PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Ketika bakso dan cilok diracik di satu mangkuk Selasa, 23 Mei 2017 / 17:32 WIB
JAKARTA. Siapa tak kenal bakso? Kudapan ini sangat populer di lidah masyarakat Indonesia. Tidak mengherankan, meski gerai lama masih kokoh berdiri, banyak juga pemain baru yang mencoba mengais peluang.
Salah satunya adalah Teguh W Wijaya yang mengusung brand Baslok di Sidoarjo, Jawa Timur. Baslok adalah bakso cilok.
Mendirikan usaha awal tahun 2017, kini gerai pribadinya sudah ada tiga di Surabaya. Lantaran mendapat respon positif dari konsumen, dua bulan kemudian Teguh menawarkan kemitraan usaha.
Kendati tergolong baru, saat ini sudah ada 12 gerai milik mitra di Jabodetabek. Sampai akhir tahun, dia menargetkan bakal membuka 100 gerai milik mitra. Makanya, saat ini dia getol ikut dalam berbagai ajang pameran.
Dia mengaku, potensi usaha makanan ini sangat besar karena dapat dikonsumsi oleh semua kalangan. Lagi pula, harga produknya pun relatif bersahabat di dompet, yakni hanya Rp 4.000 per porsi (isi lima biji). "Kelebihannya kami menggunakan daging sapi dan mengemasnya seperti cilok," katanya pada KONTAN, Jumat (19/5).
Baslok menawarkan kerjasama dengan investasi Rp 5 juta, fasilitas yang didapatkan mitra adalah satu unit booth, perlengkapan memasak, bahan baku awal 100 biji bakso, branding, dan perlengkapan tambahan lainnya.
Kemitraan ini tidak memungut biaya royalti mau pun franchise fee. Namun, guna menjaga kualitas produk agar tidak menurun, mitra wajib mengambil pasokan bakso dari pusat.
Teguh menjamin distribusi produk tidak bakal telat sampai ke mitra karena mereka memiliki distributor yang berada di dekat lokasi mitra. Sampai sekarang sudah ada dua distributor yang berada di Bekasi dan Bandung, Jawa Barat.
Berdasarkan perhitungannya, mitra hanya membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk balik modal. Dengan catatan, mitra setiap hari dapat menjual sekitar 50-100 cup. Bila dikalkulasi, omzet setiap hari mencapai
Rp 400.000. Setelah dikurangi biaya bahan baku dan operasional, porsi laba bersih yang didapatkan mitra sekitar 50% dari omzet.
Agar target tercapai, mitra harus memilih tempat berjualan di lokasi-lokasi yang strategis dan ramai lalu lalang orang. Ia sendiri menargetkan bisnisnya masih terus bertumbuh.
Ketika bakso dan cilok diracik di satu mangkuk
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Ketika bakso dan cilok diracik di satu mangkuk Selasa, 23 Mei 2017 / 17:32 WIB
JAKARTA. Siapa tak kenal bakso? Kudapan ini sangat populer di lidah masyarakat Indonesia. Tidak mengherankan, meski gerai lama masih kokoh berdiri, banyak juga pemain baru yang mencoba mengais peluang.
Salah satunya adalah Teguh W Wijaya yang mengusung brand Baslok di Sidoarjo, Jawa Timur. Baslok adalah bakso cilok.
Mendirikan usaha awal tahun 2017, kini gerai pribadinya sudah ada tiga di Surabaya. Lantaran mendapat respon positif dari konsumen, dua bulan kemudian Teguh menawarkan kemitraan usaha.
Kendati tergolong baru, saat ini sudah ada 12 gerai milik mitra di Jabodetabek. Sampai akhir tahun, dia menargetkan bakal membuka 100 gerai milik mitra. Makanya, saat ini dia getol ikut dalam berbagai ajang pameran.
Dia mengaku, potensi usaha makanan ini sangat besar karena dapat dikonsumsi oleh semua kalangan. Lagi pula, harga produknya pun relatif bersahabat di dompet, yakni hanya Rp 4.000 per porsi (isi lima biji). "Kelebihannya kami menggunakan daging sapi dan mengemasnya seperti cilok," katanya pada KONTAN, Jumat (19/5).
Baslok menawarkan kerjasama dengan investasi Rp 5 juta, fasilitas yang didapatkan mitra adalah satu unit booth, perlengkapan memasak, bahan baku awal 100 biji bakso, branding, dan perlengkapan tambahan lainnya.
Kemitraan ini tidak memungut biaya royalti mau pun franchise fee. Namun, guna menjaga kualitas produk agar tidak menurun, mitra wajib mengambil pasokan bakso dari pusat.
Teguh menjamin distribusi produk tidak bakal telat sampai ke mitra karena mereka memiliki distributor yang berada di dekat lokasi mitra. Sampai sekarang sudah ada dua distributor yang berada di Bekasi dan Bandung, Jawa Barat.
Berdasarkan perhitungannya, mitra hanya membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk balik modal. Dengan catatan, mitra setiap hari dapat menjual sekitar 50-100 cup. Bila dikalkulasi, omzet setiap hari mencapai
Rp 400.000. Setelah dikurangi biaya bahan baku dan operasional, porsi laba bersih yang didapatkan mitra sekitar 50% dari omzet.
Agar target tercapai, mitra harus memilih tempat berjualan di lokasi-lokasi yang strategis dan ramai lalu lalang orang. Ia sendiri menargetkan bisnisnya masih terus bertumbuh.
Reporter Tri Sulistiowati Editor Havid Vebri
USAHA IKM
Feedback ↑ x Feedback ↓ x