Kian pedas cuan kripik balado usai Hari Raya

PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Kian pedas cuan kripik balado usai Hari Raya Selasa, 04 Juli 2017 / 17:26 WIB

JAKARTA. Meski rasanya pedas, kripik balado mampu membuat orang ketagihan. Inilah yang membuat kripik balado begitu digemari. Makanan ini sudah dikenal sebagai buah tangan khas Sumatra Barat sejak puluhan tahun silam. Hingga momen lebaran 2017 ini, kripik balado masih saja diburu sebagai bawaan untuk perantauan.

"Orang Minang yang merantau kan banyak yang pulang kampung, jadi banyak yang bawa sebagai oleh-oleh, " tutur Christine Hakim, pemilik usaha kripik balado Christine Hakim. Diwawancarai KONTAN, Sabtu (1/7/2017), Christine bilang tokonya mencatat kenaikan penjualan hingga sepuluh kali lipat dibandingkan hari biasa.

Pada hari biasa, ia memproduksi 300 kilogram (kg) kripik balado. Produksi dilakukan di salah satu gerai Christine Hakim di Padang. "Untuk 10 hari lebaran ini saja, kami sudah habiskan 10 ton kripik balado, " ujar Christine.

Permintaan yang tinggi saat Lebaran, tak mempengaruhi harga jual kripik balado Christine Hakim. Setiap setengah kilogram kripik balado dijual Christine dengan harga Rp 45.000. "Memang beberapa waktu lalu ada kenaikan harga, itu karena perbaikan pembayaran pajak setelah amnesti, " jelas Christine.

Selain kripik balado, Christine juga menjual 500 item makanan khas Sumatera Barat lainnya. Beberapa jenis yang turut jadi andalan antara lain karak kaliang dan dakak-dakak asal Payakumbuh, kipang kacang, serta keripik talas. Semuanya bisa diperoleh di gerai offline maupun toko daring resmi milik Christine Hakim.

Pelaku usaha lain yang juga turut panen saat lebaran adalah Sagita Dwi Putri. Ia kini mengelola toko kripik balado Putri Chaniago yang sudah ada sejak 20 tahun lalu. Memiliki 2 gerai yang berpusat di Payakumbuh, Putri juga pasarkan kripik balado via media sosial. "Kami juga pasok ke distributor yang ada di Payakumbuh," jelas Putri.

Pada hari biasa Putri memproduksi kurang lebih 2 ton produk oleh-oleh. Sekitar 500 kg diantaranya adalah kripik balado, baik yang menggunakan cabe merah maupun cabe hijau. "Sejak 15 hari setelah pertama puasa, produksi kita meningkat jadi 2,5-3 ton per hari," tutur Putri.

Memang, sejak pertengahan Ramadhan putri sudah mempersiapkan penjualan kripik. Ragam kripik balado yang dijadikan oleh-oleh memang cukup tahan lama. Putri bilang, kripik yang ia jual bisa tahan hingga dua bulan.

Tutup di hari lertama Lebaran, Putri baru mulai berjualan sehari setelah Idul Fitri. Ia bilang, selama momen Lebaran, ia bisa menjual minimal 100 kg kripik balado dalam satu hari. Kripik ini ia jual dengan harga Rp 60.000 per kg.

Selain dibanjiri pesanan, kripik balado di lebaran kali ini juga diburu oleh para pendatang yang sedang menghabiskan masa liburan sekolah. "Biasanya akan sepi kalau sudah dekat tanggal masuk sekolah, " ujar Putri.

Reporter Nisa Dwiresya Putri Editor Havid Vebri

USAHA IKM

  1. Hary Tanoe diperiksa sebagai tersangka hari ini
  2. ROTI catatkan penurunan laba 67%
  3. Kasus e-KTP, Ganjar Pranowo kembali diperiksa KPK
  4. Hary Tanoe tak hadiri panggilan Bareskrim
  5. Politikus AS prediksi kejatuhan bursa saham
  1. GNPF temui Jokowi, Polisi tetap usut kasus Rizieq
  2. ROTI catatkan penurunan laba 67%
  3. Mendadak, Jokowi temui GNPF-MUI
  4. Sandiaga Uno siap tampung ide AHY untuk Jakarta
  5. Kejagung: Hary Tanoe sudah jadi tersangka

Feedback ↑ x Feedback ↓ x

Leave a Reply