PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Mengulur fulus dari panjangnya tongtoll Jumat, 15 September 2017 / 12:20 WIB
KONTAN.CO.ID – Tak hanya kalangan perbankan yang bisa tersenyum dengan berlakunya pembayaran non-tunai pada gerbang-gerbang tol. Sejumlah pengusaha yang jeli mengendus peluang usaha, kecipratan rezeki dari kebijakan yang berlaku mulai 1 Oktober nanti.
Tak menunggu lama, penjualan produk tongkat e-toll pun segera marak. Tongkat e-toll atau yang sering disebut tongtoll ini berupa tongkat panjang yang di ujungnya berbentuk kotak dan menjadi tempat e-toll card. Nah, tongkat ini bisa membantu pengendara mobil melakukan tapping pada mesin.
Maklum, seringkali pengendara kesulitan melakukan tapping lantaran jarak yang jauh. Sementara, jika dekat-dekat, takut spion atau pelek roda menggesek mesin itu atau pembatas jalan. Belajar dari pengalaman tersebut, Aditya Mulia Purnomo menjadi penjual tongtoll baru-baru ini.
“Waktu itu saya mau pulang ke Jawa dan merasa kesulitan karena jarak mesin tap terlalu jauh. Nah, saya lihat ada beberapa orang yang menjual tongtoll ini. Dari situ saya lihat, kalau jualan tongtoll ini prospektif juga,” tuturnya.
Meski baru memulai bisnis penjualan tongtoll, Aditya bisa menjual 20-30 buah tongtoll setiap harinya. Ia melihat sejak produk ini muncul dan jadi pembicaraan hangat di media sosial, peminat tongtoll juga makin banyak. “Saya yakin peminat tongtoll ini akan lebih banyak lagi apa bila peraturan ini sudah berlaku.”ujarnya.
Ia membanderol tongtoll miliknya mulai Rp 15.000–Rp 50.000 per buah. Harga tersebut tergantung bahan tongtoll dan modelnya. Bahan tongtoll ada yang dari plastik, ada pula yang dari logam ringan.
Praktis dalam sebulan, Aditya bisa mengantongi minimal Rp 9 juta dari jenis tongtoll yang paling murah. Konsumen Aditya datang dari berbagai kota, seperti Jakarta, Tangerang, Bogor, Cibubur, dan Bekasi. “Yang jelas kebanyakan konsumen yang setiap harinya mondar-mandir keluar-masuk Jakarta lewat tol,” jelasnya.
Tak hanya penjualan tongtoll Aditya yang laris. Gloria, penjual tongtoll lainnya juga melontarkan hal yang sama. Ia mengaku, menjual tongtoll atau yang disebutnya GTO stick karena sedang booming.
Sejak Mei 2017, Gloria sudah memasarkan tongtoll. “Sebenarnya saya lebih sering jualan makanan di akun Instagram, karena sedang tren dan sebentar lagi wajib pakai e-toll. Jadi bolehlah momentum ini dimanfaatkan,” tuturnya.
Gloria menjual tongtoll dari bahan plastik lewat akun Istagram miliknya. Harga tongtoll tersebut dibanderol Rp 15.000–Rp 25.000. “Kalau beli banyak, harganya bisa makin murah,” ujarnya.
Dalam sehari, Gloria bisa menjual sampai 30 buah tongtoll. Omzetnya diperkirakan mencapai Rp 13,5 juta dalam sebulan. Sama seperti Aditya, konsumen Gloria kebanyakan berasal dari sekitaran Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok, Cibubur dan Karawang.
Selanjutnya Halaman 12 Reporter Elisabeth Adventa, Mia Chiara Editor Johana K.
Mengulur fulus dari panjangnya tongtoll
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Mengulur fulus dari panjangnya tongtoll Jumat, 15 September 2017 / 12:20 WIB
KONTAN.CO.ID – Tak hanya kalangan perbankan yang bisa tersenyum dengan berlakunya pembayaran non-tunai pada gerbang-gerbang tol. Sejumlah pengusaha yang jeli mengendus peluang usaha, kecipratan rezeki dari kebijakan yang berlaku mulai 1 Oktober nanti.
Tak menunggu lama, penjualan produk tongkat e-toll pun segera marak. Tongkat e-toll atau yang sering disebut tongtoll ini berupa tongkat panjang yang di ujungnya berbentuk kotak dan menjadi tempat e-toll card. Nah, tongkat ini bisa membantu pengendara mobil melakukan tapping pada mesin.
Maklum, seringkali pengendara kesulitan melakukan tapping lantaran jarak yang jauh. Sementara, jika dekat-dekat, takut spion atau pelek roda menggesek mesin itu atau pembatas jalan. Belajar dari pengalaman tersebut, Aditya Mulia Purnomo menjadi penjual tongtoll baru-baru ini.
“Waktu itu saya mau pulang ke Jawa dan merasa kesulitan karena jarak mesin tap terlalu jauh. Nah, saya lihat ada beberapa orang yang menjual tongtoll ini. Dari situ saya lihat, kalau jualan tongtoll ini prospektif juga,” tuturnya.
Meski baru memulai bisnis penjualan tongtoll, Aditya bisa menjual 20-30 buah tongtoll setiap harinya. Ia melihat sejak produk ini muncul dan jadi pembicaraan hangat di media sosial, peminat tongtoll juga makin banyak. “Saya yakin peminat tongtoll ini akan lebih banyak lagi apa bila peraturan ini sudah berlaku.”ujarnya.
Ia membanderol tongtoll miliknya mulai Rp 15.000–Rp 50.000 per buah. Harga tersebut tergantung bahan tongtoll dan modelnya. Bahan tongtoll ada yang dari plastik, ada pula yang dari logam ringan.
Praktis dalam sebulan, Aditya bisa mengantongi minimal Rp 9 juta dari jenis tongtoll yang paling murah. Konsumen Aditya datang dari berbagai kota, seperti Jakarta, Tangerang, Bogor, Cibubur, dan Bekasi. “Yang jelas kebanyakan konsumen yang setiap harinya mondar-mandir keluar-masuk Jakarta lewat tol,” jelasnya.
Tak hanya penjualan tongtoll Aditya yang laris. Gloria, penjual tongtoll lainnya juga melontarkan hal yang sama. Ia mengaku, menjual tongtoll atau yang disebutnya GTO stick karena sedang booming.
Sejak Mei 2017, Gloria sudah memasarkan tongtoll. “Sebenarnya saya lebih sering jualan makanan di akun Instagram, karena sedang tren dan sebentar lagi wajib pakai e-toll. Jadi bolehlah momentum ini dimanfaatkan,” tuturnya.
Gloria menjual tongtoll dari bahan plastik lewat akun Istagram miliknya. Harga tongtoll tersebut dibanderol Rp 15.000–Rp 25.000. “Kalau beli banyak, harganya bisa makin murah,” ujarnya.
Dalam sehari, Gloria bisa menjual sampai 30 buah tongtoll. Omzetnya diperkirakan mencapai Rp 13,5 juta dalam sebulan. Sama seperti Aditya, konsumen Gloria kebanyakan berasal dari sekitaran Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok, Cibubur dan Karawang.
Selanjutnya Halaman 1 2 Reporter Elisabeth Adventa, Mia Chiara Editor Johana K.
PELUANG USAHA
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=NlBJJUu7JsQ]
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]