PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Menyantap gurih bisnis angkringan Sego Bantingan Kamis, 04 Mei 2017 / 15:11 WIB
JAKARTA. Angkringan masih menjadi incaran bisnis para pengusaha kuliner. Maklum, hingga kini, angkringan yang menawarkan berbagai menu santapan masih ramai oleh pengunjung. Mulai dari konsep gerobak di pinggir jalan, hingga konsep angkringan yang cukup besar, menempati satu area layaknya rumah makan.
Nur Azizah dan Dhiko Nofagi dari Kediri, Jawa Timur pun melirik peluang bisnis angkringan ini dengan mendirikan Sego Bantingan pada November 2014. Mereka mengadopsi angkringan dengan model gerobak di pinggir jalan.
Setelah tiga tahun berdiri, kini mereka menawarkan kemitraan. Saat ini memang belum ada gerai mitra. "Namun, ada dua calon mitra di Jakarta dan Jember yang ingin bergabung," tutur Azizah.
Sego Bantingan menawarkan kemitraan dengan paket senilai Rp 2,5 juta. Mitra akan mendapat gerobak, bahan baku dan bumbu masak, kemasan 1.000 porsi, peralatan usaha, seragam karyawan, banner dan pelatihan karyawan.
Kerjasama kemitraan berlangsung selama 1,5 tahun. Untuk memperpanjang kontrak, mitra cukup belanja bumbu dan kemasan ke pusat. Pusat tidak mengutip biaya royalti dan franchise fee. Nur Azizah juga bilang manajemen kemitraan dikelola oleh mitra, pusat hanya membantu memantau dan mendukung dalam hal promosi usaha.
Ada beragam menu yang disediakan, seperti ati ampela, tempe, tahu goreng, cumi, tahu isi, ayam goreng, lalap, sambal, dan lainnya. Harga yang dibanderol terbagi atas beberapa level, yakni level kos Rp 7.000 dan level bos Rp 12.000. “Sego Bantingan menghadirkan makanan Indonesia bagi semua kalangan, anak kuliah, sekolah, dan pekerja kantoran,” imbuhnya.
Mitra ditargetkan untuk menjual 75 porsi per hari. Dengan begitu omzet yang diperoleh berkisar Rp 30 juta per bulan. Dan mitra bisa mengantongi laba bersih sekitar Rp 6 juta per bulan. Dari situ balik modal mitra selama tiga sampai empat bulan.
Untuk mencapat target, mitra disarankan mencari lokasi di depan kampus, sekolah, ataupun area pusat perbelanjaan dibantu satu orang karyawan. Hingga akhir tahun 2017, Nur Azizah memasang target untuk menggandeng lima mitra baru.
Menyantap gurih bisnis angkringan Sego Bantingan
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Menyantap gurih bisnis angkringan Sego Bantingan Kamis, 04 Mei 2017 / 15:11 WIB
JAKARTA. Angkringan masih menjadi incaran bisnis para pengusaha kuliner. Maklum, hingga kini, angkringan yang menawarkan berbagai menu santapan masih ramai oleh pengunjung. Mulai dari konsep gerobak di pinggir jalan, hingga konsep angkringan yang cukup besar, menempati satu area layaknya rumah makan.
Nur Azizah dan Dhiko Nofagi dari Kediri, Jawa Timur pun melirik peluang bisnis angkringan ini dengan mendirikan Sego Bantingan pada November 2014. Mereka mengadopsi angkringan dengan model gerobak di pinggir jalan.
Setelah tiga tahun berdiri, kini mereka menawarkan kemitraan. Saat ini memang belum ada gerai mitra. "Namun, ada dua calon mitra di Jakarta dan Jember yang ingin bergabung," tutur Azizah.
Sego Bantingan menawarkan kemitraan dengan paket senilai Rp 2,5 juta. Mitra akan mendapat gerobak, bahan baku dan bumbu masak, kemasan 1.000 porsi, peralatan usaha, seragam karyawan, banner dan pelatihan karyawan.
Kerjasama kemitraan berlangsung selama 1,5 tahun. Untuk memperpanjang kontrak, mitra cukup belanja bumbu dan kemasan ke pusat. Pusat tidak mengutip biaya royalti dan franchise fee. Nur Azizah juga bilang manajemen kemitraan dikelola oleh mitra, pusat hanya membantu memantau dan mendukung dalam hal promosi usaha.
Ada beragam menu yang disediakan, seperti ati ampela, tempe, tahu goreng, cumi, tahu isi, ayam goreng, lalap, sambal, dan lainnya. Harga yang dibanderol terbagi atas beberapa level, yakni level kos Rp 7.000 dan level bos Rp 12.000. “Sego Bantingan menghadirkan makanan Indonesia bagi semua kalangan, anak kuliah, sekolah, dan pekerja kantoran,” imbuhnya.
Mitra ditargetkan untuk menjual 75 porsi per hari. Dengan begitu omzet yang diperoleh berkisar Rp 30 juta per bulan. Dan mitra bisa mengantongi laba bersih sekitar Rp 6 juta per bulan. Dari situ balik modal mitra selama tiga sampai empat bulan.
Untuk mencapat target, mitra disarankan mencari lokasi di depan kampus, sekolah, ataupun area pusat perbelanjaan dibantu satu orang karyawan. Hingga akhir tahun 2017, Nur Azizah memasang target untuk menggandeng lima mitra baru.
Reporter Jane Aprilyani Editor Havid Vebri
USAHA IKM
Feedback ↑ x Feedback ↓ x