PELUANG USAHA / START UP Pembuka peti harta karun bisnis online Pakistan Rabu, 06 Desember 2017 / 10:50 WIB
KONTAN.CO.ID – Ekosistem perusahaan rintisan alias startup Pakistan jarang menjadi berita utama untuk menarik investasi global masuk. Itu sebabnya, pengumuman pendanaan putaran kedua (series A funding) senilai US$ 1,5 juta untuk Finja, 18 Oktober lalu jadi momentum penting.
Apalagi, Vostok Emerging Finance, perusahaan investasi dari Swedia, memimpin konsorsium pendanaan untuk startup teknologi finansial (tekfin) asal Pakistan ini. Gray Mackenzie Engineering Services yang bermarkas di Dubai, Uni Emirat Arab, juga ikut bergabung dalam himpunan beberapa investor itu.
Kehadiran Finja yang lahir 2015 lalu sudah mendorong pembayaran digital di Pakistan melalui dompet elektronik atawa e-wallet mereka yang bertajuk SimSim. Kata SimSim sangat populer lantaran ini mantra ajaib untuk membuka sebuah gua dalam kisah Alibaba dan 40 Pencuri. Dalam bahasa nasional Pakistan, Urdu: khulja simsim.
Nah, SimSim milik Finja juga berfungsi sama, yakni untuk membuka sebuah peti harta karun dalam bisnis online di Pakistan. Finja mengklaim, saban bulan pemilik dompet digital SimSim bertambah dua kali lipat.
Saat ini, lebih dari 80.000 akun sejak SimSim meluncur beberapa bulan yang lalu. Nilai transaksinya total US $ 14 juta.
Menurut Qasif Shahid, Founder & Chief Executive Officer Finja, biaya yang terkait dengan transaksi tunai sangat tinggi sehingga menyebabkan pemborosan sumber daya, baik dari segi waktu maupun uang, yang dikeluarkan. Makanya, “Kami menciptakan produk yang akan memainkan peran utama dalam mengubah perilaku pembayaran, serta bagaimana orang menangani dan mengelola uang secara digital,” jelasnya kepada Tech in Asia.
Finja lantas menggandeng Finca Microfinance Bank agar bisa mengantongi izin dompet digital mereka. Bank sentral Pakistan, State Bank of Pakistan, memberi lampu hijau untuk peluncuran komersial SimSim pada Juni lalu.
Sekarang, SimSim terhubung dengan beberapa bank lain dan tidak mengenakan biaya transaksi untuk fokus pada peningkatan jumlah pengguna. “Finja akan memulai monetisasi kuartal ini dengan menghadirkan sebuah marketplace pinjaman,” kata Monis Rahman, Co-Founder& Board Director Finja, kepada Tech in Asia.
Startup berbasis di Lahore, Punjab, ini telah mengujicobakan 100 pinjaman melalui SimSim, yang bisa menilai kelayakan kredit dengan menganalisis data transaksi.
SimSim mengambil keuntungan dari Nadra, kartu identitas warga Pakistan dengan teknologi biometrik. Nadra dimiliki sekitar 60% dari total populasi negara itu yang mencapai 207 juta orang.
Cuma, menggunakan kartu identitas digital tidak sesederhana kedengarannya. “Data kartu identitas tertulis dalam bahasa Urdu. Jadi, kami harus mengembangkan kecerdasan buatan untuk mencocokkan data yang diketik dalam bahasa Inggris dengan nama dalam bahasa Urdu. Ada beberapa ribu permutasi untuk banyak nama,” ungkap Rahman.
Tapi, berinvestasi di bidang teknologi untuk melakukan hal itu terbayar lunas. “Membuka rekening di SimSim hanya membutuhkan waktu kurang dari semenit dengan verifikasi identitas Nadra secara real-time melalui telepon genggam,” ujar Rahman.
Pasar besar
Tantangan lainnya adalah mengintegrasikan SimSim dengan bank. Pekerjaan ini, Rahman bilang, tidaklah mudah. “Kecepatan siput yang digunakan kebanyakan bank dalam hal inovasi merupakan tantangan. Namun, kecepatan eksekusi kami sebagai startup tekfin merupakan keuntungan besar, karena kami mengulang dan meluncurkan fitur baru dengan cepat,” katanya.
David Nangle, Partner Vostok Emerging Finance, senang dengan eksekusi tim Finja di Pakistan, sebuah pasar besar yang belum tergarap. “Sekalipun, ada penghalang tinggi untuk masuk,” ucapnya.
Menurut Nangle, pengguna ponsel pintar yang tumbuh pesat di Pakistan merupakan pengubah permainan. Soalnya, aplikasi itu menyediakan layanan keuangan digital untuk penduduk Paskistan yang kebanyakan tidak memiliki rekening bank ataupun akses langsung ke layanan perbankan.
Ini kali kedua Vostok Emerging Finance menyuntikkan dana ke Finja. Sebelumnya, Agustus tahun lalu, mereka memberikan pendanaan putaran pertama (seed round) dengan nilai US$ 1 juta. “Pembiayaan oleh investor internasional ini adalah sebuah kepercayaan pada potensi pasar Pakistan,” ujar Rahman.
Finja berencana masuk ke bisnis marketplace, penjualan tiket, isi ulang (top-up), dan pembayaran tagihan.
Pembuka peti harta karun bisnis online Pakistan
PELUANG USAHA / START UP Pembuka peti harta karun bisnis online Pakistan Rabu, 06 Desember 2017 / 10:50 WIB
KONTAN.CO.ID – Ekosistem perusahaan rintisan alias startup Pakistan jarang menjadi berita utama untuk menarik investasi global masuk. Itu sebabnya, pengumuman pendanaan putaran kedua (series A funding) senilai US$ 1,5 juta untuk Finja, 18 Oktober lalu jadi momentum penting.
Apalagi, Vostok Emerging Finance, perusahaan investasi dari Swedia, memimpin konsorsium pendanaan untuk startup teknologi finansial (tekfin) asal Pakistan ini. Gray Mackenzie Engineering Services yang bermarkas di Dubai, Uni Emirat Arab, juga ikut bergabung dalam himpunan beberapa investor itu.
Kehadiran Finja yang lahir 2015 lalu sudah mendorong pembayaran digital di Pakistan melalui dompet elektronik atawa e-wallet mereka yang bertajuk SimSim. Kata SimSim sangat populer lantaran ini mantra ajaib untuk membuka sebuah gua dalam kisah Alibaba dan 40 Pencuri. Dalam bahasa nasional Pakistan, Urdu: khulja simsim.
Nah, SimSim milik Finja juga berfungsi sama, yakni untuk membuka sebuah peti harta karun dalam bisnis online di Pakistan. Finja mengklaim, saban bulan pemilik dompet digital SimSim bertambah dua kali lipat.
Saat ini, lebih dari 80.000 akun sejak SimSim meluncur beberapa bulan yang lalu. Nilai transaksinya total US $ 14 juta.
Menurut Qasif Shahid, Founder & Chief Executive Officer Finja, biaya yang terkait dengan transaksi tunai sangat tinggi sehingga menyebabkan pemborosan sumber daya, baik dari segi waktu maupun uang, yang dikeluarkan. Makanya, “Kami menciptakan produk yang akan memainkan peran utama dalam mengubah perilaku pembayaran, serta bagaimana orang menangani dan mengelola uang secara digital,” jelasnya kepada Tech in Asia.
Finja lantas menggandeng Finca Microfinance Bank agar bisa mengantongi izin dompet digital mereka. Bank sentral Pakistan, State Bank of Pakistan, memberi lampu hijau untuk peluncuran komersial SimSim pada Juni lalu.
Sekarang, SimSim terhubung dengan beberapa bank lain dan tidak mengenakan biaya transaksi untuk fokus pada peningkatan jumlah pengguna. “Finja akan memulai monetisasi kuartal ini dengan menghadirkan sebuah marketplace pinjaman,” kata Monis Rahman, Co-Founder & Board Director Finja, kepada Tech in Asia.
Startup berbasis di Lahore, Punjab, ini telah mengujicobakan 100 pinjaman melalui SimSim, yang bisa menilai kelayakan kredit dengan menganalisis data transaksi.
SimSim mengambil keuntungan dari Nadra, kartu identitas warga Pakistan dengan teknologi biometrik. Nadra dimiliki sekitar 60% dari total populasi negara itu yang mencapai 207 juta orang.
Cuma, menggunakan kartu identitas digital tidak sesederhana kedengarannya. “Data kartu identitas tertulis dalam bahasa Urdu. Jadi, kami harus mengembangkan kecerdasan buatan untuk mencocokkan data yang diketik dalam bahasa Inggris dengan nama dalam bahasa Urdu. Ada beberapa ribu permutasi untuk banyak nama,” ungkap Rahman.
Tapi, berinvestasi di bidang teknologi untuk melakukan hal itu terbayar lunas. “Membuka rekening di SimSim hanya membutuhkan waktu kurang dari semenit dengan verifikasi identitas Nadra secara real-time melalui telepon genggam,” ujar Rahman.
Pasar besar
Tantangan lainnya adalah mengintegrasikan SimSim dengan bank. Pekerjaan ini, Rahman bilang, tidaklah mudah. “Kecepatan siput yang digunakan kebanyakan bank dalam hal inovasi merupakan tantangan. Namun, kecepatan eksekusi kami sebagai startup tekfin merupakan keuntungan besar, karena kami mengulang dan meluncurkan fitur baru dengan cepat,” katanya.
David Nangle, Partner Vostok Emerging Finance, senang dengan eksekusi tim Finja di Pakistan, sebuah pasar besar yang belum tergarap. “Sekalipun, ada penghalang tinggi untuk masuk,” ucapnya.
Menurut Nangle, pengguna ponsel pintar yang tumbuh pesat di Pakistan merupakan pengubah permainan. Soalnya, aplikasi itu menyediakan layanan keuangan digital untuk penduduk Paskistan yang kebanyakan tidak memiliki rekening bank ataupun akses langsung ke layanan perbankan.
Ini kali kedua Vostok Emerging Finance menyuntikkan dana ke Finja. Sebelumnya, Agustus tahun lalu, mereka memberikan pendanaan putaran pertama (seed round) dengan nilai US$ 1 juta. “Pembiayaan oleh investor internasional ini adalah sebuah kepercayaan pada potensi pasar Pakistan,” ujar Rahman.
Finja berencana masuk ke bisnis marketplace, penjualan tiket, isi ulang (top-up), dan pembayaran tagihan.
Reporter SS. Kurniawan Editor S.S. Kurniawan
BISNIS START-UP
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=mWwjkqwG2KA]
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]