Tarik tunai di toko kelontong dengan SoCash – PT ROI PUTRA JAYA PROPERTINDO

Tarik tunai di toko kelontong dengan SoCash

PELUANG USAHA / START UP Tarik tunai di toko kelontong dengan SoCash Rabu, 13 Desember 2017 / 09:05 WIB Tarik tunai di toko kelontong dengan SoCash

KONTAN.CO.ID – Jaringan peredaran uang tunai bakal lebih luas. Bahkan, mungkin saja perbankan akan mengerem ekspansi mesin teller otomatis (ATM) seiring bermunculannya aplikasi tarik tunai dan transfer dana.

Salah satunya, SoCash yang bisa menjadi alternatif bagi bank untuk menggantikan ATM yang investasi dan biaya perawatannya tinggi. Melalui aplikasi besutannya, perusahaan rintisan teknologi keuangan (tekfin) asal Singapura ini mengubah sebuah toko menjadi tempat mengambil dan mentransfer uang ke rekening bank.

Tentu, aplikasi SoCash juga membantu pemilik toko memperoleh pemasukan tambahan. Sebab, mereka akan mendapatkan komisi untuk setiap transaksi tarik tunai dan transfer uang ke rekening bank. “Targetnya bukan hanya jaringan minimarket dan convenience stores,” kata Hari Sivan, Founder dan Chief Executive Officer (CEO) SoCash kepada Tech in Asia.

Meski baru meluncur 2016 lalu, SoCash telah berhasil menggandeng Standard Chartered (Stanchart) Bank Singapura. Melalui kerjasama itu, nasabah Stanchart bisa menarik uang tunai di lebih 400 cash point di negeri Merlion. Misalnya, di gerai ritel modern Buzz, U Star, serta UMart.

Andrew Chia, Head of Retail Banking Stanchart Singapura, menuturkan, banknya selalu mencari solusi inovatif yang memungkinkan nasabah menggunakan platform digital untuk mendapatkan uang dengan mudah sesuai keinginan mereka. “Saluran baru ini melengkapi ATM yang ada, dan kami akan secara besar-besaran meningkatkan jumlah lokasi, sehingga nasabah bisa memperoleh akses terhadap uang tunai,” ujarnya seperti dikutip The Straits Times.

Bidik Indonesia

Nah, Selasa (31/10) lalu, SoCash mengumumkan, mereka mengantongi pendanaan putaran pertama (Seri A) dari Vertex Ventures, yang juga merupakan investor Grab. Sayangnya, startup yang berdiri 2015 lalu ini tidak mengungkapkan nilainya.

Sebelumnya, SoCash mendapat pendanaan awal (seed funding) pada Juli 2016 sebesar US$ 400.000, dan modal dari investor malaikat di Maret 2017 US$ 600.000. Rencananya, SoCash bakal menggunakan dana segar dari Vertex Ventures untuk mengembangkan tim dan memperluas operasional ke negara lain, terutama Indonesia.

Di Indonesia, layanan semacam SoCash sebetulnya sudah ada. Nasabah Bank Central Asia (BCA) dan Bank Mandiri bisa menarik tunai di gerai Alfamart dan Indomaret. “Sistem kasir point-of-sale (POS), tapi itu hanya bekerja di jaringan ritel modern yang sangat terorganisir,” tegas Sivan.

Menurut Sivan, layanan tersebut mungkin akan berfungsi di Alfamart dan Indomaret, namun tidak di toko-toko selain kedua jaringan minimarket itu. Sebab, “Mereka tidak mempunyai sistem kasir, dan SoCash bisa membantu mereka terhubung dengan bank serta menjadi lokasi cash point,” ujar mantan bankir di DBS Bank Singapura ini.

Bank bisa berkongsi dengan SoCash untuk layanan tarik tunai dan transfer uang. Termasuk, mengirim tim untuk bertemu dengan para pemilik toko dan memberikan pelatihan. Dengan begitu, para pemilik toko dapat memahami sistem kerja dari SoCash.

“Kami juga menjadi alternatif bagi operator dan perusahaan keamanan tradisional yang terlibat dalam pengiriman uang tunai, dengan kendaraan lapis baja, penjaga, dan sebagainya,” tambah Sivan yang menyebutkan, para operator itu belum pernah berkompetisi dengan perusahaan di luar mereka selama 40 tahun terakhir.

Sivan, yang pernah memimpin bagian pengiriman uang DBS Bank dan sedang membangun keahlian dalam pembayaran digital, percaya dengan masa depan uang tunai. “Uang tunai adalah mekanisme pembayaran yang sangat efektif. Tidak ada biaya, diterima secara universal,” katanya.

Buktinya, Sivan mengungkapkan, penarikan uang tunai melalui ATM tidak turun. Ia mengutip data bank sentral Singapura, Monetary Authority of Singapore (MAS). “Di Singapura ada hampir 20 juta penarikan melalui ATM per bulan,” ungkap dia.

Memang, angka itu bagaimanapun tetap datar di Singapura karena populasinya tidak berkembang, dan hampir semua orang memiliki rekening bank.

Tetapi, negara-negara seperti Indonesia dan Thailand -yang jumlah penduduknya terus bertambah dan masih banyak yang belum memiliki rekening bank tradisional ataupun akses langsung ke layanan perbankan (unbanked) – jelas merupakan pasar yang sangat menggiurkan.

Jadi, “Kemungkinan masyarakat tanpa uang tunai masih berpuluh-puluh tahun lagi,” ujar Sivan.

Reporter SS. Kurniawan Editor S.S. Kurniawan

BISNIS START-UP

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=TDRHQ2B_E0I]

  1. Pendaki atap China terjatuh dari gedung 62 lantai
  2. Anies geram lihat keteledoran di Dukuh Atas
  3. Bitcoin tak khawatir dilarang oleh Bank Indonesia
  4. 5 orang terkaya di dunia
  5. Ini jawaban Djarot soal kenaikan dana parpol
  1. Bank Indonesia larang bitcoin mulai 2018
  2. PUPR minta publik untuk tak alergi reklamasi
  3. Anies tarik raperda dasar hukum Reklamasi Jakarta
  4. Aset Bos Pandawa disetor ke negara, nasabah riuh
  5. Haruskah ikut membeli bitcoin?

Feedback ↑ x Feedback ↓ x

Leave a Reply