PELUANG USAHA / AGRIBISNIS Peluang bunga lawas yang kembali mekar Kamis, 26 Oktober 2017 / 12:05 WIB
KONTAN.CO.ID – Anda penyuka bunga? Pasti, sudah tak asing dengan bunga hortensia. Bunga ini juga dikenal dengan nama kembang bokor, bunga pecah seribu, bunga tiga bulan hingga bunga masamba.
Hortensia yang punya nama latin Hydrangea macrophylla adalah bunga yang sangat indah. Terdiri dari kuntum-kumtum bunga mungil yang mekar merapat, bergerombol membentuk bulatan menyerupai sarang lebah. Bentuk yang unik ini juga didukung oleh warna-warni hortensia, mulai dari hijau muda, biru keunguan, merah muda cerah, sampai merah lembayung.
Tak heran, tanaman ini banyak digunakan sebagai penghias taman. Terutama di daerah-daerah dataran tinggi, seperti Bandung, Bogor, Puncak atau Lembang.
Kini, hortensia juga menjadi idola para florist. Kembang bokor banyak digunakan sebagai elemen penghias dekorasi suatu ruang, meja maupun rangkaian bunga.
Rohman, petani bunga asal Cipanas, Jawa Barat mengaku, permintaan hortensia meningkat sejak awal ia membudidayakannya. “Dulu saya hanya bertani krisan, lalu karena banyak permintaan hortensia, jadi saya coba penuhi permintaan pasar. Ternyata permintaannya makin banyak, hanya saya masih terkendala luas lahan,” ujarnya. Ia membudidayakan Hortensia sejak 2016 lalu.
Ia hanya membudidayakan hortensia merah muda. Awalnya ada juga biru muda, namun belakangan makin susah menemukan bibitnya. Bibit hortensia merah muda ukuran 20 centimeter (cm) dibanderol Rp 35.000 per polybag.
Rohman mengaku, dalam sebulan bisa menghasilkan sekitar 200–400 bibit hortensia. “Sebenarnya 400 bibit itu masih kurang. Banyak permintaan yang belum bisa diakomodir karena keterbatasan lahan,” ungkapnya.
Praktis omzet yang bisa dikantongi Rohman dalam sebulan mencapai Rp 7 juta–Rp 14 juta per bulan dari bertanam hortensia saja. Pelanggan bibit Hortensia merah muda milik Rohman datang dari Jakarta, Bandung, Bogor, Depok, Bekasi, Bali, Malang dan Medan.
Hal serupa juga diutarakan oleh Isman Tobing, petani bunga asal Wonosobo, Jawa Tengah yang juga menanam hortensia setelah banyak permintaan. Sebelumnya, Ia hanya membudidayakan bunga potong komersil seperti mawar, krisan dan lily. “Iya, memang sekarang bunga bokor sedang banyak dicari, sepertinya mulai naik daun lagi,” ujarnya. Bibit Hortensia hasil budidaya Isman dibanderol Rp 30.000–Rp 40.000 per polybag.
Isman membudidayakan gortensia berbagai warna, yaitu biru muda, hijau muda dan merah muda. Dalam sebulan, Ia bisa membuat bibit Hortensia sebanyak 300–500 bibit. Pelanggannya masih datang dari Jawa Tengah dan sekitarnya.
Selanjutnya Halaman 12 Reporter Elisabeth Adventa Editor Johana K.
Peluang bunga lawas yang kembali mekar
PELUANG USAHA / AGRIBISNIS Peluang bunga lawas yang kembali mekar Kamis, 26 Oktober 2017 / 12:05 WIB
KONTAN.CO.ID – Anda penyuka bunga? Pasti, sudah tak asing dengan bunga hortensia. Bunga ini juga dikenal dengan nama kembang bokor, bunga pecah seribu, bunga tiga bulan hingga bunga masamba.
Hortensia yang punya nama latin Hydrangea macrophylla adalah bunga yang sangat indah. Terdiri dari kuntum-kumtum bunga mungil yang mekar merapat, bergerombol membentuk bulatan menyerupai sarang lebah. Bentuk yang unik ini juga didukung oleh warna-warni hortensia, mulai dari hijau muda, biru keunguan, merah muda cerah, sampai merah lembayung.
Tak heran, tanaman ini banyak digunakan sebagai penghias taman. Terutama di daerah-daerah dataran tinggi, seperti Bandung, Bogor, Puncak atau Lembang.
Kini, hortensia juga menjadi idola para florist. Kembang bokor banyak digunakan sebagai elemen penghias dekorasi suatu ruang, meja maupun rangkaian bunga.
Rohman, petani bunga asal Cipanas, Jawa Barat mengaku, permintaan hortensia meningkat sejak awal ia membudidayakannya. “Dulu saya hanya bertani krisan, lalu karena banyak permintaan hortensia, jadi saya coba penuhi permintaan pasar. Ternyata permintaannya makin banyak, hanya saya masih terkendala luas lahan,” ujarnya. Ia membudidayakan Hortensia sejak 2016 lalu.
Ia hanya membudidayakan hortensia merah muda. Awalnya ada juga biru muda, namun belakangan makin susah menemukan bibitnya. Bibit hortensia merah muda ukuran 20 centimeter (cm) dibanderol Rp 35.000 per polybag.
Rohman mengaku, dalam sebulan bisa menghasilkan sekitar 200–400 bibit hortensia. “Sebenarnya 400 bibit itu masih kurang. Banyak permintaan yang belum bisa diakomodir karena keterbatasan lahan,” ungkapnya.
Praktis omzet yang bisa dikantongi Rohman dalam sebulan mencapai Rp 7 juta–Rp 14 juta per bulan dari bertanam hortensia saja. Pelanggan bibit Hortensia merah muda milik Rohman datang dari Jakarta, Bandung, Bogor, Depok, Bekasi, Bali, Malang dan Medan.
Hal serupa juga diutarakan oleh Isman Tobing, petani bunga asal Wonosobo, Jawa Tengah yang juga menanam hortensia setelah banyak permintaan. Sebelumnya, Ia hanya membudidayakan bunga potong komersil seperti mawar, krisan dan lily. “Iya, memang sekarang bunga bokor sedang banyak dicari, sepertinya mulai naik daun lagi,” ujarnya. Bibit Hortensia hasil budidaya Isman dibanderol Rp 30.000–Rp 40.000 per polybag.
Isman membudidayakan gortensia berbagai warna, yaitu biru muda, hijau muda dan merah muda. Dalam sebulan, Ia bisa membuat bibit Hortensia sebanyak 300–500 bibit. Pelanggannya masih datang dari Jawa Tengah dan sekitarnya.
Selanjutnya Halaman 1 2 Reporter Elisabeth Adventa Editor Johana K.
BUDIDAYA TANAMAN
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=GDUlEJF8ZHg]
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]