Bisnis kue kering merekah jelang Lebaran (2)

PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Bisnis kue kering merekah jelang Lebaran (2) Kamis, 15 Juni 2017 / 14:25 WIB Bisnis kue kering merekah jelang Lebaran (2)

JAKARTA. Jika bertandang ke rumah sanak saudara atau kerabat saat Lebaran, tak afdol rasanya jika belum mencicipi suguhan kue Lebaran. Selain sajian cake, biasanya kue-kue kering menjadi penganan wajib yang dihidangkan saat Idul Fitri. Jenis-jenis kue kering yang disajikan pun biasanya sudah bisa Anda tebak.

Ya, siapa yang tak kenal dengan kelezatan nastar, kastengel yang gurih, atau kue putri salju berselimut gula putih nan tebal. Belum lagi kue lidah kucing berwarna warni yang sungguh menarik perhatian. Umumnya, jenis kue kering ini menjadi pilihan wajib yang menghias meja-meja saat momen lebaran.

BACA JUGA :

Nyatanya, hingga kini, jenis-jenis kue tersebut masih terbilang paling laris. Seperti yang diungkapkan oleh Nurjannah, Managing Director Barikly Cookies. “Hampir semua jenis permintaannya naik, tapi yang biasanya sampai kehabisan adalah nastar, putri salju dan kue coklat,” tuturnya.

Di gerai daringnya, Barilky menawarkan 27 jenis kue kering. Selain jenis-jenis kue yang sudah akrab, seperti nastar dan kestengel, beberapa diantaranya adalah jenis baru.

Salah satu kue jenis baru yang terlaris adalah kue kering green tea dan coklat almond. Menurut Nurjannah, tren varian kuliner green tea yang naik daun dalam beberapa tahun terakhir ini turut memengaruhi larisnya jenis kue kering ini.

Selain penjualan kue reguler, Nurjannah juga menyiapkan paket-paket hampers Lebaran. Ia mengemas hampers ini mulai dari yang termurah Rp 175.000 berisi tiga toples kue kering. Sementara itu, hampers termahal ada di harga Rp 435.000 dengan isi empat toples ukuran 0,5 kilogram.

Di sisi lain, Liche Lidiawati, Pemilik Yorya tidak menyiapkan hampers khusus pada Lebaran kali ini. Namun, dia bisa membungkus sebagai hampers jika ada pesanan. menuhi permintaan custom dari pelanggan. "Tinggal pilih kuenya apa saja, lalu kami akan kemas," katanya.

Dia mengaku setiap tahun tidak mampu mengikuti peningkatan permintaan yang sekitar 30% karena terbatasnya jumlah tenaga kerja. Maklum, sebagian besar proses produksi kue kering ini masih homemade.

Meski menyadari bahwa pengusaha yang terjun dalam bisnis kue kering makin banyak, Liche tidak khawatir. Untuk mempertahankan usahanya, dia konsisten menggunakan bahan baku berkualitas dan tidak menggunakan bahan pengawet.

Meski begitu, kue buatannya bisa tahan sampai delapan bulan. Liche pun menjamin rasa tak berubah.

Namun, supaya tetap bisa bersaing, dia harus rela memangkas porsi keuntungan bersih yang didapatkan. "Dulu jaman saya pertama kali bisnis kue belum ada saingannya, margin bisa besar sekarang jadi turun," katanya sambil tertawa. Sayangnya, dia enggan menyebutkan nilai keuntungan yang didapatkan.

(Selesai)

Reporter Nisa Dwiresya Putri, Tri Sulistiowati Editor Havid Vebri

USAHA IKM

  1. Berseteru, PM Singapura diserang adik-adiknya
  2. KBLI akan akuisisi 60% saham Langgeng Bajapratama
  3. Kejar Rp 90 triliun, Pajak bedah data tax amnesty
  4. IHSG cetak rekor baru, meroket 1,49%
  5. Meski inflasi turun, Fed tetap kerek suku bunga
  1. UMKM siap cegah Pajak buka rekening nasabah
  2. Kirim SMS ke Kejagung, Polisi periksa Hary Tanoe
  3. Kejar Rp 90 triliun, Pajak bedah data tax amnesty
  4. Istana bantah ada kenaikan tarif dasar listrik
  5. Polisi: Surat perintah pengamanan Rizieq, hoaks!

Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]

Leave a Reply