PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Tuna melimpah, bisnis olahannya bergairah (1) Rabu, 19 Juli 2017 / 10:05 WIB
Kian berlimpah produksi perikanan dalam negeri, serta punya ikan tuna kualitas baik, mendorong perkembangan usaha olahan tuna. Seperti yang dilakoni Yoga Maylano asal Manado. Sebagai upaya untuk mengajak masyarakat untuk makan ikan, Yoga mengolah tuna menjadi sambal.
Mei 2017 lalu, dia meluncurkan Sambal Tuna. Pennjualannya pun laris. Dalam sehari, Yoga mengolah 8 kg daging tuna segar.
Ia juga masih mengandalkan cara tradisional untuk mengolah tuna. Yoga sama sekali tak menggunakan bahan pengawet. Meski begitu, produknya tahan sampai dua minggu setelah dibuka dan disimpan lemari pendingin.
Laki-laki berusia 27 tahun ini, membanderol harga produknya Rp 23.000 per botol untuk Sambal Tuna Original dan Rp 25.000 per botol untuk Sambal Tuna Pedas atau Crazy Tuna. "Setiap kali produksi langsung habis," katanya pada KONTAN, Kamis (13/7).
Konsumennya pun banyak berasal dari luar kota seperti Pontianak, Semarang, Yogya, dan sekitar Pulau Sulawesi. Bahkan, satu bulan terakhir ini, Yoga rutin mengirimkan produknya ke Malaysia. Asal tahu saja, olahan ikan tuna ini rupanya sudah menjadi menu kuliner khas Pacitan, Jawa Timur. Salah satu merek yang cukup dikenal adalah Tahu Tuna Pak Ran.
Di bawah naungan PT Eza Mandiri produk Tahu Tuna Pak Ran meluncur sejak 2009. Menurut Widat Mardika, Manajer Toko Tahu Tuna Pak Ran, usaha ini awalnya didirikan karena pasokan ikan yang melimpah pada 2008. Sebelum melakukan produksi tahu tuna pun, sang pemilik sudah mencoba menjajal bisnis olahan ikan berupa pepes dan ikan bakar. “Tahun 2007-2008 itu awal operasional Pelabuhan Pacitan yang baru. Pasokan ikan melimpah dan harganya murah,” tutur Widat.
Delapan tahun menekuni bisnis olahan tuna, Widat bilang potensi bisnis ini masih besar dan menjanjikan. Salah satu buktinya, dapat dilihat dari pelaku usaha olahan ikan tuna yang makin menjamur. “Yang terdaftar di paguyuban ada 89 penjual tahu tuna, yang tidak terdaftar ada lebih dari 100,” ujar Widat.
Saat ini, Tahu Tuna Pak Ran sendiri memproduksi hingga 1.500 bungkus setiap harinya. Dilihat dari jumlah ikan yang diolah, setidaknya ada 1,5-2 kwintal ikan tuna utuh yang diolah setiap harinya. Selain tahu tuna, tersedia juga produk olahan lain berupa bakso tuna, risoles ikan tuna, lumpia tuna, otak-otak tuna, dan pangsit/siomay tuna.
Produk olahan tuna di gerai Tahu Tuna Pak Ran dijual dengan harga berkisar Rp 5.000-Rp 9.000 per bungkus. Pemasaran dilakukan lewat gerai offline, website resmi, serta lebih dari 200 reseller yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Meski tak menyebut omzet, rata-rata 1.500 bungkus produksinya setiap harinya laris terjual.
(Bersambung)
Reporter Nisa Dwiresya Putri, Tri Sulistiowati Editor Johana K.
Tuna melimpah, bisnis olahannya bergairah (1)
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Tuna melimpah, bisnis olahannya bergairah (1) Rabu, 19 Juli 2017 / 10:05 WIB
Kian berlimpah produksi perikanan dalam negeri, serta punya ikan tuna kualitas baik, mendorong perkembangan usaha olahan tuna. Seperti yang dilakoni Yoga Maylano asal Manado. Sebagai upaya untuk mengajak masyarakat untuk makan ikan, Yoga mengolah tuna menjadi sambal.
Mei 2017 lalu, dia meluncurkan Sambal Tuna. Pennjualannya pun laris. Dalam sehari, Yoga mengolah 8 kg daging tuna segar.
Ia juga masih mengandalkan cara tradisional untuk mengolah tuna. Yoga sama sekali tak menggunakan bahan pengawet. Meski begitu, produknya tahan sampai dua minggu setelah dibuka dan disimpan lemari pendingin.
Laki-laki berusia 27 tahun ini, membanderol harga produknya Rp 23.000 per botol untuk Sambal Tuna Original dan Rp 25.000 per botol untuk Sambal Tuna Pedas atau Crazy Tuna. "Setiap kali produksi langsung habis," katanya pada KONTAN, Kamis (13/7).
Konsumennya pun banyak berasal dari luar kota seperti Pontianak, Semarang, Yogya, dan sekitar Pulau Sulawesi. Bahkan, satu bulan terakhir ini, Yoga rutin mengirimkan produknya ke Malaysia.
Asal tahu saja, olahan ikan tuna ini rupanya sudah menjadi menu kuliner khas Pacitan, Jawa Timur. Salah satu merek yang cukup dikenal adalah Tahu Tuna Pak Ran.
Di bawah naungan PT Eza Mandiri produk Tahu Tuna Pak Ran meluncur sejak 2009. Menurut Widat Mardika, Manajer Toko Tahu Tuna Pak Ran, usaha ini awalnya didirikan karena pasokan ikan yang melimpah pada 2008.
Sebelum melakukan produksi tahu tuna pun, sang pemilik sudah mencoba menjajal bisnis olahan ikan berupa pepes dan ikan bakar. “Tahun 2007-2008 itu awal operasional Pelabuhan Pacitan yang baru. Pasokan ikan melimpah dan harganya murah,” tutur Widat.
Delapan tahun menekuni bisnis olahan tuna, Widat bilang potensi bisnis ini masih besar dan menjanjikan. Salah satu buktinya, dapat dilihat dari pelaku usaha olahan ikan tuna yang makin menjamur. “Yang terdaftar di paguyuban ada 89 penjual tahu tuna, yang tidak terdaftar ada lebih dari 100,” ujar Widat.
Saat ini, Tahu Tuna Pak Ran sendiri memproduksi hingga 1.500 bungkus setiap harinya. Dilihat dari jumlah ikan yang diolah, setidaknya ada 1,5-2 kwintal ikan tuna utuh yang diolah setiap harinya. Selain tahu tuna, tersedia juga produk olahan lain berupa bakso tuna, risoles ikan tuna, lumpia tuna, otak-otak tuna, dan pangsit/siomay tuna.
Produk olahan tuna di gerai Tahu Tuna Pak Ran dijual dengan harga berkisar Rp 5.000-Rp 9.000 per bungkus. Pemasaran dilakukan lewat gerai offline, website resmi, serta lebih dari 200 reseller yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Meski tak menyebut omzet, rata-rata 1.500 bungkus produksinya setiap harinya laris terjual.
(Bersambung)
Reporter Nisa Dwiresya Putri, Tri Sulistiowati Editor Johana K.
USAHA IKM
Feedback ↑ x Feedback ↓ x