JAKARTA. Kendati bukan makanan asli Indonesia, piza sudah populer di lidah orang Indonesia. Punya banyak peminat, gerai kudapan khas Italia ini sangat mudah ditemukan di berbagai tempat, mulai dari kelas kaki lima di pinggir jalan hingga restoran.
Bisnis ini menjamur lantaran banyak pemainnya menawarkan kemitraan usaha untuk mengembangkan usahanya. Kendati sudah disesaki banyak pemain, peluang bisnis ini ternyata masih menjanjikan. Hal itu terlihat dari beberapa pewaralaba yang sukses menambah jumlah mitra usahanya selama beberapa tahun terakhir.
Nah, seperti apa perkembangan usaha piza ini sekarang? Berikut ulasan beberapa kemitraan piza, seperti Pizza Hot, Dezzo pizza, dan Kingkon Pizza.
Pizza Hotzz
Usaha piza milik Arif Sanyoto ini resmi berdiri pada 2015 di Karanganyar, Jawa Tengah. Dalam kurun waktu dua tahun, usaha piza ini semakin berkembang. Selain jumlah mitra yang terus bertambah, penjualan juga meningkat tajam. Peningkatan tersebut turut diiringi kenaikan nilai paket investasi dan harga jual produk.
Saat diwawancarai KONTAN setahun yang lalu, Pizza Hotzz sudah memiliki 6 gerai. Saat ini, tercatat ada 11 gerai mitra Pizza Hotzz yang aktif. Meski jumlah ini bertambah, ternyata sempat ada tiga gerai yang tutup. "Mereka yang tutup tidak menjalankan standar operasional prosedur (SOP) secara benar, sehingga kerjasama tidak lagi dilanjutkan.," kata Arif.
Arif mengaku, penjualan seluruh mitra usahanya terus mengalami peningkatan hingga saat ini. Kini satu gerai mitra bisa meraup omzet sebesar Rp 900.000 per hari.
Menurut Arif, usahanya mengalami kenaikan penjualan yang cukup pesat dalam setahun terakhir. Menurutnya, rata-rata penjualan mengalami kenaikan 300%. "Di tahun ini saja, jika hari biasa dibandingkan bulan Ramadan, itu penjualannya sudah meningkat tiga kali lipat," jelasnya.
Seiring kinerja yang terus membaik, Arif pun menaikkan biaya investasi bagi mitra yang ingin bergabung. Saat ini, gerai Pizza Hotzz dapat dibuka dengan investasi berkisar Rp 5 juta hingga Rp 15 juta. Sebelumnya, ia menawarkan kemitraan dengan investasi sebesar Rp 3,5 juta dan Rp 7 juta.
Selain paket investasi, harga jual produk juga turut dinaikkan. Rencananya, per 12 Juni 2017, produk Pizza Hotzz dihargai Rp 25.000-Rp 50.000 per loyang. Harga jual sebelumnya dibanderol Rp 18.000 hingga 28.000 per loyang.
Di tengah meningkatnya permintaan, Arif kini mulai menggunakan mesin dalam memproduksi piza. "Sekarang kami memakai mesin, karena permintaannya sangat tinggi. Tapi tetap dengan produk yang mutunya lebih baik," jelasnya.
Saat ini, peluang kerjasama dengan Pizza Hotzz masih terbuka. Targetnya, tahun ini Arif ingin menggaet 25 mitra baru di seluruh Indonesia.
Dezzo Pizza
Usaha racikan Arief Sundoro ini sudah dibuka sejak tahun 2010 di Yogyakarta. Selang empat tahun kemudian, dia mulai membuka peluang kerjasama kemitraan. Sebelumnya, KONTAN sempat mengulasnya di tahun 2015. Saat itu, ada 23 gerai yang beroperasi dengan 21 diantaranya milik mitra.
Saat itu, paket kemitraannya dihargai Rp 15 juta dan Rp 40 juta. Keduanya mengusung konsep mini kafe. Bedanya hanya pada ukuran gerai dan bahan baku awal yang didapatkan.
Selang setahun, jumlah mitranya pun terus bertambah. Ada tujuh mitra baru yang bergabung dengan lokasi di Aceh, Yogyakarta, Purworejo, dan lainnya. Jadi, total ada 30 gerai yang beroperasi, dengan tiga diantaranya milik pusat.
Untuk paket kemitraannya kini dibanderol mulai harga Rp 30 juta, Rp 150 juta dan Rp 250 juta. Khusus paket Rp 250 juta mengusung konsep kafe dengan ukuran minimal 7×11 meter persegi dengan 8-10 orang karyawan.
Agar usaha mitra berjalan dengan baik, Arief menerapkan sistem full operational dengan bagi hasil 65% untuk mitra dan 35% untuk pengelola. Alasan melakukan perubahan paket investasi untuk menyederhanakan skema kerjasama.
Perubahan lainnya juga terjadi harga jual produk yang rata-rata naik Rp 5.000 per menu. "Kenaikan ini sekitar enam bulan lalu karena harga bahan baku dan operasional yang makin mahal," katanya pada KONTAN, Kamis (8/6).
Kenaikan harga ini, membuat Arief mematok target omzet sekitar Rp 70 juta-Rp 90 juta per bulan untuk setiap resto yang dibuka oleh mitra.
Sepanjang tahun ini, dia menargetkan bisa mendapatkan 13 mitra baru. Oleh karena itu, sekarang dia cukup getol melakukan promosi melalui berbagai channel, seperti pemasangan iklan di media sosial sampai dengan penyebaran brosur.
Kingkone Pizza
Pelaku usaha pizza lainnya adalah Dian Dwi Agustin di Lampung. Mendirikan usaha sejak Januari 2015, selang beberapa bulan, tepatnya Mei 2015 dia menawarkan kemitraan. Saat diulas KONTAN pada 2015, sudah ada 49 mitra bergabung dan satu gerai pusat Kingkone Pizza.
Nah, selang dua tahun, jumlah mitra kini berkembang pesat. Tercatat sudah ada 350 mitra di Lampung, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Jawa hingga Sulawesi. "Di awal membangun usaha, konsep yang diusung memang untuk membangun kemitraan. Jadi konsep ini yang menarik sehingga mitra banyak bergabung dan akan terus bertambah," ujar Dworo Udono, General Manager Kingkone Pizza.
Paket kemitraan yang ditawarkan juga sudah berubah. Kalau sebelumnya, paket yang ditawarkan hanya senilai
Rp 20 juta, kini ada tiga paket investasi baru, yaitu paket senilai Rp 7 juta, Rp 16 juta dan Rp 25 juta.
Dworo menyatakan, perubahan paket ini sengaja dilakukan agar calon mitra yang ingin bergabung semakin memiliki beragam pilihan sesuai kebutuhan mitra. Untuk paket senilai Rp 7 juta, mitra akan mendapat mini booth, peralatan usaha, bahan baku sekitar 50 porsi, buku panduan, dan x-banner.
Sementara paket Rp 16 juta mendapat gerobak, peralatan usaha, bahan baku 100 porsi dan 100 pieces cone, buku panduan juga x-banner. Terakhir paket Rp 25 juta mendapat gerobak, peralatan usaha, bahan baku 100 porsi dan 750 pieces cone, buku panduan juga x-banner.
Kemitraan Kingkone Pizza tidak ada jangka waktunya. Jadi, mitra tidak perlu memperpanjang kontrak dan membayar royalti fee per bulan. Mitra hanya diwajibkan membeli bahan baku dari pusat.
Bahan baku yang dipasok dari pusat sudah berbentuk piza, sehingga mitra tinggal memanaskan dalam oven dan menaburi topping keju sampai meleleh.
Disamping menyediakan paket investasi yang lebih beragam, menu Kingkone Pizza pun bertambah. Selain lima rasa yaitu I'l Supreme, Italian Mushroom, Cheesy Holic, Chicken Melt , dan Double Meat, ada juga varian baru choco strawberry, choco banana, chicken melt, choco crunchy cheese, double meat, pizzang dan king fries. Harga yang dibanderol masih sama Rp 12.000 hingga Rp 16.000 per porsi.
Menurut Dworo, kendala menjalankan usaha ada pada ekspedisi pengiriman bahan baku. Pusat sendiri selalu menyuplai bahan baku dan peralatan untuk mitra melalui ekspedisi udara. "Mitra yang jauh dari bandara itu cukup menyulitkan. Namun, sampai saat ini masih teratasi," ujar Dworo.
Reporter Jane Aprilyani, Maizal Walfajri, Nisa Dwiresya Putri, Tri Sulistiowati Editor Havid Vebri
Peluang bisnis piza masih hangat
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Peluang bisnis piza masih hangat Senin, 12 Juni 2017 / 16:16 WIB
JAKARTA. Kendati bukan makanan asli Indonesia, piza sudah populer di lidah orang Indonesia. Punya banyak peminat, gerai kudapan khas Italia ini sangat mudah ditemukan di berbagai tempat, mulai dari kelas kaki lima di pinggir jalan hingga restoran.
Bisnis ini menjamur lantaran banyak pemainnya menawarkan kemitraan usaha untuk mengembangkan usahanya. Kendati sudah disesaki banyak pemain, peluang bisnis ini ternyata masih menjanjikan. Hal itu terlihat dari beberapa pewaralaba yang sukses menambah jumlah mitra usahanya selama beberapa tahun terakhir.
Nah, seperti apa perkembangan usaha piza ini sekarang? Berikut ulasan beberapa kemitraan piza, seperti Pizza Hot, Dezzo pizza, dan Kingkon Pizza.
Pizza Hotzz
Usaha piza milik Arif Sanyoto ini resmi berdiri pada 2015 di Karanganyar, Jawa Tengah. Dalam kurun waktu dua tahun, usaha piza ini semakin berkembang. Selain jumlah mitra yang terus bertambah, penjualan juga meningkat tajam. Peningkatan tersebut turut diiringi kenaikan nilai paket investasi dan harga jual produk.
Saat diwawancarai KONTAN setahun yang lalu, Pizza Hotzz sudah memiliki 6 gerai. Saat ini, tercatat ada 11 gerai mitra Pizza Hotzz yang aktif. Meski jumlah ini bertambah, ternyata sempat ada tiga gerai yang tutup. "Mereka yang tutup tidak menjalankan standar operasional prosedur (SOP) secara benar, sehingga kerjasama tidak lagi dilanjutkan.," kata Arif.
Arif mengaku, penjualan seluruh mitra usahanya terus mengalami peningkatan hingga saat ini. Kini satu gerai mitra bisa meraup omzet sebesar Rp 900.000 per hari.
Menurut Arif, usahanya mengalami kenaikan penjualan yang cukup pesat dalam setahun terakhir. Menurutnya, rata-rata penjualan mengalami kenaikan 300%. "Di tahun ini saja, jika hari biasa dibandingkan bulan Ramadan, itu penjualannya sudah meningkat tiga kali lipat," jelasnya.
Seiring kinerja yang terus membaik, Arif pun menaikkan biaya investasi bagi mitra yang ingin bergabung. Saat ini, gerai Pizza Hotzz dapat dibuka dengan investasi berkisar Rp 5 juta hingga Rp 15 juta. Sebelumnya, ia menawarkan kemitraan dengan investasi sebesar Rp 3,5 juta dan Rp 7 juta.
Selain paket investasi, harga jual produk juga turut dinaikkan. Rencananya, per 12 Juni 2017, produk Pizza Hotzz dihargai Rp 25.000-Rp 50.000 per loyang. Harga jual sebelumnya dibanderol Rp 18.000 hingga 28.000 per loyang.
Di tengah meningkatnya permintaan, Arif kini mulai menggunakan mesin dalam memproduksi piza. "Sekarang kami memakai mesin, karena permintaannya sangat tinggi. Tapi tetap dengan produk yang mutunya lebih baik," jelasnya.
Saat ini, peluang kerjasama dengan Pizza Hotzz masih terbuka. Targetnya, tahun ini Arif ingin menggaet 25 mitra baru di seluruh Indonesia.
Dezzo Pizza
Usaha racikan Arief Sundoro ini sudah dibuka sejak tahun 2010 di Yogyakarta. Selang empat tahun kemudian, dia mulai membuka peluang kerjasama kemitraan. Sebelumnya, KONTAN sempat mengulasnya di tahun 2015. Saat itu, ada 23 gerai yang beroperasi dengan 21 diantaranya milik mitra.
Saat itu, paket kemitraannya dihargai Rp 15 juta dan Rp 40 juta. Keduanya mengusung konsep mini kafe. Bedanya hanya pada ukuran gerai dan bahan baku awal yang didapatkan.
Selang setahun, jumlah mitranya pun terus bertambah. Ada tujuh mitra baru yang bergabung dengan lokasi di Aceh, Yogyakarta, Purworejo, dan lainnya. Jadi, total ada 30 gerai yang beroperasi, dengan tiga diantaranya milik pusat.
Untuk paket kemitraannya kini dibanderol mulai harga Rp 30 juta, Rp 150 juta dan Rp 250 juta. Khusus paket Rp 250 juta mengusung konsep kafe dengan ukuran minimal 7×11 meter persegi dengan 8-10 orang karyawan.
Agar usaha mitra berjalan dengan baik, Arief menerapkan sistem full operational dengan bagi hasil 65% untuk mitra dan 35% untuk pengelola. Alasan melakukan perubahan paket investasi untuk menyederhanakan skema kerjasama.
Perubahan lainnya juga terjadi harga jual produk yang rata-rata naik Rp 5.000 per menu. "Kenaikan ini sekitar enam bulan lalu karena harga bahan baku dan operasional yang makin mahal," katanya pada KONTAN, Kamis (8/6).
Kenaikan harga ini, membuat Arief mematok target omzet sekitar Rp 70 juta-Rp 90 juta per bulan untuk setiap resto yang dibuka oleh mitra.
Sepanjang tahun ini, dia menargetkan bisa mendapatkan 13 mitra baru. Oleh karena itu, sekarang dia cukup getol melakukan promosi melalui berbagai channel, seperti pemasangan iklan di media sosial sampai dengan penyebaran brosur.
Kingkone Pizza
Pelaku usaha pizza lainnya adalah Dian Dwi Agustin di Lampung. Mendirikan usaha sejak Januari 2015, selang beberapa bulan, tepatnya Mei 2015 dia menawarkan kemitraan. Saat diulas KONTAN pada 2015, sudah ada 49 mitra bergabung dan satu gerai pusat Kingkone Pizza.
Nah, selang dua tahun, jumlah mitra kini berkembang pesat. Tercatat sudah ada 350 mitra di Lampung, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Jawa hingga Sulawesi. "Di awal membangun usaha, konsep yang diusung memang untuk membangun kemitraan. Jadi konsep ini yang menarik sehingga mitra banyak bergabung dan akan terus bertambah," ujar Dworo Udono, General Manager Kingkone Pizza.
Paket kemitraan yang ditawarkan juga sudah berubah. Kalau sebelumnya, paket yang ditawarkan hanya senilai
Rp 20 juta, kini ada tiga paket investasi baru, yaitu paket senilai Rp 7 juta, Rp 16 juta dan Rp 25 juta.
Dworo menyatakan, perubahan paket ini sengaja dilakukan agar calon mitra yang ingin bergabung semakin memiliki beragam pilihan sesuai kebutuhan mitra. Untuk paket senilai Rp 7 juta, mitra akan mendapat mini booth, peralatan usaha, bahan baku sekitar 50 porsi, buku panduan, dan x-banner.
Sementara paket Rp 16 juta mendapat gerobak, peralatan usaha, bahan baku 100 porsi dan 100 pieces cone, buku panduan juga x-banner. Terakhir paket Rp 25 juta mendapat gerobak, peralatan usaha, bahan baku 100 porsi dan 750 pieces cone, buku panduan juga x-banner.
Kemitraan Kingkone Pizza tidak ada jangka waktunya. Jadi, mitra tidak perlu memperpanjang kontrak dan membayar royalti fee per bulan. Mitra hanya diwajibkan membeli bahan baku dari pusat.
Bahan baku yang dipasok dari pusat sudah berbentuk piza, sehingga mitra tinggal memanaskan dalam oven dan menaburi topping keju sampai meleleh.
Disamping menyediakan paket investasi yang lebih beragam, menu Kingkone Pizza pun bertambah. Selain lima rasa yaitu I'l Supreme, Italian Mushroom, Cheesy Holic, Chicken Melt , dan Double Meat, ada juga varian baru choco strawberry, choco banana, chicken melt, choco crunchy cheese, double meat, pizzang dan king fries. Harga yang dibanderol masih sama Rp 12.000 hingga Rp 16.000 per porsi.
Menurut Dworo, kendala menjalankan usaha ada pada ekspedisi pengiriman bahan baku. Pusat sendiri selalu menyuplai bahan baku dan peralatan untuk mitra melalui ekspedisi udara. "Mitra yang jauh dari bandara itu cukup menyulitkan. Namun, sampai saat ini masih teratasi," ujar Dworo.
Reporter Jane Aprilyani, Maizal Walfajri, Nisa Dwiresya Putri, Tri Sulistiowati Editor Havid Vebri
USAHA IKM
matangkan rencana akusisi
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]