Gigit peluang menu pisang kekinian

PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Gigit peluang menu pisang kekinian Selasa, 21 November 2017 / 11:15 WIB Gigit peluang menu pisang kekinian

KONTAN.CO.ID – Istilah zaman now atau kekinian memang lagi ngetren. Tak cuma sebatas tren gaya hidup saja tapi juga makanan. Salah satunya adalah panganan pisang.

Biasanya kita mengenal makanan berbahan dasar pisang, yakni pisang goreng. Namun kini, pisang goreng bisa tersaji dengan beragam taburan atau topping. Ada keju, cokelat lumer dan lainnya. Nah, olahan pisang goreng gaya baru ini disebut banana nugget.

Potensi bisnis itulah yang membuat Jane Puspa berani berbisnis banana nugget dengan label The Bana Boo pertengahan tahun ini.

Kini, gerai pisang kekinian ini sudah punya sembilang cabang yang tersebar di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bogor. "Karena peminatnya banyak, saya buka saja kemitraan," ucap Jane.

Ia lantas menawarkan kemitraan The Bana Boo, September lalu. Dengan paket investasi Rp 50 juta, mitra akan mendapat fasilitas kerjasama merek selama tiga tahun, satu unit booth khas The Bana Boo, peralatan masak lengkap, kemasan, media promosi, bahan baku awal, desain interior ala The Bana Boo, perlengkapan usaha serta pelatihan karyawan.

Selain tempat usaha, mitra juga harus menyiapkan tenaga kerja. Bila kesulitan, barulah pihak The Bana Boo yang akan membantu.
Mitra sendiri tidak dipungut biaya royalti per bulan. Namun wajib membeli bahan baku utama berupa olahan pisang ke pusat. Sedangkan untuk topping, mitra bisa membeli di tempat lain.

Jane mengklaim, The Bana Boo punya adonan banana nugget yang renyah di luar, serta lembut di dalam. Sedangkan bahan dasar camilan ini adalah pisang kepok dan pisang raja. "Kami memakai bahan pisang yang ada. Terkadang pisang kepok, jika pisang raja lebih sulit didapatkan," tuturnya.

Harga The Bana Boo antara Rp 20.000 sampai Rp 30.000 per kotak dengan isi antara 10 sampai 12 pisang. Adapun taburan di pisang kekinian ini antara lain choco oreo, matcha, cookies n cream, red velvet oreo, triple choco, matcha cheese, white almond, dan masih ada lainnya.

Dalam sehari, gerai The Bana Boo bisa menjual minimal 100 kotak. Jumlah tersebut pasti meningkat dua kali lipat tiap akhir pekan. Praktis, The Bana Boo bisa mengantongi omzet Rp 60 juta-Rp 80 juta per bulan. Dengan omzet tersebut, mitra diperkirakan bisa balik modal pada bulan ke empat atau ke lima.

Saat ini, Jane tengah menunggu realisasi dari empat calon mitranya. Tahun depan, ia targetkan bisa ada tambahan 10 mitra lagi.

Konsultan Waralaba dari Ben WarG Consulting, Bije Widjajanto mewanti-wanti bagi para mitra yang tertarik dengan bisnis yang baru berjalan, termasuk yang mengambil kemitraan The Bana Boo. "Masih belum ketahuan apakah usaha tersebut masih bisa bertahan di pasar konsumen atau justru tidak," ucapnya.

Reporter Elisabeth Adventa Editor Johana K.

0

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=f7snp7QHGlE]

  1. BREAKING NEWS: Kejagung tahan Edward Soeryadjaja
  2. Holding, BNI garap konsumer, Mandiri koporasi
  3. Pajak kendaraan memukul bisnis alat berat
  4. Calon Dirjen Pajak baru, nama eselon II mencuat
  5. Analis: IHSG sudah kemahalan
  1. PLN siap tanggung biaya ganti MCB
  2. Fahri: Saya tidak percaya, kita semua sudah gila
  3. Alasan pemerintah gelar pengampunan pajak jilid 2
  4. Ini 9 buku investasi rekomendasi Warren Buffett
  5. Tarif tol ruas Cikupa-Merak naik per 21 November

Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]

Leave a Reply