Cocolan batagor tak lagi nendang

PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Cocolan batagor tak lagi nendang Jumat, 10 November 2017 / 13:10 WIB Cocolan batagor tak lagi nendang

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Selain siomay, nasi goreng, bakso atau ketoprak, batagor menjadi salah satu makanan favorit banyak orang. Tak percaya, coba lihat di sekitar komplek perumahan, di sekolah, di area parkir mini market, atau di jalan-jalan, pasti kita akan menjumpai kedai atau gerobak yang menjajakan makanan asal ranah Sunda tersebut.

Malah sajian ini juga sudah nongkrong di gedung perkantoran, pusat belanja hingga hotel berbintang. Maklum, makanan dengan sebutan bakso tahu goreng alias batagor tersebut punya rasa yang gurih dan lezat. Apalagi ditaburi dengan bumbu kacang.

Tak heran bila para pengusaha batagor pun banyak yang menawarkan program kemitraan. Dengan harapan tawaran mitra bisnis ini mendapat sambutan hangat lantaran potensi pasar yang masih terbuka.

KONTAN pernah mengulas program kemitraan batagor kurang lebih satu tahun yang lalu. Nah saat sekarang, apakah tawaran kemitraan dengan skema waralaba tersebut masih menjanjikan hingga kini. Untuk mengetahuinya, KONTAN mengulas tiga program kemitraan batagor. Yakni Batagor Abuy, Hanimun, dan Batagor Cuplis. Berikut ulasannya.

Batagor Abuy

Adalah Siau Tjhun Bui yang merintis usaha kuliner sejak tahun 1983 dengan nama Batagor Abuy di Bandung. Secara perlahan, Batagor Abuy menjadi salah satu batagor terlaris di Bandung.

Setelah lama eksis dan banyak peminat, Siau Tjhun, mulai memberanikan diri membuka tawaran kemitraan camilan tersebut sekitar empat tahun yang lalu.

Saat menawarkan program kemitraan, Siau Tjhun memberi tantangan bagi para mitra untuk menjadi reseller terlebih dahulu. Bila saban hari calon mitra sanggup menjual batagor 100 porsi per hari dan terus mengalami lonjakan, maka calon mitra bisa menjadi mitra.

Saat KONTAN ulas pada tahun 2015 lalu, jumlah mitra yang bergabung ada 10 mitra dengan lokasi gerai semuanya ada di Kota Kembang. Begitu pula dengan para penjual (reseller) Batagor Abuy yang ada lima penjual juga ada di Bandung.

Selang dua tahun, tidak ada perubahan yang berarti. Jumlah mitra dan reseller pun masih sama dengan sebelumnya. "Kami memang membatasi dan selektif sehingga, tidak semua orang yang ingin menjadi mitra kami terima," kata Frans Sanjaya, pemegang cabang sekaligus anak dari Siau Tjhun Bui kepada KONTAN.

Yang berbeda adalah dari sisi harga. Bila sebelumnya harga Batagor Abuy sekitar Rp 8.000 per porsi, maka kini sudah naik menjadi Rp 10.000 per porsi sejak tujuh bulan yang lalu. Penyebabnya tak lain karena adanya kenaikan bahan baku yang membuat Frans harus mengerek harga jual.

Sayang, Frans tidak mengetahui secara persis omzet seluruh cabang dan reseller Batagor Abuy. Ia cuma tahu omzet dari 10 cabang Batagor Abuy, yakni rata-rata antara Rp 5 juta sampai Rp 10 juta per bulan.

Omzet yang tidak terbilang ciamik tersebut terjadi lantaran persaingan bisnis kuliner di Bandung saat ini sudah begitu sangat ketat. Saat ini saja, kedai makanan dan minuman di Kota Persib tersebut sudah menjamur di mana-mana.

Meski begitu, Frans tidak patah semangat. Ia punya resep untuk tetap menjaga kualitas produk Batagor Abuy supaya tetap terjaga dan tetap dibeli konsumen. Misalnya tetap memakai ikan tenggiri yang berkualitas.

Malah, tahun depan Frans menargetkan ingin membuka cabang baru dengan konsep ala kafe. Supaya bisa menjangkau kaum milenial. Sayang, ia tidak merinci target jumlah gerai dan soal lokasi dari gerai Batagor Abuy yang baru tersebut. Yang jelas, hingga kini, Batagor Abuy masih dicari pelanggan dan juga pelancong.

Selanjutnya Halaman 1 2 3 4 Reporter Mia Chiara, Tri Sulistiowati, Venny Suryanto, Yovi Syarifa Editor Johana K.

REVIEW WARALABA

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=GDUlEJF8ZHg]

  1. Paradise Papers: Menguak hutan gundul di Indonesia
  2. Lika-liku raja tandon air di tanah air
  3. Inilah 10 anak BUMN yang siap IPO di 2018
  4. Kesal, Taufik minta Anies pecat Kadis Damkar
  5. Pemerintah akui perlambatan daya beli
  1. Well Harvest ekspor 1,1 juta ton alumina
  2. Prabowo dan dua tokoh disebut dalam Paradise Paper
  3. http://industri.kontan.co.id/news/investor-malaysia-cari-rekanan-bisnis-di-indonesia-1
  4. Nasabah Reliance menunggak Rp 464,3 miliar
  5. Registrasi nomor hp ke pedagang rawan kebocoran

Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]

Leave a Reply