Melirik tren fesyen kulit organik

PELUANGUSAHA / PELUANG USAHA Melirik tren fesyen kulit organik Sabtu, 19 Mei 2018 / 11:05 WIB Melirik tren fesyen kulit organik

KONTAN.CO.ID – Selamatkan bumi dari kerusakan lingkungan. Jargon ini belakangan sering dikampanyekan berbagai komunitas diseluruh belahan dunia.

Seolah mendapatkan peluang, serta keinginan untuk berpartisipasi dalam kampanye tersebut, banyak pengusaha menciptakan produk ramah lingkungan. Seperti Hari Prastyo asal Magetan, Jawa Timur yang membuat produk fesyen berbahan material kulit organik.

Kulit organik yang dimaksud adalah kulit sapi yang diolah menggunakan kulit kayu akasia, sehingga limbah yang dihasilkan aman untuk lingkungan karena sudah tidak mengandung unsur kimia berbahaya. Selain menghasilkan limbah yang aman, kulit organik mempunyai karakter lebih halus. Proses finishing juga lebih cepat serta mudah dibentuk dalam berbagai model.

Untuk memberikan nilai lebih pada produk yang diberi nama Lawhill ini, Hari menggunakan cara tradisional pada setiap pembuatan produknya. Ambil contoh, untuk dompet masih dijahit secara manual.

Hari menyadari, produk ramah lingkungan dan buatan tangan (handmade) kini mulai banyak mendapatkan perhatian pasar. Maklum, konsumen kini punya rasa peduli yang bersar terhadap barang yang digunakan. Selain dompet, Lawhill juga memproduksi ikat pinggang, dompet koin, dompet kartu nama, dan aksesoris fesyen dengan ukuran kecil lainnya.

Menyasar segmen konsumen kelas menengah, Hari membanderol produk Lawhill mulai dari Rp 125.000 sampai Rp 2 jutaan per unit. Hingga saat ini, konsumennya masih didominasi oleh pasar dalam negeri.

Karena masih menggunakan cara tradisional, dalam sebulan total produksinya hanya sekitar 30 sampai 60 item. Hari mempekerjakan tiga karyawan untuk memproduksi aneka kerajinan kulit ini.

Pengusaha lainnya yang menggunakan material kulit organik adalah Linda Nurlaila pemilik Kannai asal Yogyakarta. Dia menggunakan bahan organik untuk produk tas ciptaannya.

"Jumlah produksi saya memang tidak besar tapi dengan menggunakan kulit organik saya ikut membantu menjaga lingkungan dari pencemaran limbah kimia," katanya pada KONTAN.

Tidak hanya menggunakan bahan baku organik, ibu tiga anak ini juga menambah nilai keunikan produknya dengan menggunakan lukisan yang dibuat oleh tangan pelukis profesional. Sehingga, setiap produk memiliki desain lukis yang berbeda-beda.

Menyasar konsumen kelas menengah atas, harga produknya dipatok mulai dari Rp 1 juta sampai Rp 2,5 juta per unit. Konsumennya kebanyakan masih berasal dari pasar dalam negeri.

Juga mengandalkan keahlian tangan dalam produksi, dalam sebulan Linda hanya memproduksi sekitar 60 unit. Seluruh produksinya selalu terjual habis.

Selanjutnya Halaman 1 2 Reporter: Tri Sulistiowati
Editor: Johana K.

BISNIS FESYEN

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=E4Y-jxDz90M] Komentar KONTAN TV Hubungi Kami Redaksi : Gedung KONTAN,
Jalan Kebayoran Lama No. 1119 Jakarta 12210.
021 5357636/5328134
moderator[at]kontan.co.id
Epaper[at]kontan.co.id Iklan : Gedung KOMPAS GRAMEDIA Unit 2
Lt 2 Jl. Palmerah selatan 22-28
Jakarta Selatan 10740.
021 53679909/5483008 ext 7304,7306 2018 © Kontan.co.id All rights reserved Sitemap | Profile | Term of Use | Pedoman Pemberitaan Media Siber | Privacy Policy

diagnostic_api_kiri = 0.0005 || diagnostic_api_kanan = || diagnostic_web = 0.2499

Close [X] ×

Leave a Reply