KONTAN.CO.ID – Menu olahan ayam memang tidak ada matinya. Seperti ayam geprek yang tengah naik daun. Untuk mendapatkan makanan khas Yogyakarta ini terbilang mudah lantaran bisa didapat di pinggir jalan hingga mal.
Seakan tidak ingin ketinggalan cuan dari bisnis ini, Nadzir Alim membesut usaha Ayam Geprek Abang Ireng pada tahun 2014 lalu di Solo, Jawa Tengah.
Secara perlahan, bisnis Abang Ireng mulai tumbuh. Lantas Alim, sapaan akbarnya, mulai memberanikan membuka program kemitraan sejak April 2017. Hasilnya tergolong ciamik. Hingga kini, jumlah mitra Abang Ireng sudah mencapai 13 mitra yang tersebar di sejumlah kota, seperti sekitar Solo, lantas Bogor dan langsung nyebrang ke Lampung.
Sedangkan Abang Ireng sendiri menyasar segmen kelas menengah dengan mematok harga antara Rp 13.000 sampai Rp 20.000 per porsi. Menu yang tersaji tergolong ramai, yakni mencapai 20 menu. Mulai dari ayam geprek lada hitam, original, ayam geprek jamur, atau ayam geprek kuah pedas.
Rupanya, jumlah menu yang tergolong banyak tersebut menjadi salah satu cara Alim untuk tetap bisa eksis di bisnis ayam geprek. Ia akui pemain bisnis tersebut sudah banyak dan tersebar di mana-mana. Maka mau tidak mau ia harus terus berinovasi.
Salah satunya adalah menelurkan resep anyar. "Setiap satu bulan sekali, kami membuat satu menu baru," katanya kepada KONTAN, Jumat (20/10).
Nah, kalau Anda tertarik, Ayam Geprek Abang Ireng menawarkan dua konsep kemitraan. Pertama, konsep mitra mandiri dengan modal Rp 80 juta. Fasilitas yang didapat mitra adalah sistem, branding, pelatihan, bahan baku, dan perlengkapan.
Yang lain, mitra harus menyediakan lokasi dengan luas minimal 6 m x 8 m plus empat orang karyawan. Untuk menjaga kualitas produk, mitra wajib mengambil bahan baku utama berupa tepung dan bumbu dari pusat.
Kedua, paket full managegement dengan nilai investasi Rp 150 juta. Fasilitas yang didapatkan adalah seluruh perlengkapan, renovasi, sewa lokasi, bahan baku, branding, karyawan, dan perlengkapan tambahan lainnya.
Alim mengaku khusus untuk paket ini, mitra tidak perlu repot menjalankan bisnisnya, cukup menerima laporan dan keuntungan saban bulannya. Konsep ini, mengenakan bagi hasil 50:50 dari net profit usaha tiap bulannya.
Berdasarkan perhitungan Alim, waktu balik modal mitra sekitar delapan bulan sampai satu tahun. Dengan catatan, tiap harinya si mitra bisa mencapai target penjualan sebesar Rp 4 juta per hari. Setelah dikurangi biaya bahan baku dan lainnya, keuntungan bersih yang didapatkan mitra sekitar 20%-30% dari omzet.
Sampai akhir tahun ini, Alim mengaku bakal membuka dua hingga tiga gerai baru. Soal lokasi incaran, ia masih merahasiakan.
Pengamat usaha Erwin Halim mengapresiasi konsep full management dari Abang Ireng. Ini bisa membantu mitra tidak pusing memikirkan usaha. Namun ia menyarankan ke pengelola Abang Ireng untuk tetap berinovasi untuk bisa bertahan.
Sekali geprek, fulus pun siap mengalir
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Sekali geprek, fulus pun siap mengalir Rabu, 08 November 2017 / 12:05 WIB
KONTAN.CO.ID – Menu olahan ayam memang tidak ada matinya. Seperti ayam geprek yang tengah naik daun. Untuk mendapatkan makanan khas Yogyakarta ini terbilang mudah lantaran bisa didapat di pinggir jalan hingga mal.
Seakan tidak ingin ketinggalan cuan dari bisnis ini, Nadzir Alim membesut usaha Ayam Geprek Abang Ireng pada tahun 2014 lalu di Solo, Jawa Tengah.
Secara perlahan, bisnis Abang Ireng mulai tumbuh. Lantas Alim, sapaan akbarnya, mulai memberanikan membuka program kemitraan sejak April 2017. Hasilnya tergolong ciamik. Hingga kini, jumlah mitra Abang Ireng sudah mencapai 13 mitra yang tersebar di sejumlah kota, seperti sekitar Solo, lantas Bogor dan langsung nyebrang ke Lampung.
Sedangkan Abang Ireng sendiri menyasar segmen kelas menengah dengan mematok harga antara Rp 13.000 sampai Rp 20.000 per porsi. Menu yang tersaji tergolong ramai, yakni mencapai 20 menu. Mulai dari ayam geprek lada hitam, original, ayam geprek jamur, atau ayam geprek kuah pedas.
Rupanya, jumlah menu yang tergolong banyak tersebut menjadi salah satu cara Alim untuk tetap bisa eksis di bisnis ayam geprek. Ia akui pemain bisnis tersebut sudah banyak dan tersebar di mana-mana. Maka mau tidak mau ia harus terus berinovasi.
Salah satunya adalah menelurkan resep anyar. "Setiap satu bulan sekali, kami membuat satu menu baru," katanya kepada KONTAN, Jumat (20/10).
Nah, kalau Anda tertarik, Ayam Geprek Abang Ireng menawarkan dua konsep kemitraan. Pertama, konsep mitra mandiri dengan modal Rp 80 juta. Fasilitas yang didapat mitra adalah sistem, branding, pelatihan, bahan baku, dan perlengkapan.
Yang lain, mitra harus menyediakan lokasi dengan luas minimal 6 m x 8 m plus empat orang karyawan. Untuk menjaga kualitas produk, mitra wajib mengambil bahan baku utama berupa tepung dan bumbu dari pusat.
Kedua, paket full managegement dengan nilai investasi Rp 150 juta. Fasilitas yang didapatkan adalah seluruh perlengkapan, renovasi, sewa lokasi, bahan baku, branding, karyawan, dan perlengkapan tambahan lainnya.
Alim mengaku khusus untuk paket ini, mitra tidak perlu repot menjalankan bisnisnya, cukup menerima laporan dan keuntungan saban bulannya. Konsep ini, mengenakan bagi hasil 50:50 dari net profit usaha tiap bulannya.
Berdasarkan perhitungan Alim, waktu balik modal mitra sekitar delapan bulan sampai satu tahun. Dengan catatan, tiap harinya si mitra bisa mencapai target penjualan sebesar Rp 4 juta per hari. Setelah dikurangi biaya bahan baku dan lainnya, keuntungan bersih yang didapatkan mitra sekitar 20%-30% dari omzet.
Sampai akhir tahun ini, Alim mengaku bakal membuka dua hingga tiga gerai baru. Soal lokasi incaran, ia masih merahasiakan.
Pengamat usaha Erwin Halim mengapresiasi konsep full management dari Abang Ireng. Ini bisa membantu mitra tidak pusing memikirkan usaha. Namun ia menyarankan ke pengelola Abang Ireng untuk tetap berinovasi untuk bisa bertahan.
Reporter Tri Sulistiowati Editor Johana K.
0
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=mWwjkqwG2KA]
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]