per tusuk dan Rp 15.000 per pack (isi 6 tusuk).
Sempol Ayam Bunda menawarkan tiga paket kemitraan. Pertama, Paket A dengan modal awal Rp 3 juta. Mitra hanya mendapatkan produk sempol dalam keadaan beku.
Kedua, Paket B dengan nilai investasi Rp 6 juta. Fasilitas yang didapatkan mitra adalah satu unit mini booth, perlengkapan memasak, satu unit panggangan, produk sempol, branding, pelatihan dan perlengkapan tambahan lainnya.
Dan ketiga, paket C sebesar Rp 8 juta. Mitra adalah satu unit booth, perlengkapan memasak, satu unit panggangan, kompor, produk sempol, pelatihan, branding dan perlengkapan lainnya.
Untuk mejaga rasa dan kualitas produk, Bunda Lia mewajibkan semua mitra mengambil sempol dari pusat.
Berdasarkan perhitungannya, mitra bisa balik modal dalam dua bulan. Namun, tiap hari, mitra harus bisa mengantongi omzet sekitar Rp 500.000. Porsi keuntungan bersih yang didapatkan mitra masih sekitar 40% dari omzet.
Sepanjang tahun ini, Bunda Lia berharap bisa mendapatkan lima mitra baru. Untuk promosi, dia banyak menggunakan media internet melalui Facebook.
Selain itu, agar tidak ditinggalkan pelanggan, setiap akhir pekan dia banyak membuat promosi menarik seperti potongan harga atau bonus menu sempol lainnya.
Reporter Tri Sulistiowati Editor Johana K.
KEMITRAAN
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=NlBJJUu7JsQ]
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]