Menjaga momentum pasar kokedama – PT ROI PUTRA JAYA PROPERTINDO

Menjaga momentum pasar kokedama

PELUANG USAHA / INDUSTRI KREATIF Menjaga momentum pasar kokedama Jumat, 24 Maret 2017 / 18:12 WIB Menjaga momentum pasar kokedama

JAKARTA. Memasarkan produk kreativitas seperti kerajinan kokedama bisa dibilang gampang-gampang susah. Anda kudu jeli menangkap potensi pasar sekaligus mempertahankannya. Kokedama merupakan seni tradisional asal Negeri Matahari Terbit, Jepang. Kokedama biasa disebut juga dengan bola lumut Jepang.
Untuk itu, menjaga kualitas menjadi kunci dalam menaklukkan pasar. Pasalnya efek kepuasan pelanggan bisa mengantarkan Anda kepada pelanggan baru lainnya. Maklum, produk kokedama seperti boneka lumut atau bola lumut bisa bertahan paling lama dua tahun.

Salma Dahlania, pendiri Planter Craft mengatakan, tidak jarang setelah satu konsumennya puas, mereka akan membeli lagi untuk koleganya sebagai cenderamata. Karena itulah, Planter Craft mulai menjajaki peluang bisnis baru seperti boneka lumut berbasis pesanan untuk acara khusus. “Untuk suvenir belum kami diseriusi. Sebelumnya ada tiga sampai lima pesanan acara pernikahan. Sekarang, kami sedang jajaki bikin boneka khusus wisuda. Bonekanya pakai topi wisuda,” kata Salma.

Melakukan diferensiasi produk memang menjadi salah satu kunci keberhasilan usaha penjualan produk yang masuk kategori slow moving seperti ini. Adiyas Dwi Susatio, Owner Araind-Indonesia Ornamental Plants menyebut, kerajinan kokedama belum begitu familier bagi masyarakat Indonesia. Padahal di negeri asalnya yakni Jepang, kerajinan lumut ini sempat booming.

Untuk itu, para penggiat kokedama harus kreatif dan inovatif dengan membuat aneka produk yang variatif. “Diferensiasi bisa membantu pemasaran dan penjualan,” jelasnya.
Agar bisnis ini bisa langgeng, Konsultan Bisnis Proverb Consulting Erwin Halim menyarankan, produsen piawai menjaga dan menghidupkan kembali momentum pasarnya. “Orang yang penasaran akan membeli. Tapi setelah itu kalau tidak dirawat, orang akan lupa dan produk ini tidak akan dianggap aneh lagi,” jelasnya.

Erwin menambahkan, para produsen kerajinan lumut bisa menjaga momentum pasar dengan terus melahirkan produk yang unik dan berbeda pada setiap kesempatannya. Misalnya, ketika ada acara atau tanggal perayaan tertentu produsen sigap menghadirkan kreasi yang sesuai dengan tema-tema tersebut. Seperti Hari Valentine, Hari Ibu, Hari Kartini atau Hari Ayah.

Diferensiasi juga tak hanya soal penciptaan produk, tapi juga layanan. Planter Craft juga sudah mulai menjajaki pasar jasa dekorasi menggunakan tanaman berbasis lumut. “Tahun 2015 lalu, kami pernah beberapa kali dapat pesanan untuk mendekor event, harganya bisa sampai belasan juta, bisa jadi alternatif kalau jualan bonekanya sedang kurang,” kata Salma.

Reporter Dadan M. Ramdan, Dian Sari Pertiwi

INACRAFT

  1. Kementerian Agama siap panggil First Travel
  2. Hari libur nasional 2017 bertambah, ini rinciannya
  3. Berandai-andai jika S&P kerek peringkat Indonesia
  4. Kinerja oke, dua direktur BNI Syariah diganti
  5. Lo Kheng Hong dan mobil Porsche
  1. SBY masih pinjam mobil antipeluru Kepresidenan
  2. PEMBOBOLAN BANK
  3. Jokowi: Koruptor gede itu harusnya didemo
  4. Sandiaga tak akan penuhi panggilan polisi besok
  5. OJK membatasi aktivitas operasional BTN

Feedback ↑ x Feedback ↓ x

Leave a Reply