KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Investasi pada aset properti kerap dihindari karena dirasa harus menyiapkan modal yang besar. Melalui sistem crowdfunding yang tengah dipersiapkan perusahaan startup Nabungproperti (Napro.id), calon investor dapat mendapatkan yield dari properti tersebut, tanpa memilikinya secara langsung.
Crowdfunding secara garis besar adalah alternatif untuk mendapatkan modal yang memungkinkan puluhan bahkan ratusan orang bersama-sama mengumpulan dana untuk mewujudkan suatu proyek.
COO Napro.id, Sandra Vandhi menjelaskan, proyek investasi properti alternatif ini menyasar kalangan eksekutif muda yang tertarik pada investasi properti namun segan karena tidak memiliki modal yang mencukupi. Dengan demikian, Napro.id membuka kesempatan menabung properti dari Rp 500.000 dan kelipatannya.
Prosesnya adalah, setelah membuka akun pada situs Napro.id, calon investor mendapat kesempatan untuk memilih skema unit properti yang telah disiapkan. Adapun properti yang disiapkan berasal dari developer anak BUMN seperti Adhi Persada berupa unit rumah dan apartemen yang sedang dalam tahap pengembangan.
"Kenapa BUMN, karena mereka memiliki garansi pasti akan menyelesaikan pembangunannya," jelas Sandra pekan ini.
Setelah memilih unit dan menyetor dana, Napro.id akan menunggu hingga mencapai target pendanaan sebelum menutup lot lelangnya dan Napro.id akan membeli unit tersebut langsung ke developer. Kemudian sesuai skema tabungan unit yang dipilih, misal tabungan ditahan selama 12 bulan ataupun dua tahun, baru pada saat jatuh tempo dana akan dikembalikan ditambah kelipatan bunga tabungan. Serta setelah properti dijual, investor menadapatkan yield proporsional sesuai porsinya pada lot tersebut.
"Tingkat kenaikan properti itu besar dan kami akan kasih garansi return," kata Sandra. Ia memberikan kisaran return yield sebesar 10%-12% untuk setiap unitnya, namun bisa lebih besar bila hasil penjualan properti tersebut ternyata lebih besar dari perkiraan.
Sandra memberikan garansi investasi pada platform fintech properti ini akan bersifat aman lantaran Napro.id akan membeli tunai unit propertinya. Dengan demikian, underlying asset jelas ada serta dilengkapi surat pesanan dan surat perjanjian pengikatan jual beli (PPPJB).
Proyek startup ini sudah dikembangkan sejak Juli 2017 dan bakal meluncur bulan ini. Proyek ini juga salah satu peserta program kolaborasi PT Bank DBS Indonesia dengan Founders Institute dalam pengembangan industri fintech di Indonesia. =
Napro.id tawarkan investasi properti beristem crowdfunding
PELUANG USAHA / START UP Napro.id tawarkan investasi properti beristem crowdfunding Minggu, 14 Januari 2018 / 17:49 WIB BERITA TERKAIT
Google investasi di startup China Chushou
2017, Mandiri Capital sudah investasi di 8 startup
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Investasi pada aset properti kerap dihindari karena dirasa harus menyiapkan modal yang besar. Melalui sistem crowdfunding yang tengah dipersiapkan perusahaan startup Nabungproperti (Napro.id), calon investor dapat mendapatkan yield dari properti tersebut, tanpa memilikinya secara langsung.
Crowdfunding secara garis besar adalah alternatif untuk mendapatkan modal yang memungkinkan puluhan bahkan ratusan orang bersama-sama mengumpulan dana untuk mewujudkan suatu proyek.
BACA JUGA :
COO Napro.id, Sandra Vandhi menjelaskan, proyek investasi properti alternatif ini menyasar kalangan eksekutif muda yang tertarik pada investasi properti namun segan karena tidak memiliki modal yang mencukupi. Dengan demikian, Napro.id membuka kesempatan menabung properti dari Rp 500.000 dan kelipatannya.
Prosesnya adalah, setelah membuka akun pada situs Napro.id, calon investor mendapat kesempatan untuk memilih skema unit properti yang telah disiapkan. Adapun properti yang disiapkan berasal dari developer anak BUMN seperti Adhi Persada berupa unit rumah dan apartemen yang sedang dalam tahap pengembangan.
"Kenapa BUMN, karena mereka memiliki garansi pasti akan menyelesaikan pembangunannya," jelas Sandra pekan ini.
Setelah memilih unit dan menyetor dana, Napro.id akan menunggu hingga mencapai target pendanaan sebelum menutup lot lelangnya dan Napro.id akan membeli unit tersebut langsung ke developer. Kemudian sesuai skema tabungan unit yang dipilih, misal tabungan ditahan selama 12 bulan ataupun dua tahun, baru pada saat jatuh tempo dana akan dikembalikan ditambah kelipatan bunga tabungan. Serta setelah properti dijual, investor menadapatkan yield proporsional sesuai porsinya pada lot tersebut.
"Tingkat kenaikan properti itu besar dan kami akan kasih garansi return," kata Sandra. Ia memberikan kisaran return yield sebesar 10%-12% untuk setiap unitnya, namun bisa lebih besar bila hasil penjualan properti tersebut ternyata lebih besar dari perkiraan.
Sandra memberikan garansi investasi pada platform fintech properti ini akan bersifat aman lantaran Napro.id akan membeli tunai unit propertinya. Dengan demikian, underlying asset jelas ada serta dilengkapi surat pesanan dan surat perjanjian pengikatan jual beli (PPPJB).
Proyek startup ini sudah dikembangkan sejak Juli 2017 dan bakal meluncur bulan ini. Proyek ini juga salah satu peserta program kolaborasi PT Bank DBS Indonesia dengan Founders Institute dalam pengembangan industri fintech di Indonesia. =
Reporter Tane Hadiyantono Editor Rizki Caturini
STARTUP
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=PtTeSZOBw_E]
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]