Lemang dan kerang hidupkan wisata kuliner Medan

PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Lemang dan kerang hidupkan wisata kuliner Medan Kamis, 05 Oktober 2017 / 16:10 WIB Lemang dan kerang hidupkan wisata kuliner Medan

KONTAN.CO.ID – Menjelajah Medan serasa tiada batas. Selain bangunan tua dan kemegahan Istana Maimun, tak lengkap rasanya jiga belum mencicipi kuliner tanah Melayu Deli ini.

Makanan yang wajib dicoba saat berkunjung adalah kerang rebus. Penampilannya memang tak jauh berbeda dengan sajian kerang rebus di sejumlah kota, perbedaan baru terasa ketika mencocol sambalnya.

Rasanya unik, karena merupakan perpaduan kacang, nanas, saos dan sambal hijau. Pedas yang menggigit membuat ketagihan untuk terus mencocol kerang ke sambal. Kudapan ini mudah Anda temukan pada malam hari.

Agustina, pemilik salah satu warung kerang rebus di jalan Simpang Limun, Kota Medan mengatakan, banyak wisatawan yang menjajal menu ini. Perempuan berhijab ini mengaku, dalam semalam mengolah 30 kg-40 kg kerang.

Harga seporsi kerang dara rebus ini Rp 10.000 per porsi. Agustina mengambil kerang dari sejumlah daerah, seperti Percut, Pancing dan Belawan. Meski pasokan sulit, seperti saat bulan purnama, dia enggan mengerek harga.

Asal tahu saja, usaha kerang ini merupakan bisnis keluarga. Mulanya, ayah Agustina yang membuka gerai keras rebus ini. Lantas, diwariskan kepada anak-anaknya, termasuk Agustina. Warung kerang rebus ini sudah berdiri sejak 1978.

Kuliner Medan lainnya yang sayang untuk dilewatkan adalah lemang. Rasa gurih campuran ketan dengan kelapa serta olesan selai srikaya membuat rasanya makin nikmat dan pas menjadi pengisi perut di sore atau malam hari.

Makanan ini cukup mudah ditemukan di kota Medan. Hampir di sepanjang jalan, terutama dekat pasar, terdapat penjual lemang gerobakan. Tapi, bila ingin menemukan penjual lemang yang membakar langsung di gerainya, Anda bisa harus berkendara menuju Perbaungan arah ke Tebing Tinggi.

Rosminah penjual lemang di Simpang Golden, Medan mengaku makanan ini akan lebih banyak dicari saat bulan Ramadhan. Sebab, kudapan ini banyak menjadi pembuka atau tak'jil.

Saat momen hari raya Idul Fitri dan Liburan, dia juga panen pembeli. Banyak pelancong yang datang, otomatis penjualan meningkat drastis. Sedangkan, pada hari-hari biasa perempuan berhijab ini hanya bisa menjual sekitar dua sampai tiga batang lemang.

"Saat ini penjualan terus turun, sudah tidak seramai dulu," katanya pada KONTAN. Harganya pun dibandrol Rp 25.000 (setengah batang lemang dan satu porsi selai srikaya).

Lemang yang lezat ini dimasak cukup lama. Butuh waktu sekitar empat jam dan semuanya masih dilakukan dengan cara manual. Biasanya, makanan ini dimasak pada pagi hari dan dijual pada sore hingga malam hari.

Bila tak laku dijual, mau tak mau dia harus membuangnya dan memasak lemang yang baru. Pasalnya, Rosmniah tak pernah menambahkan pengawet dalam membuat lemang.

Reporter Tri Sulistiowati Editor Johana K.

PELUANG USAHA

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=NlBJJUu7JsQ]

  1. Ini dia headset bluetooth jagoan Sennheiser
  2. Makin tekor, BPJS Kesehatan diramal merugi Rp 10 T
  3. Berkat saham PADI, Setiawan untung Rp 1,9 triliun
  4. Cerita Jokowi berjalan kaki hadiri HUT TNI Ke-72
  5. Ini perusahaan asuransi penguasa pasar Indonesia
  1. Kadin minta Jokowi revisi aturan pesangon
  2. Hari ini, Menteri Siti cabut sanksi amdal Pulau G
  3. Luhut dan Siti beri lampu hijau reklamasi Pulau G
  4. Pemerintah pastikan cabut moratorium Pulau G
  5. Proyek Pulau G segera hidup lagi, tapi ada syarat

Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]

Leave a Reply